PERBEDAAN KONSUMSI CAIRAN, BESARAN ENERGI MINUMAN, DAN BERAT JENIS URINE PADA MURID KELAS 4-5 SEKOLAH DASAR NEGERI SUDIMARA 8 DAN SEKOLAH DASAR SWASTA YADIKA 3 CILEDUG

Dian Aryani1, Siti Mutia Rahmawati2, , Putri Ronitawati3

1PT. Buana Varia Komputama

2 Polytechnic of Health Jakarta II, Department of Nutrition, Ministry of Health Republic of Indonesia

3Department of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510

[email protected]

 

Abstract

Water is a major component of the body’s thermoregulatory system, substition of the body’s metabolism, for digestion, foodprocessing, muscle contractions, etc. The purpose of this study was to determine the differences between water consumption, total of energy drinks, and urine specific gravity in 4-5 grade student public primary school. The method used simple random sampling and the total of subject is 62 students. The data were collected such as; 1). Characteristics of sample: gender, age, Weight, Height, the amount of pocket money, knowledge about drinking water, and physical activity; 2). Consumption of water and energy drinks,taken from 3×24 hours food recall; 3). The density of urine, taken from the examination in the laboratory. The results shows the average consumption of water is 2097.9 ml (±152.241) for public primary school, whereas the private primary school is 2657.2 ml (±327.6); the total of energy drinks is 173.4 kcal (±82.8), it is from powder and tea drinks without packing, whereas the private primary school 434.7 kcal (±179.5), it is from milk without packaging, juice without bottled, and tea packaging; urine specific gravity in public primary school is 1022 (±7.7) 1whereas in private primary school is 1015 (±6.6). There are significant differences between water consumption (p<0.05), total of energy drinks (p<0.05), and urine specific urine specific gravity in 4-5 grade student public primary school (p<0.05). In public primary schools are still below the recomended intake of water requirement, therefore we should encourage student to increase their water consumption.

 

Keywords: water consumption, total energy drinks, urine specific gravity

 

 

Abstrak

Air merupakan suatu komponen utama thermoregulatory system tubuh, pengganti metabolisme tubuh, untuk pencernaan, pengolahan bahan makanan, kontraksi otot, pengatur suhu tubuh, dll. Kebutuhan cairan anak usia 1-18 tahun relatif lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perbedaan konsumsi cairan, besaran energi minuman, dan berat jenis urine murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2009. Cara pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana, sehingga total subjek di dapat 62 orang. Data yang dikumpulkan meliputi: 1)Karakteristik sampel: Jenis kelamin, umur, BB, TB, besaran uang saku, pengetahuan tentang air minum, dan aktivitas fisik; 2)Konsumsi cairan dan besaran energi dari minuman, diambil melalui food recall 3×24 jam; 3)Berat jenis urine,diambil melalui pemeriksaan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsumsi cairan sekolah dasar negeri 2097,9 ml (±152,241),sedangkan sekolah dasar swasta 2657,2 ml (±327,6); besaran energi minuman sekolah dasar negeri 173,4kkal (±82,8) berasal dari minuman serbuk dan teh tanpa kemasan, sedangkan sekolah dasar swasta 434,7kkal (±179,5) berasal dari susu tanpa kemasan, jus tanpa kemasan, dan teh kemasan; berat jenis urine sekolah dasar negeri 1022 (±7,7) sedangkan sekolah dasar swasta 1015 (±6,6). Ada perbedaan yang signifikan antara konsumsi cairan (t=8,622);(p<0,05), besaran energi minuman (t=7,362);(p<0,05), dan berat jenis urine pada murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta (t=3,903);(p<0,05). Pada sekolah dasar negeri konsumsi cairan masih dibawah anjuran perlu di dorong untuk meningkatkan konsumsi cairan yang relatif tinggi.

