Foto: Sentra Vaksinasi Covid-19 di Universitas Esa Unggul

Esaunggul.ac.id, Jakarta – Belakangan ini telah beredar hasil penelitian yang menunjukkan lebih dari dua pertiga dari semua efek samping vaksin COVID-19, antara lain demam, sakit kepala dan kelelahan, dikaitkan dengan efek nocebo. Sebetulnya, seperti apa fenomena nosebo dan kaitannya dengan efek samping ataupun kejadian ikutan pasca imunisasi tersebut?

Guru Besar bidang Mikrobiologi dan Bioteknologi dari Prodi Farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jakarta, Prof. Dr. Maksum Radji, M.Biomed., Apt., menjelaskan bahwa efek nosebo merupakan efek yang berlawanan dengan efek placebo. Efek plasebo adalah efek yang terjadi ketika seorang menerima laturan pembanding vaksin atau obat yang tidak mengandung senyawa aktif secara terapetik. Misalnya dalam sebuah uji klinik tertentu, sebagai suatu pembanding efektivitas sebuah vaksin atau sediaan farmasi, maka seseorang atau kelompok sukarelawan diberikan suntikan yang hanya mengandung pelarut atau plasebo, yang tidak mengandung senyawa berkhasiat. Tetapi larutan plasebo ini menghasilkan efek positif secara farmakologis. Sedangkan efek nosebo adalah kebalikan dari efek Plasebo. Pada efek nosebo, pasien mengalami efek samping yang dirasakannya merugikan, meskipun secara farmakologis seharusnya larutan yang diberikan tidak menimbulkan efek tersebut. Artinya, walaupun sediaan pembanding yang diberikan tidak mengandung senyawa berkhasiat akan tetapi pada orang-orang tertentu dapat menimbulkan efek positif atau efek negatif. Efek negatif berupa keluhan efek samping yang tidak diharapkan ini yang dikenal dengan efek nosebo. Fenomena tersebut menjadi perhatian, setelah studi baru melaporkan bahwa hampir dua pertiga dari dampak negatif akibat vaksinasi COVID-19 merupakan efek nosebo.

Maksum melanjutkan, dilansir dari JAMA (Journal of the American Medical Association), yang diterbitkan pada 18 Januari 2022 yang lalu, dilaporkan bahwa berdasarkan data yang dianalisis dari 12 penelitian uji klinis vaksin COVID-19, yang dilakukan terhadap 22.578 orang sukarelawan penerima plasebo dan 22.802 orang penerima vaksin COVID-19, menunjukkan adanya efek samping vaksin yang merupakan efek nosebo, antara lain gejala demam, sakit kepala, kelelahan, dan keluhan lainnya.

Penyebab Efek Nosebo

Menurut Maksum, efek nosebo terjadi ketika seseorang mengalami efek samping yang tidak menyenangkan, padahal sebetulnya substansi yang diberikan tidak mengandung senyawa berkhasiat yang memiliki efek farmakologis.

Maksum menegaskan bahwa efek nosebo yang dikaitkan dengan vaksin COVID-19 ini terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor antara lain faktor psikologis dan neurobiologis. Sehingga efek nosebo muncul karena pengaruh pikiran atau kekhawatiran yang berlebihan terhadap adanya efek samping yang akan timbul.

“Intinya adalah efek nosebo bukan benar-benar merupakan efek vaksin COVID-19, karena efek nocebo dapat muncul akibat sugesti atau ketakutan seseorang. Misalnya, bila seseorang yang baru mendapatkan suntikan vaksin COVID-19, mendadak ia merasakan adanya efek samping, manakala diberitahu apa saja gejala yang sering muncul setelah divaksinasi. Sehingga bisa saja gejala nonspesifik yang muncul seperti rasa sakit kepala dan kelelahan setelah vaksinasi COVID-19 tersebut hanyalah sensasi yang dikaitkan dengan vaksin”, tambahnya.

Perlukah Memberitahukan Efek Nosebo dari Vaksinasi COVID-19

Maksum menjelaskan bahwa sepanjang disampaikan dengan tepat, memberi tahu publik tentang efek nosebo tersebut dapat dilakukan, sehingga dapat mengurangi keraguan ataupun kekhawatiran masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19.

“Mengingat bahwa banyaknya informasi yang keliru atau informasi negatif tentang keamanan dan efek samping vaksin COVID-19 yang beredar selama ini, maka memberikan informasi dan edukasi yang tepat serta bijak kepada masyarakat akan pentingnya vaksinasi termasuk memberitahukan adanya efek nosebo berdasarkan hasil penelitian yang valid dapat mengurangi kecemasan dan memberikan pemahaman bagi masyarakat akan keamanan vaksin COVID-19”, paparnya.

“Informasi yang menyesatkan tentang efek samping vaksin dapat menyebabkan interpretasi yang keliru yang menyebabkan timbulnya kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan yang membuat seseorang selalu khawatir akan terjadinya efek yang tidak dikehendakinya, dapat mengakibatkan munculnya efek samping sebagaimana yang dipikirkannya”, kata Maksum.

“Perlu dipahami bahwa efek nosebo terjadi bukan karena adanya zat aktif yang memengaruhi tubuh. Namun efek nosebo ini muncul akibat ketakutan seseorang bahwa suatu senyawa akan berdampak buruh pada tubuhnya”, tutup Maksum.