Esaunggul.ac.id, Sebanyak 22 mahasiswa dan 4 dosen Peminatan Kesehatan Lingkungan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul, menggelar kunjungan lapangan ke sejumlah tempat penelitian yang berada di Yogyakarta. Tempat yang dituju oleh para mahasiswa dan dosen yakni ke World Mosquito Program (WMP) dan Desa Sukunan Yogyakarta yang berlangsung pada tanggal 27 – 28 Januari 2020.

Salah satu Dosen pendamping yakni Devi Angelina Kusumaningtiar, S.KM, M.P.H mengatakan alasan peminatan kesehatan lingkungan berkunjung ke World Mosquito Program (WMP) dikarenakan WMP merupakan lembaga yang bergerak dibidang pengendalian penyakit demam berdarah Dengue di seluruh dunia termasuk Indonesia . Lembaga ini memiliki program pengendalian demam berdarah pertama di indonesia dengan cara pengembangbiakan nyamuk aedes yang mengandung bakteri “Wolbachia” .

“Teknologi yang mereka gunakan untuk menangkal nyamuk Aedes pembawa virus Dengue ialah dengan mengembangkan nyamuk Aedes yang mengandung bakteri “Wolbachia”, Wolbochia ini akan menangkal virus Dengue yang dibawa nyamuk Aedes kepada manusia, perkembangbiakan nyamuk Aedes ber-wolbachia hampir dilakukan di seluruh daerah yogyakarta dan jika berhasil menurunkan penyakit (DBD) rencananya nyamuk ini akan disebarluaskan di seluruh Indonesia,” ucapnya.

 

Sejumlah kegiatan pun dilakukan dalam kunjungan tersebut, Devi melanjutkan di hari pertama mereka mengunjungi World Mosquito Program (WMP), di sana lanjut Devi para mahasiswa diperkenalkan dengan teknologi Wolbachia dan proses yang dilakukan di laboratorium Entomologi seperti identifikasi nyamuk, menyiapkan koloni hingga memberi makan atau bloodfeeding.

“Di hari pertama mahasiswa sangat antusias mengikuti kunjungan ke WMP, disana para petugas memperkenalkan sejumlah teknologi yang biasa digunakan untuk meneliti nyamuk Aedes ,” ucapnya.

 

Kunjungan ke Desa Sukunan untuk belajar lebih jauh mengenai pengolahan sampah

Sementara itu, di hari kedua penyelenggaran, lanjut Devi, mahasiswa dan dosen UEU, berkunjung ke Desa Sukunan Yogyakarta yang merupakan Desa Percontohan yang mampu mandiri mengelola sampah. Pada kesempatan kunjungan kali ini mereka belajar mengenai pembuatan kompos, daur ulang kertas, berkunjung ke rumah ramah lingkungan, bank sampah dan banyak lagi.

“Masyarakat Desa Sukunan sangat berkomitmen dalam melakukan pengolahan sampah, mulai dari pengolahan sampah skala rumah tangga di mana setiap rumah warga terdapat tempat sampah terpilah-pilah, komposter. Desa ini juga memiliki bank sampah, rumah ramah lingkungan, pembuatan kompos skala rumah tangga, komunal, pengolahan sampah styrofoam, kaca dan lainnya, ini dapat menjadi penelitian kami nantinya,” ujar Devi.

Komposter merupakan salah satu pembuatan kompos skala rumah tangga

Dirinya bersama mahasiswa dan Dosen Kesmas UEU berharap mahasiswa dan dosen dapat memahami lebih jauh mengenai program pengendalian penyakit demam berdarah dan pengolahan sampah baik yang bersifat organik maupun anorganik.

“outputnya mahasiswa dan dosen dapat mengerti secara mendalam mengenai program pengendalian penyakit demam berdarah yang berfokus pada bakteri wolbachia, dan dapat melakukan pembuatan kompos secara langsung, bagaimana pembuatan kompos skala rumah tangga dan komunal, dan dapat memahami lebih jauh mengenai pengolahan sampah anorganik, seperti kaca, styrofoam dan lain-lainya,” tutupnya