Maksum Radji

Maksum Radji

Esaunggul.ac.id, Pekan ASI Sedunia (World Breastfeed Week) berlangsung selama satu pekan, 1-7 Agustus, setiap tahunnya. Pada tahun ini tema hari ASI Sedunia adalah Step-up for Breastfeeding: Educate and Support”.

Pekan ASI sedunia ini diselenggarakan untuk mengingatkan betapa pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) bagi buah hati. Sebagaimana telah kita ketahui memberikan anak ASI eksklusif tak sekadar membuat nutrisi buah hati tercukupi, tapi juga dapat melindunginya dari berbagai macam penyakit.

Bagaimana sejarah dan tujuan Pekan ASI sedunia ini, serta berbagai aspek yang bekaitan dengan ASI?

Prof Dr Maksum Radji M Biomed, Guru Besar Farmasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, menerangkan  Pekan ASI Sedunia kali pertama digagas oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) pada 14 Februari 1991. Pekan ASI Sedunia atau Hari ASI Sedunia digaungkan guna mendukung para ibu agar dapat menyusui di mana saja dengan nyaman.

“Gagasan ini lahir seiring dicetuskannya Innocenti Declaration yang diresmikan oleh WHO dan UNICEF, untuk melindungi, mendukung, sekaligus mempromosikan gerakan menyusui. Pada tahun 2016, World Breastfeed Week diselaraskan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Selanjutnya pada 2018, resolusi Majelis Kesehatan Dunia mengesahkan World Breastfeed Week ini sebagai strategi promosi akan pentingnya memberikan ASI pada bayi,” terangnya.

Adapun tujuan diselenggarakannya Pekan ASI Sedunia, lanjut Maksum adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi serta merekomendasikan agar para ibu untuk menyusui bayinya hingga berusia dua tahun.

Maksum pun mengatakan Pekan ASI Sedunia yang diselenggarakan setiap tahun oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung gerakan menyusui di seluruh dunia.  Tujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan para ibu untuk memberi ASI ekslusif selama enam bulan sejak bayi dilahirkan—dan selanjutnya pemberian ASI bisa dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun—karena ASI merupakan nutrisi  teraman dan terbaik bagi bayi.

ASI mengandung nutrisi kompleks yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang bayi. Dalam ASI terkandung karbohidrat, protein, dan vitamin yang diperlukan oleh bayi. Bahkan mengandung antibodi dalam ASI yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas pada bayi.

Maksum pun mengatakan Bagi umat Islam tentu telah memahami bahwa menyusui bayi hingga usia dua tahun bukan hanya disarankan oleh WHO. Dalam Islam, menyusui bayi selama dua tahun juga terdapat dalam Al-Quran. Allah berfirman dalam al-Quran Surat al Baqarah Ayat 233, “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan,”

Namun jika sekiranya seorang ibu memiliki kondisi tubuh yang tidak memungkinkan untuk terus menyusui bayinya selama dua tahun, juga diperkenankan dalam Islam, dan tidak dianggap berdosa.

“Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya,” (al-Baqarah: 233).

Agar seorang ibu bisa memproduksi ASI yang berkualitas dalam jumlah banyak, maka ia perlu asupan makanan yang bergizi. Menyusui selain bermanfaat bagi bayi, juga dapat menimbulkan manfaat dan rasa bahagia bagi ibu ketika menyusui buah hatinya.

Berbagai jenis sayuran hijau dan kacang-kacangan dapat dikonsumsi seorang ibu yang sedang menyusui, antara lain daun katuk, brokoli, kacang almond, kacang merah yang banyak mengandung vitamin dan senyawa fitoestrogen yang dapat meningkatkan produksi ASI.

Bayi yang Biberi ASI Punya Usus Lebih Sehat

Maksum pun mengatakan ASI manusia telah lama dianggap sebagai “emas cair” bagi bayi yang baru lahir, termasuk bagi bayi yang lahir prematur. Bayi prematur yang diberi ASI rata-rata lebih sehat daripada mereka yang diberi susu formula.

Sebagaimana dilansir pada https://www.technologynetworks.com/immunology/news/ yang terbit pada tanggal 3 Agustus 2022, disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian baru dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) Institute for Genome Sciences (IGS), selain kandungan nutrisi ASI yang penting bagi bayi dan kandungan senyawa antibodi dalam ASI, khususnya Imunoglobulin A (IgA), ditemukan juga perbedaan dalam cara bayi mencernanya, antara bayi yang menerima ASI dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.