 

Kata kunci: konsumsi air, energi minuman, berat jenis urine

 


Pendahuluan

Air merupakan zat gizi mikro yang memiliki tingkat kepentingan lebih dari makanan. Manusia dapat hidup tanpa makanan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, akan tetapi beberapa hari tanpa air maka akan menyebabkan kematian. Air merupakan bagian mekanisme untuk mengantarkan zat gizi dan hasil limbah pada jaringan tubuh dan organ-organ. Tubuh manusia dewasa mengandung air 95% dari berat badan, pada bayi 75% dari berat badan, dan pada usia lanjut kandungan air menurun menjadi 50% dari berat badan (Proboprastowo dan Dwiriani, 2008). Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara 1-7 liter air setiap harinya untuk menghindari dehidrasi. Jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktifitas, suhu dan kelembapan, serta beberapa faktor lainnya. (Supriasa, 2002). Kebutuhan sekitar 2,5 liter air per hari berasal dari 1,5 liter air minum dan 1 liter dari bahan makanan yang dikonsumsi, sementara lemak tubuh tidak mengandung air. Menurut PUGS manusia membutuhkan 8 – 10 gelas (sekitar dua liter) per hari, namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Tanda – tanda kemunculan dehidrasi kerap tidak disadari pada dehidrasi ringan misalnya haus, mulut kering, dan bibir kering sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Akibat dari dehidrasi ringan tersebut timbul beberapa masalah yaitu saat tubuh mereka mengalami dehidrasi suhu internal tubuh akan naik, terutama bagian otak dapat kelebihan panas. Kehilangan 2% cairan tubuh dapat menyebabkan berkurangnya 20% performa baik aktifitas fisik maupun mental, sedangkan kehilangan lebih dari 3% dapat menyebabkan stroke pada jantung, kondisi dimana anak-anak lebih terancam daripada orang dewasa. Kekurangan cairan juga akan mempengaruhi jantung, ginjal, otak, dan tekanan darah akan menurun dan terjadi syok. Jadi bagi mereka yang tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan air dan tidak minum banyak sebelum pergi kesekolah akan berakibat konsentrasi menjadi rendah di dalam kelas, yang juga berarti tidak banyak berpartisipasi dan bahkan nilai ulangan menjadi lebih rendah,dan sering sakit kepala. kekurangan volume cairan menimbulkan perubahan status hidrasi seperti ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan membran mukosa, produksi, dan berat jenis urine (Muirhead dan Catto,1986). Berbagai literatur menyatakan bahwa wasting, stunting, dan anemia akibat kekurangan makanan yang bergizi dan konsumsi cairan. Status ekonomi mengakibatkan rendahnya tingkat pendidikan orangtua, buruknya lingkungan perumahan dan tidak adanya akses terhadap air minum dan sanitasi. Juga keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar lain dan pelayanan sosial termasuk pangan, kesehatan, dan pendidikan. Masalah kurangnya konsumsi cairan dan besarnya energi dari minuman, yang dipengaruhi oleh tinggi badan, berat badan, status ekonomi, pengetahuan dan aktifitas fisik sangat erat hubungannya dengan jumlah dan berat jenis urine yang dihasilkan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian bersifat komparatif dengan tujuan melihat pendekatan longitudinal. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah anak murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri Sudimara 8 dan sekolah dasar swata Yadika 3 Ciledug. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana berdasarkan rumus estimasi proporsi dengan presisi mutlak. Sampel didapat yaitu sebesar 62 siswa/i dari masing-masing sekolah diambil sebanyak 31 siswa/i. Kriteria sampel yaitu Laki – laki dan Perempuan, Usia 10 – 12 tahun, bersedia dijadikan responden, dapat berkomunikasi, mempunyai waktu dan bersedia, dalam keadaan sehat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner), formulir pengamatan, formulir food recall 24 jam dan pemeriksaan urine dilakukan dengan menggunakan pot penampung urine dan refraktometer. Data yang dikumpulkan meliputi: 1)Karakteristik sampel: Jenis kelamin, umur, BB, TB, besaran uang saku, pengetahuan tentang air minum, dan aktivitas fisik; 2)Konsumsi cairan dan besaran energi dari minuman, diambil melalui food recall 3×24 jam; 3)Berat jenis urine, diambil melalui pemeriksaan di laboratorium. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji beda dua rata-rata (uji T-TEST Independent) yaitu uji signifikan dilakukan dengan batas kepercayaan (α=0,05). Apabila diperoleh nilai t hit≥ t tabel (p<α) berarti ada perbedaan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. (Sugiyono,2007). Kemudian dilakukan Uji korelasi digunakan untuk mencari derajat keeratan hubungan atara variabel. Bila nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak ini berarti data sampel mendukung adanya hubungan yang bermakna. Bila nilai p≥0,05 maka Ho gagal ditolak, ini berarti data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna. Setelah itu dilakukan Uji Analisis regresi linear yang digunakan untuk memprediksi suatu variabel (variabel independent) berdasarkan pada satu variabel atau beberapa variabel lain (variabel dependent).

