Deskripsi :

Penduduk yang mengkonsumsi makanan dengan nilai gizi di bawah 70% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) masih tinggi (40,6%) dan banyak dijumpai pada anak usia sekolah (41,2%). Prevalensi anak usia sekolah dengan status gizi kurus di provinsi Banten sebesar 9,5% lebih tinggi dari angka nasional (7,6%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi berdasarkan pola makan anak sekolah di Kecamatan Rajeg Tangerang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi merupakan anak sekolah dasar di wilayah Kecamatan Rajeg Tangerang. Sampel berjumlah 124 anak. Analisis data dengan menggunakan pengujian statisik dengan uji t tidak berpasangan, one-way ANNOVA dan korelasi Pearson. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (53.2%) dengan rata-rata umur 10 tahun dan berada pada kelas 4 SD (37.9%). Berdasarkan IMT/U didapatkan rata-rata nilai Z-score (-0.4±1.8). Responden yang memiliki frekuensi makan 3 kali dalam sehari sebanyak 53.2%, memiliki kebiasaan sarapan pagi sebanyak (94.4%) dan tidak memiliki kebiasaan membawa bekal makanan sebanyak (79,0%), dengan rata-rata nominal uang saku sebesar (3200±1.400) rupiah. Ada perbedaan status gizi anak berdasarkan frekuensi makan (p<0,05), tidak ada perbedaan status gizi anak berdasarkan jenis kelamin, umur, nominal uang saku, kebiasaan sarapan pagi dan kebiasaan membawa bekal makanan (p≥0.05). Perlu dilakukan OPEN ACCESS Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2014, Vol. 1 No.2 : 135 – 141

36 program pembinaan gizi dan pengetahuan kesehatan seperti diadakannya penyuluhan untuk siswa dan pembinaan UKS tentang

Penulis : Indah Suci Anzarkusuma, Erry Yudhya Mulyani, Idrus Jus’at, Dudung Angkasa

Download : Abstrak