Esaunggul.ac.id – Mahasiswa saat ini familiar dengan istilah burnout atau kelelahan baik secara fisik maupun mental. Burnout bisa dialami oleh siapa saja yang merasa sudah merasa kelelahan atas sesuatu yang dilakukan dengan terlalu keras. Diantaranya akibat tekanan akademik yang tinggi, ekspektasi diri sendiri maupun orang lain membuat seorang mahasiswa merasa kelelahan. Kualitas hidup seseorang akan terganggu karena burnout sehingga memengaruhi kesehatan mental, dan bahkan prestasi dalam bidang akademik.
Salah satu hal yang menjadi penyebab utama terjadinya burnout adalah tugas yang menumpuk. Terkadang mahasiswa harus mengerjakan berbagai tugas, ujian, dan proyek dalam satu waktu bersamaan. Ditambah pula dengan kurangnya waktu untuk beristirahat atau bersosialisasi, perilaku ini mendorong stres yang berkepanjangan. Jika pengelolaan stres tidak dilakukan dengan baik, maka stres akan berubah menjadi burnout hingga merusak semangat belajar.
Baca juga: UEU Gelar Seminar AI: Pendidikan, Budaya, dan Kesehatan Mental
Burnout biasanya tidak datang tiba-tiba, terkadang muncul beberapa gejala umum pada mahasiswa. Gejala tersebut diantaranya, kelelahan fisik yang ekstrem, kecemasan, gangguan tidur, dan hilangnya motivasi untuk belajar. Mahasiswa kemungkinan seperti merasa menjalani kehidupan untuk bertahan di tengah rutinitas yang monoton sehari-hari, tanpa ada tujuan dan kepuasan. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan mental dan emosional.
Mencegah burnout bisa dilakukan dengan pendekatan yang holistik. Mahasiswa bisa mengatur waktu dengan bijak, memberikan ruang untuk diri sendiri beristirahat, dan mengurangi melakukan berbagai pekerjaan dalam satu waktu yang berlebihan. Mendekatkan diri dengan teman-teman atau mencari dukungan dari konsuler bisa menjadi langkah awal mengurangi rasa tertekan. Mengetahui pentingnya kesehatan mental, kampus juga harus menyediakan fasilitas dan sumber yang memadai untuk mendukung hal tersebut.
Pada akhirnya, mahasiswa merasa kesejahteraan dan kesehatan mereka lebih penting dari sekedar prestasi akademik. Sebuah pencapaian yang maksimal bisa diraih dengan kesehatan fisik dan mental yang mendukung. Hal itu akan membuat diri sendiri puas yang merasa cukup atas sesuatu yang telah dikerjakan. Burnout bukanlah hal yang bisa dianggap enteng dan perlu dihadapi dengan bijaksana. Langkah tersebut bisa diterapkan untuk memastikan mahasiswa tetap bisa mencapai kesuksesan akademik tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.
Pilih Universitas Esa Unggul, PTS Unggul Berstandar Internasional
Universitas Esa Unggul saat ini telah meraih akreditasi unggul. Berdasarkan Webometrics, Universitas Esa Unggul meraih peringkat 14 PTS Terbaik Se-Jakarta, 43 PTS Terbaik Se-Indonesia dan 86 Terbaik Nasional PTN & PTS.
Universitas Esa Unggul (UEU) kini juga sudah menjadi bagian dari Cintana Alliance, sebuah jaringan universitas global yang berkomitmen untuk mengembangkan dan memperkuat program akademik berkualitas tinggi. Afiliasi ini menunjukkan bahwa UEU adalah PTS unggul yang sudah menerapkan standar internasional.
Dengan dukungan dari Arizona State University (ASU), Cintana Alliance mendukung UEU dalam mewujudkan visinya untuk menjadi universitas bertaraf internasional, serta menyediakan pendidikan berkualitas bagi mahasiswa di seluruh Indonesia.
Anggota Cintana Alliance mendapatkan berbagai manfaat, termasuk akses ke sumber daya Arizona State University, seperti kurikulum, keahlian dalam pembelajaran digital, program penelitian terkemuka, serta jalur gelar dan program master yang dipercepat yang memungkinkan mahasiswa memperoleh kredensial atau gelar dari ASU.
Dengan bekerja sama dengan ASU, Cintana menyediakan Universitas Esa Unggul dengan strategi, teknologi, dan manajemen terbaik, yang didukung oleh para ahli berpengalaman yang telah berkontribusi dalam membangun dan mengembangkan universitas-universitas di seluruh dunia. Jadi ayo buruan gabung di Universitas Esa Unggul!