Tim Bioteknologi Esa Unggul

Esaunggul.ac.id, 2 Tim Bioteknologi Esa Unggul berhasil medapatkan 2 medali di Ajang Bioinformatics & Synthethic Biology Competition 2022, 2 medali tersebut di raih mahasiswa Bioteknologi Esa Unggul yang terdiri dari medali Gold dan medali Silver.

Ajang Bioinformatics & Synthethic Biology Competition 2022 merupakan kompetisi bioinformatika dan biologi sintetik yang diselenggarakan oleh Synbio.id. Kompetisi ini bertujuan untuk memberikan solusi dari berbagai permasalahan lokal melalui pendekatan Bioinformatika dan Biologi Sintetik. Trek/subtema yang dapat diangkat dalam kompetisi ini meliputi diagnostik, energi, lingkungan, pangan dan nutrisi, serta obat-obatan/terapi kesehatan. Terdapat serangkaian tahapan seleksi dalam kompetisi ini, meliputi submisi abstrak, seleksi administratif, submisi elevator pitch, riset dan pengisian JOGL, submisi laporan dan poster penelitian, seleksi babak final, presentasi project, dan diakhiri dengan final showcase berupa presentasi tim yang lolos dalam 3 besar. Kompetisi ini berlangsung dari 22 Mei 2022 hingga 11 Desember 2022 yang ditutup dengan kegiatan Synbiotechfest.

Dalam ajang ini mahasiswa yang berhasil mendapatkan medali gold ialah Sisilia Gabriela Mutiara Manopo, Rikza Khairul Fajri, Angelique So, Putri Mega Utami Dwi Aprilliana dan Farah Zafirah Putri.  Project tema yang di angkat dalam Tim ini “Cloning of Potential Cene Using Low Cost and Portable Electroporation Method for Sweet Potato Breeding”.

Seperti yang kita tahu di Indonesia, ubi jalar menjadi salah satu makanan pokok yang mampu memenuhi asupan karbohidrat, selain itu juga ubi jalar memiliki beberapa kandungan seperti, vitamin A, B, C, kalsium dan kalium. Sayangnya, berdasarkan data Kementerian Pertanian pada 2018, produksi ubi jalar di daerah Provinsi Jawa Barat – Jawa Tengah mengalami penurunan. Setelah ditelusuri kebanyakan terinfeksi oleh virus, sehingga menyebabkan gagal panen.

Projek ini menjadi solusi untuk permasalahan tersebut, dimana dilakukan beberapa rangkaian penelitian hingga pengkloningan suatu gen potensial untuk mencegah ubi jalar terkena paparan dari virus. Melalui rangkaian pengkloningan gen tersebut mahasiswa/i bioteknologi juga menciptakan suatu alat rakit sederhana yang didesain untuk melakukan kloning gen potensial terhadap ubi jalar tersebut, yang disebut Electropen. Sehingga mampu menghasilkan ubi jalar antivirus.

Tim Bioteknologi yang mendapatkan Medali Gold

Kemudian Tim Bioteknologi Esa Unggul yang berhasi mendapakan medali perak pun dalam ajang ini ialah Feren Stevany,  Agung Setiawan,  Zidni An Umillah,  Selvia Yuliana dan Aurelia Amarylis Salsabila. Tim ini mengangkat Project Tema “In Silico Exploration of Potential Antiviral for Monkey Dax Virus” .

Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Virus Monkeypox yang dapat menginfeksi manusia menjadi salah satu ancaman baru setelah pandemi COVID-19. Di era saat ini, keberadaan teknologi modern di bidang molekuler dapat menjadi solusi untuk mengeksplorasi obat atau senyawa baru. Pemodelan Protein dan Docking Molekuler adalah beberapa pendekatan komputasi yang paling menjanjikan untuk tujuan penemuan obat.

Dalam proyek ini, didapati prediksi dan penemuan senyawa yang berpotensi sebagai antivirus melalui studi molekuler dengan cara menargetkan protein dari model struktur virus monkeypox yang tersedia pada data genom, sehingga bentuknya mewakili virus yang sesungguhnya. Docking molekuler dan prediksi lainnya juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh senyawa tersebut terhadap virus monkeypox. Proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah awal dalam penemuan antivirus monkeypox sebagai solusi bagi dunia di bidang kesehatan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat membantu untuk pengembangan antivirus monkeypox di masa mendatang.

Tim Bioteknologi yang mendapatkan Medali Silver

Melalui proyek yang telah dikerjakan mahasiswa/i, sekarang kita tahu bahwa bioteknologi menjadi salah satu program studi yang mampu menghadirkan solusi di segala aspek dari pangan hingga ke kesehatan.

Pastinya proyek tersebut tidak terlepas dari dampak para dosen pengajar hingga fasilitas laboratorium yang terdapat di Program Studi Bioteknologi, Universitas Esa Unggul. Sehingga menciptakan suatu proyek yang harapannya dapat berguna bagi masyarakat dunia.