Deskripsi:

Pemenuhan hak atas anak untuk masa depan bangsa yang berkualitas masih belum dapat sepenuhnya terjamin. Jumlah penelantaran terhadap anak meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah panti asuhan di Indonesia. Jumlah panti asuhan di Indonesia diperkirakan terbesar di seluruh dunia. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak anak yang tidak terlindungi oleh keluarga. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa keluarga berperan penting bagi perkembangan individu dan dalam membentuk self esteem anak. Self esteem merupakan hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Namun, akibat dari permasalahan keluarga, dapat menyebabkan anak harus dicarikan pengganti orang tua yaitu menempatkan anak ke panti asuhan. Anak panti asuhan seperti layaknya seorang anak manusia juga akan memasuki masa remaja yaitu tahapan kehidupan masa transisi antara masa kanakkanak dengan masa dewasa. Remaja panti asuhan mulai melihat nilai-nilai mana yang sesuai dan dapat diterapkan bagi dirinya. Dasarnya adalah nilai-nilai yang pada umumnya diperoleh sejak kecil dari keluarganya dan lingkungan barunya yaitu panti asuhan. Remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan self esteem karena self esteem mencapai puncaknya pada masa remaja. Self esteem remaja ini berkembang dan terbentuk dari interaksinya dengan orang lain melalui penghargaan, penerimaan dan respon sikap yang baik dari orang lain secara terus menerus.

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan self esteem remaja yang tinggal di panti asuhan. Sampel penelitian ini adalah remaja yang berusia 12-20 tahun. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa skala self esteem yang disusun dari teori Frey & Carlock. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS for Windows release 11.50.

Dari pengolahan data diperoleh hasil bahwa 52,17 % responden memiliki self esteem negatif dan 47,83 % responden memiliki self esteem positif. Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki self esteem negatif lebih besar daripada yang memiliki self esteem positif. Dari uji t diperoleh p sebesar 0,403>0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan self esteem yang signifikan antara responden laki-laki dengan responden perempuan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa responden yang mengikuti kegiatan olah raga lebih banyak memiliki self esteem negatif. Kegiatan olah raga yang diikuti tidak meningkatkan self esteem mereka, sedangkan responden dengan kegiatan berorganisasi lebih banyak memiliki self esteem positif. Faktor keutuhan keluarga juga berperan penting dalam self esteem responden. Perubahan dalam keluarga dapat mengganggu perkembangan psikologis, termasuk dalam pembentukan self esteem.

Universitas Esa Unggul

Penulis:

  • Androe Gandadiputra ( 200271108 )

Download: