Deskripsi :

Rupanya kebebasan pers yang digelindingkan oleh Pemerintahan Era Reformasi beberapa tahun terakhir ini diikuti oleh upaya sekelompok masyarakat untuk mengais keuntungan. Hal ini ditandai oleh terbitnya berbagai media dan acara-acara televisi yang menyuguhkan tuntunan yang bermanfaat dan tontonan yang kadangkala kebablasan. Contoh terbitnya media baru itu adalah kehadiran Majalah Playboy yang kontroversial. Memang, imbas kebebasan pers salah satunya mela-hirkan kemerdekaan orang untuk berekspresi. Dan itu merupakan konsekwensi logis dari iklim demokrasi dan liberalisasi yang sedang digulirkan. Namun disisi lain masyarakat kita belum terbiasa dengan hentakan-hentakan sosial yang masih dianggap “asing”. Mereka masih berada dalam posisi “status quo”-nya. Ibarat kendaraan yang sedang diam kemudian tiba-tiba gasnya ditancap dan koplingnya dilepas mendadak, maka dapat dipastikan penumpang yang sedang berdiri dalam kendaraan itu akan terjatuh. Dan itulah hukum alam yang juga tidak bisa dipungkiri. Bagaimana mengambil jalan tengah yang dapat diterima oleh semua pihak?. Itulah proses yang sedang berlangsung antara mereka yang pro dan yang kontra terhadap Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP).

Universitas Esa Unggul

Penulis :

Fathurin Zen

Download :