Deskripsi :

Kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan dengan mulus, dan apabila sudah tidak ada kepuasan di antara kedua belah pihak (yaitu, suami-istri yang menjalin ikatan dalam pernikahan tersebut), dapat saja memutuskan untuk melakukan perceraian sebagai jalan terakhir yang mereka pilih. Sebelum dilakukan pemutusan hubungan ini, biasanya sudah terjadi konflik-konflik yang tidak terselesaikan dan saling menyakiti diantara mereka, sehingga kedua belah pihak ini merasa perlu untuk melakukan perceraian untuk mengakhiri hal-hal yang tidak menyenangkan di antara meneka yang sudah dan mungkin akan terjadi kembali. Berbagai pendapat mengemukakan bahwa perceraian orang tua merupakan sumber masalah, sumber stres yang signifikan dan sumber stres psikososial terbesar bagi anak-anak dan memberikan dampak yang negatif pada banyak anak. perceraian dapat menjadi fokus klinis yang perlu ditangani, yaitu sebagai masalah yang berkaitan dengan tahap perkembangan atau masalah yang berkaitan dengan lingkungan kehidupan seseorang. Bagi remaja sendiri, selaku anak, mereka memberikan penilaian bahwa perceraian orang tua merupakan peristiwa hidup kedua yang menimbulkan stres terbesar, yaitu 60 dan nilai maksimal 100 (Taylor, 1991). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah melalui memaafkan (forgiving) orang yang telah menyakiti tersebut, dalam ha! ini adalah orang tua. Memaafkan (forgiveness) adalah suatu bentuk perubahan motivasional, berkurangnya atau menurunnya motivasi untuk membalas dendam dan motivasi untuk menghindar orang yang telah menyakiti, yang cenderung mencegah seseorang berespon yang destruktif dalam interaksi sosial dan mendorong orang untuk menunjukkan perilaku yang konstruktif terhadap orang yang telah menyakitinya. Dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara model terfokus, atau semi struktur, peneliti mendapatkan bahwa subyek remaja yang mengalami perceraian orang tuanya dapat melihat makna dan sisi positif dan peristiwa penceraian orang tuanya, mereka dalam usaha mempertahankan dan menghayatinya terus. Selain itu dalam penelitian ini, lama waktu perceraian tidak berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memaafkan. Adapun dampak dari perceraian beragam bagi subyek. Pada intinya, subyek mengalami kehilangan saat-saat berkesan bersama keluarga, merasa dirinya hancur, kesulitan keuangan dan berharap terciptanya keutuhan keluarga kembali bagi pasangan orangtua yang masih hidup keduanya.

Universitas Esa Unggul

Penulis :

Mestika Dewi

Download :