Maksum pun menerangkan para peneliti menemukan bahwa bakteri probiotik yakni Bifidobacterium breve di usus bayi yang menerima ASI ternyata lebih banyak daripada yang tidak mendapatkan ASI. Sehingga bayi yang menerima ASI tersebut mampu menyerap nutrisi yang lebih baik. Karena mereka memiliki dinding usus yang lebih baik, akibat adanya populasi mikrobiota usus yakni Bifidobacterium breve, satu minggu setelah lahir.

“Sedangkan pada bayi yang diberi susu formula populasi Bifidobacterium breve yang merupakan dari bakteri baik ini, jauh lebih sedikit dan tidak mampu melapisi atau melindungi dinding ususnya. Tim peneliti juga menyimpulkan bahwa probiotik Bifidobacterium breve ini dapat membantu memetabolisme ASI sehingga bayi yang disusui lebih sehat dan memungkinkan berat badan mereka lebih cepat bertambah,” ucapnya.

Salah satu bakteri probiotik yaitu Bifidobacterium dalam usus atau mikrobioma telah lama diketahui memiliki manfaat dalam meningkatkan kesehatan. Berbagai galur bakteri probiotik telah ditemukan dan memiliki peran dan fungsi berbeda dalam proses metabolisme dalam saluran cerna.

Ini mencakup serangkaian galur yang beragam yang memiliki sifat yang sangat berbeda. Tim peneliti selain menemukan bahwa bayi yang mendapatkan asupan ASI selain lebih cepat pertambahan berat badannya juga lebih sehat dan terhindar dari penyakit infeksi karena adanya peningkatan imunitas tubuhnya.

Pada studi yang melibatkan 113 bayi prematur yang lahir antara usia kehamilan 24 dan 32 minggu, Tim peneliti juga menemukan bahwa Bifidobacterium breve secara genetik memiliki gen yang dapat mengkode ekspresi enzim-enzim pencernaan yang mampu untuk mencerna nutrisi yang terdapat di dalam membran sel, sehingga lebih efektif dalam membantu proses metabolisme.

ASI manusia selain mengandung nutrisi yang terbaik untuk kebutuhan bayi. ASI mencukupi semua kebutuhan energi dan zat gizi yang diperlukan bayi, khususnya selama awal kehidupannya hingga berusia enam bulan.

ASI juga mengandung sejumlah komponen kekebalan tubuh, termasuk sel imun, sitokin, antibodi dan protein lainnya, seperti laktoferin dan sIgA yang lengkap. Komponen-komponen ini dapat membantu perkembangan bayi dan melindungi bayi pada tahap awal kehidupannya. Bayi yang mendapatkan asupan ASI eksklusif dapat meningkatkan imunitas tubuhnya, sehingga bisa mencegah berbagai penyakit.

Selain itu, ASI eksklusif juga dapat menunjang sekaligus membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan bayi belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi. Pemberiaan ASI eksklusif juga bisa meningkatkan perkembangan kognitif bayi.

Manfaat ASI bagi Ibu

Sebagaimana dilansir pada laman https://promkes.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-bayi selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga memiliki manfaat, antara lain adalah dapat menghilangkan trauma saat persalinan. Dengan kehadiran buah hati pertama kalinya bisa menjadi penyemangat hidup seorang ibu. Dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya.

Selain membuat kondisi kesehatan ibu menjadi lebih stabil, Maksum melanjutkan  pemberian ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara. Bagi seorang ibu yang baru saja melahirkan, menyusui selama satu tahun atau lebih juga dapat menghindari risiko kanker payudara. Hal ini disebabkan karena selama menyusui, kadar hormon estrogen akan lebih stabil. Adapun kadar estrogen yang berlebih dapat meningkatkan risiko tumbuhnya sel kanker pada payudara.

“Manfaat ASI eksklusif bagi ibu juga bisa sebagai KB alami. Sebab, ovulasi bisa terhambat ketika ibu memberikan ASI eksklusif. Hal ini dikenal dengan amenore laktasi, yaitu cara kontrasepsi alami yang didasarkan pada kondisi di mana saat menyusui atau laktasi dapat menyebabkan ibu mengalami amenore. Amenore adalah masa saat tidak mengalami menstruasi. Dengan demikian amenore laktasi dapat dikatakan sebagai waktu di mana dengan menyusui atau pemberian ASI aksklusif dapat menekan menstruasi dan kesuburan” tutupnya.

Marilah kita sukseskan Pekan ASI Sedunia, dengan memberikan ASI eksklusif sebagaimana anjuran Kemenkes dan WHO.