Esa Unggul Punya Pemimpin Baru

Esa Unggul Punya Pemimpin Baru

Gak Cuman Jakarta Punya Gubernur Baru, Esa Unggul Punya Pemimpin Baru

Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Pemilihan Umum Raya (Pemira) BEM Esa Unggul telah selesai dihelat pada hari Rabu (24/05) kemarin. Pasangan calon nomor urut dua yakni M. Zaky Rabbani dan Dian Rudiana terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa BEM Esa Unggul.

Paslon nomer urut dua memperoleh 923 suara mengungguli paslon nomer urut tiga Ilham Fatira dan Ade Sulaeman yang mengumpulkan 784 suara. Sementara Paslon nomor urut satu yakni Laga Mulia Aslam dan Beryansyah hanya mengumpulkan 666 suara. Dengan hasil tersebut BEM Esa Unggul memiliki Presiden dan Wakil Presiden yang baru untuk priode 2017-2018.

Salah satu panitia acara Pemira yakni Vita Intan Safitiri mengatakan acara pemungutan suara Pemira dilakukan pada pukul 18.00 atau terlambat satu jam dari acara. Hal ini dikarenakan masih banyaknya pemilih yang ingin memilih. Pemungutan sendiri berjalan dengan lancar dan tanpa kendala.

“Alhamdulliah pemungutan dimulai jam enam sore dan berakhir pada pukul delapan. Terpilih presiden dan wakil baru yaitu paslon nomer urut dua,” kata Vitta di kolam air mancur Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, (24/05/2017).

Meskipun sudah memenangkan Pemira, namun paslon nomer urut dua belum dikukuhkan seacara resmi untuk menjabat posisi orang nomer satu di Universitas Esa Unggul. “Jadi pelantikan paslon terpilih akan dilakukan setelahnya yaitu dikongres terakhir, untuk kepastiannya sih belum ada jadwalnya, nanti akan dirapatkan lagi,” terang mahasiswa jurusan akuntansi semester enam ini.

Vitta menambahkan dalam perhelatan Pemira yang digelar satu tahun sekali tersebut tidak ditemukan beberapa kecurangan yang berarti, hanya saja partisipasi mahasiswa dalam memilih masih terbilang rendah hal  ini menjadi evaluasi kedapannya bagi panitia Pemira selanjutnya untuk menjaring mahasiswa agar aktif dalam berpartisipasi.

“Evaluasi kita mudah-mudahan sih tahun depan bisa lebih meningkat partisipasinya soalnya ini kan cermin demokrasi di kampus,” ujarnya.

Pemungutan Suara di Siang Hari

Pada siang harinya pemungutan/pencoblosan surat suara dilakukan di kolam air mancur Esa Unggul. Panitia Pencoblosan King Salman memperkirakan  hampir 3000 mahaiswa akan mengikuti jalannya pencoblosan yang direncanakan dilakukan pada pukul satu siang hingga sore.

“Pemungutan suara yang dilaksanakan hari ini dilakukan sampai sore hari dari jam 13.00-17.00 WIB, selanjutnya dilakukan penghitungan suara mulai pukul 17.00 sampai selesai,”  ujar Salman di Tempat Pemungutan Suara.

Dia pun menerangkan bagi para mahasiswa yang memilih diharuskan untuk membawa perlengkapan penanda bahwasannya pemilih merupakan mahasiswa Esa Unggul aktif. Perlengkapan tersebut yakni KRS (Kartu Rencana Studi) dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

Proses Pemungutan Suara

Proses Pemungutan Suara

“Pengambilan Kertas Suara pencoblosan dilakukan perfakultas, jadi mahasiswa yang ingin milih harus menunjukan KRS dan KTM kepada fakultasnya masing-masing,” jelasnya.

Mahasiswa yang menjabat sebagai staff dokumentasi ini melanjutkan sejauh ini pencoblosan/pemungutan suara berjalan dengan lancar. Belum ditemukan kecurangan seperti penggelembungan suara atau provokasi dari pihak manapun. “Sejauh ini, kecurangan belum ditemukan, jika ditemukan pihak yang melakukan akan didiskualifikasi dari Pemira,” tegas Salman.

Sementara itu, panitia Tempat Pemungutan Suara (TPS) Fakultas Ekonomi Handy Wijaya mengatakan surat suara yang terkumpul di fakultas Ekonomi dan bisnis sejumlah 987 surat suara. “Ini sudah ada 987 surat suara, kemungkinan sih target gak bakal semua yang memilih, estimasi kita sih paling 500 suara saja,” terangnya.

Handy pun mengungkapkan tidak tercapainya partisipasi dikalangan mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dikarenakan banyak dari mahasiswa yang bentrok dengan kegiatan dan jam kuliah ketika penyelenggaran pencoblosan Pemira. Mahaiswa Fakultas Ekonomi ini berharap kedepannya mahasiswa lebih peduli dengan Pemira agar perwujudan demokrasi di kampus bisa terwujud dengan baik.

“Saya sih berharap mahasiswa Fakultas Ekonomi aktif berpartisiapsi dalam memilih, kedapannya mungkin sosilisasi pemungutan suara harus lebih gencar lagi, soalnya kan ini memilih pemimpin untuk kampus, biar nanti gak menyesal kalau gak memilih,” katanya.

Sejumlah harapan pun muncul ketika perhelatan pencoblosan pemira pada rabu lalu, salah satunya datang dari mahasiswa Jurusan Hukum Fahmi Febriansyah. Ia berharap pemira yang berlangsung dapat memunculkan pemimpin mahasiwa yang independen dan dapat merangkul semua kelompok mahasiswa.

“Mudah-mudahan pemimpin yang baru bisa lebih independent dan diterima disemua gologan dan kelompok,” ucapnya.

Mahasiswa lainnya yang ikut mengungkapkan harapannya ialah Dicky mahasiwa semester enam jurusan Brocasting, menurutnya pemimpin terpilih diharapkan bisa membawa nama baik Esa Unggul secara nasional maupun internasional, dan tidak lupa peresiden terpilih harus menepati janjinya selama kampanye.

“Harapan saya gak muluk-muluk sih, yang penting bisa menepati janji selama kampanye dan merealisasikannya jangan hanya janji palsu doang,” tandasnya.

Pemilihan Umum Raya (Pemira) Universitas Esa Unggul telah suskses diselenggarakan. Dalam Pemira tahun ini terdapat tiga pasangan calon yang memperebutkan kursi Presiden dan wakil Presiden Mahasiswa. Rangkaian acara dari pemira sendiri dilakukan sejak bulan April hingga Mei. sebelum pencoblosan, panitia mengadakan debat antar pasangan calon sebagai upaya mensosialisasikan Pemira kepada mahasiswa Esa Unggul. Diperkirakan partisipasi Pemilih dalam Pemira mencapai 3.000 mahaiswa yang ikut mencoblos.