Publish : Februari 2020

Deskripsi :

Dalam media massa, keberadaan bahasa tak lagi sebagai alat untuk
menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan makna citra suatu realitas media yang akan muncul di benak khalayak. Penelitian ini bertujuan untuk membedah sikap Detik.com dan Tribunnews.com pada pemberitaan kasus pelecehan seksual melalui jurnalisme berperspektif gender. Sensifitas gender tersebut akan di analisis berdasarkan kecenderungan media dalam menyertakan ideologi gender tertentu sehingga sedikit banyak mempengaruhi konstruksi realitas pemberitaan yang dibentuk oleh kedua media online tersebut. Untuk melihat kecenderungan tersebut peneliti menggunakan analisis framing model Pan
dan Kosicki yang menguraikan teks berita melalui elemen sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Detik.com membingkai berita kasus pelecehan seksual dari perspektif yang lebih adil dengan menerapkan jurnalisme berperspektif gender dalam kebijakan redaksional yang membela korban.

Pemilihan kosakata Detik.com terlihat tidak menggunakan kata-kata yang berbumbu. Pemberitaan juga mengungkap fakta-fakta yang dianggap penting tentang peristiwa kejahatan terjadi. Sehingga para pembaca bisa masuk kedalam persoalan dengan berempati pada korban seperti yang dijabarkan pada unsur Tematik. Sedangkan, Tribunnews.com cenderung kurang berpihak pada korban karena memaparkan berita secara sensasional yang malah mengobjektifasi korban lagi, sehingga menjadikannya korban untuk kedua kalinya. Seperti pada unsur Retoris, Tribunnews.com dinilai terlalu berani dalam ‘bermain-main’ dengan kosakata hingga memuat diksi-diksi sensitif. Seperti, kata onani, gituan, pantat. Pembingkaian sedemikian rupa yang dilakukan Tribunnews.com tak jauh dari dampak konglomerasi media yang memicu terjadinya komersialisasi.

Universitas Esa Unggul

Penulis :

Suci Rezeki Aulia

Download :