Wakil Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan Saat Menyampaikan Sambutan di Sebuah Acara Internasional

Esaunggul.ac.id, Awal tahun 2020, kegemparan terjadi di Kota Wuhan, China, dimana dikabarkan lebih dari ratusan orang terkena wabah endemik yang diakibatkan oleh suatu virus yang menyerang pernapasan. Virus tersebut diketahui merupakan 2019-nCoV atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus. Hingga hari ini, dari data www.worldometers.infovirus Virus Corona telah mengakibatkan 73,336 kasus di 29 Negara dan menewaskan 1874 orang.

Hal ini membuat masyarakat Indonesia khawatir akan penyebaran virus tersebut, terlebih negara-negara tetangga seperti Malaysia, Australia dan Singapura telah melaporkan kasus Virus Corona di negara mereka. Sejauh ini, pemerintah melalui otoritas terkait yakni Kementerian Kesehatan masih mengumumkan , Penderita virus Corona masih negatif di Indonesia, dan belum ada sama sekali kasus positif terkait virus 2019-nCoV.

Pertanyaan besar pun muncul dari sejumlah pihak, terkait kapabilitas Indonesia dalam menangani wabah endemik virus Corona, sebagian media bahkan menduga bahwa Virus Corona telah menyebar di Indonesia, namun sejumlah peralatan untuk meneliti tentang virus tersebut masih minim dan dianggap tidak secanggih yang dimiliki oleh negara-negara yang telah mengkonfirmasi kasus tersebut.

Lalu benarkah virus Corona memang negatif di Indonesia?

Ibu Weka Saat Menghadiri Acara Seminar Terkait Virus Corona

Wakil Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan dalam seminar terkait Pencegahan Virus Corona Di Indonesia, Rabu (12/02) mengatakan penyebaran dari Virus Corona sendiri dipengaruhi oleh sejumlah hal seperti dari Genetik (ras), iklim, kondisi lingkungan, usia, dan gaya hidup adalah beberapa faktor yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap virus.

Terkait tidak adanya lonjakan virus corona di Indonesia, Weka melanjutkan, hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh kekebalan tubuh orang Indonesia. Faktor kekebalan orang indonesia ini, Weka meneruskan disebabkan karena terlatih menghadapi sejumlah virus sejenis seperti MERS-CoV.

“Kemungkinan ya kita telah kebal. Mengingat kita pernah terpapar dengan MERS-CoV. Kekebalan tubuh sudah terbentuk. Seperti kasus Zika virus, kita tak terkena wabah karena Indonesia sudah terpapar intens dengan virus DBD dan Chikungunya. Mereka satu family,” ucapnya.

Meskipun begitu, Weka menjelaskan hal ini membutuhkan penelitian lanjutan terkait dengan kekebalan orang indonesia terhadap virus corona. “Kemungkinan (masih perlu diteliti) memang genetik (ras) WNI tersebut tidak ada reseptor bagi Covid-19,” terangnya.

Jangan Panik, tapi tetap Waspada

Untuk itu, lanjut Weka, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi takut atau khawatir terkait virus Corona. Jangan sampai kekhawatiran terhadap virus, ini malah memunculkan kepanikan.

Seperti kepanikan yang terjadi karena kurangnya pasokan masker di sejumlah apotik dan supemarket yang telah terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini membuat banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menimbun dan menjual lagi dengan harga selangit.

Menurut Weka kebutuhan akan masker hanya diperuntukan kepada orang yang sakit saja, seperti orang yang terserang flu atau batuk dan petugas kesehatan seperti perawat dan dokter. Untuk masyarakat yang sehat, Weka menegaskan tidak perlu memakai masker, kecuali berada di tengah-tengah kerumunan wabah.

“Kalau anda sakit flu pilek dan batuk pakailah masker! Kalau anda petugas kesehatan seperti perawat dan dokter pakailah masker ketika menangani pasien. Kalau anda sehat-sehat saja ya tak perlu memakai masker. Kecuali berada di kerumunan orang, di saat wabah berlangsung di tempat atau kota itu. Kalau tidak? Ya tak perlu! Jadi jangan blingsatan panik kalau tak menemukan masker ya.” Ucapnya.

Dirinya pun meyakinkan masyarakat, bahwasanya Indonesia sudah mampu untuk mendeteksi virus Corona. Terkait banyaknya, Pihak yang meragukan kapabilitas pemerintah terkait fasilitas laboratorium, weka mengatakan indonesia telah memiliki Laboratorium Public Health, Balai Litbangkes Kemenkes RI.

Weka pun berpesan agar masyarakat dapat menjaga ketahanan tubuh dengan menerapkan hidup sehat dan berperilaku bersih, agar virus tidak masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi kita.

“Jangan lupa sering membasuh tangan ya. Tidak hanya sebelum dan sesudah makan. Gunakan hand sanitizer kalau tak ada air. Makan banyak buah dan asumsi vitamin dan suplemen bila merasa perlu,” tutupnya