Deskripsi:

Suami yang istrinya menderita lupus akan mengalami stres, dikarenakan kesulitankesulitan yang ditemui baik dari faktor psikologis, fisik, ekonomi, dan sosial. Respon Suami terhadap istri yang menderita lupus tidak sama kalahnya dengan penderita lupus yakni ketakutan, marah, kecewa dan gelisah. Agar kehidupan dapat berjalan dengan baik individu akan melakukan usaha untuk mengatasi stres ini. Usaha untuk mengatasi stres dikatakan juga sebagai coping. Pemilihan strategi coping yang akan digunakan oleh suami yang istrinya menderita lupus bergantung pada penilaian situasi yang dihayati atau dirasakannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, tujuannya menggambarkan coping stress suami terhadap istri yang menderita systemic lupus erythematosus. Subjek yang digunakan berjumlah 3 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan jenis purposive sampling, sampel dipilih dengan kriteria yaitu istri yang menderita systemic lupus erythematosus dan berdomisili di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalamdan observasi terhadap subjek. Dari hasil wawancara dan observasi diolah dalam bentuk verbatim, koding, kategori dan interpretasi kemudian melakukan analisis banding pada ketiga subjek penelitian. Dari hasil pengolahan data diperoleh gambaran bahwa secara garis besar tidak semua subjek dalam penelitian ini mengalami stres yang bersumber dari faktor psikologis, fisik, ekonomi, dan sosial. Namun semuanya mengalami stressor yang sama yakni dari faktor psikologis. Pada subjek 1 hanya mengalami stressor psikologis, pada subjek 2 mengalami sressor psikologis, fisik, ekonomi, dan subjek 3 mengalami stressor psikologis, fisik, ekonomi dan sosial sebagai stressor terberat yang dihadapi dan dirasakan. Dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa rata-rata subjek menggunakan emotion-focused coping untuk mengatasi stres yang berasal dari stressor psikologis (istri terkena lupus, istri divonis akan meninggal, takut lupus istri kambuh, peran ganda). Untuk mengatasi stresor ekonomi (biaya pengobatan) subjek menggunakan problem-focused coping, sedangkan untuk mengatasi stressor fisik (lelah bekerja di dua tempat) dan sosial (hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar) subjek menggunakan emotion-focused coping dan problem-focused coping.

Penulis :

Desi Astuti ( 200571110 )

Download :