Pementasan teater sebagai proses kreatif seorang seniman dapat kita saksikan di panggung jadi menarik, jika seorang sutradara mampu menghadirkan roh yang sesuai dengan skenario yang ingin disampaikannya, hal tersebut sudah nampak pada pementasan teater sanggul dari univ. esa unggul yang kali ini kembali setelah vakum sekian lama.

Lewat pementasan dengan tema “Percakapan Antara Dua Penari” sutradara Delazadi ingin mengajak penonton menyaksikan dua penari LAIDION & HYIMNIS hadir di kemala ballroom sosok LAIDION & HYMNIS “sudah” seakan hadir, jika sutradara mampu meramu dengan baik para pemain utama namun saying sosok itu tidak serta merta hadir karena tidak diimbangi dengan suara/intonasi pemeran yang punya sosok seperti misalnya Nungki Kusumastuty yang kita kenal tampil di teater arena atau Wiwik Sipala yang gemulai.

Cuma secara keseluruhan penampilan teater yang berdiri sejak 2001 itu lumayanlah dari segi penataan panggung dan permainan lighting untuk menghadirkan suasana pementasan jadi lebih hidup, yang perlu di perbaiki oleh sutradara mungkin dialog antar pemain agar lebih intens menghadirkan suasana agar nampak lebih hidup pengambaran sosok dari karakter pemainnya.

Dalam batas – batas tertentu seorang sutradara harus punya pemahaman teaterikal, misalnya kostum pemain harus bisa lebih menggambarkan suasana yang akan ditampilkan seperti pada karya ANTIGONE atau LYSISTRATA yang pernah ditampilkan oleh Teater Sanggul sebelumnya.

Bravo teater sanggul !  (Is.A/Est)