Universitas Esa Unggul kembali menggelar Seminar dan Workshop yang mengangkat tema “Road Map to Career in Industrial Era 4.0″. Kali ini acara tersebut digelar di SMA Daar El-Qolam, Tangerang, Kamis (07/02). Dalam Seminar dan Wokshop kali ini sejumlah pembicara dihadirkan yakni Direktur Kampus Citra Raya UEU, Dr.Drs. Dihin Septyanto, ME dan Dosen Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul, Septian Rahmat Adnan.

Dalam materi pertama yang disampaikan oleh Dihin, dirinya banyak menyoroti tentang kesiapan generasi milenial dalam menghadapi era industri 4.0. Menurutnya jika para generasi milenial tidak siap dalam hal digitalisasi dan otomatisasi maka peluang karir mereka di era indutri ini akan semakin sulit. Hal ini dikarenakan industri 4.0 mengedepankan pada kompetensi dan Produktivitas. Tak pelak banyak masyarakat terutama generasi milineal merasa was-was dalam menghadapi era industri 4.0. Untuk itu, Dihin mengingatkan kepada para siswa dan genarasi milenial untuk mengupgrade diri mereka dengan sejumlah keahlian yang dibutuhkan oleh pasar di industri salah satunya mengupgrade Softskill.

“Mungkin di masa depan nantinya, banyak pekerjaan yang dulunya ada, akan tergerus akibat digital disruption, untuk itu kalian harus membekali diri kalian untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kalian terutama dalam hal soft skill,” terang Dihin di SMA Daar El Qolam, beberapa waktu yang lalu.

Sementara itu, pembicara kedua yakni Septian Rahmat Adnan menerangkan kepada seluruh peserta seminar terkait awal mula perkembangan industri 4.0. Septian menceritakan awal mula perkembangan revolusi Industri 1.0 yang merupakan cikal bakal dari seluruh revolusi industri. Pada revolusi industri 1.0 diawali sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1700an. Pada masa tersebut, mesin uap terus berkembang dari yang paling sederhana, hingga mesin uap yang lebih efisien, temuan James Watt pada 1776.

Kemudian masuk ke industri 2.0 yang berlangsung pad 1870-1914 era ini dikenal juga dengan periode ilmu pengetahuan dan produksi masal. Produksi dalam jumlah besar didorong oleh berbagai teknologi yang mempersingkat kegiatan manufaktur. Sementara itu pada industri 3.0 terdapat sejumlah perubahan yang awalnya terpusat pada manusia di era ini berbagai penemuan, seperti energi baru nuklir, berbagai teknologi elektronik hingga kontrol logika terprogram, robotik dan internet.

“Hingga sampailah pada revolusi 4.0 yang ditandai dengan internet dan sejumlah perangkat yang nirkabel (tidak lagi menggunakan kabel). Artificial intelligence (AI), sensor miniatur, 3D printing, dan internet of things (IoT) menjadi berbagai inovasi yang menjadi penanda pada revolusi industri terkini,” ucapnya.

Dirinya pun berharap generasi muda khususnya milenial mampu mengupgarde skill serta kemampuan mereka dalam menghadapi industri 4.0. ” tentunya kalian generasi milenial harus mengupgrade skill kalian di industri 4.0 ini, karena era indutri ini adalah tantangan bagi kalian, Kita harus adaptif terhadap revolusi industri dengan meningkatkan human capital, SDM dan, skill issues,” tutupnya.