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bersifat komparatif yaitu membandingkan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor apa dan situasi yang bagaimana yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu. Skala yang digunakan untuk variabel dependen adalah skala interval dan ordinal sedangkan variabel independen adalah skala interval. Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa sebagian besar murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta berjenis kelamin laki-laki sebanyak 68% dan berjenis kelamin perempuan seba-nyak 32%, hal tersebut tidak sesuai dengan perbandingan jumlah penduduk pada usia sekolah 6-14 tahun, di wilayah Ciledug kecamatan Pondok Aren kabupaten Tangerang yaitu berjenis kelamin laki-laki (45%) lebih sedikit dibanding berjenis kelamin perempuan (55%). Hasil lain didapat bahwa rata-rata usia murid berkisar antara 10-12 tahun. Hasil ini sesuai dengan standar umur di Indonesia, dimana usia 6-13 tahun merupakan usia aktif pada umumnya memiliki aktifitas yang tinggi (Marbun, 2002). (Lihat Tabel 1).

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa berdasarkan IMT responden yang termasuk kategori tinggi lebih besar di sekolah dasar swasta sehingga didapat sebagian besar responden berstatus gizi normal yaitu sebesar  (38,7%), sedangkan pada sekolah dasar negeri sebagian besar berstatus gizi kurus tingkat berat yaitu sebesar (51,5%). Berdasarkan hasil penelitian karakteristik besaran uang saku responden dari dua sekolah dasar yaitu pada sekolah dasar negeri rata-rata besaran uang saku Rp.3000,- sebanyak 16 orang (51,6%) dengan kisaran antara Rp.2000 – Rp.5000 sedangkan pada sekolah dasar swasta rata-rata besaran uang saku Rp.5000,- sebanyak 22 orang (71%) dengan kisaran antara Rp.5000 – Rp.10.000. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa aktifitas fisik pada murid sekolah dasar kelas 4-5 yaitu sebagian besar pada sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta beraktifitas ringan. Hal ini tidak sesuai dengan teori Marbun, 2002 bahwa anak usia sekolah (6-14 tahun) pada umumnya memiliki aktifitas yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik pengetahuan tentang air minum responden dari dua sekolah dasar yaitu dari 11 pertanyaan pengetahuan yang masih kurang pada sekolah dasar negeri sebanyak 9 pertanyaan yang meliputi, fungsi air bagi tubuh, akibat kekurangan cairan, kebutuhan air minum perhari, sumber air tubuh selain air putih, ciri-ciri dehidrasi, ciri-ciri air putih yang baik, akibat dari minum air putih yang tidak baik, minuman yang baik untuk kesehatan, dan kapan kita membutuhkan air lebih banyak. Dan pada sekolah dasar swasta sebanyak 5 pertanyaan yang meliputi, fungsi air bagi tubuh, akibat kekurangan cairan, kebutuhan air minum perhari, ciri-ciri dehidrasi, akibat dari minum air putih yang tidak baik, dan minuman yang baik untuk kesehatan.

Sedangkan pengetahuan yang sudah baik pada sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta sebanyak 3 pertanyaan  yaitu  meliputi, akibat dari tidak minum air putih, minuman bersoda tidak baik untuk kesehatan, dan minuman yang tidak baik untuk kesehatan. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas yang ada di kedua sekolah tersebut misalnya: tidak adanya madding sekolah tentang pentingnya kesehatan, sekolah tidak pernah mengadakan acara penyuluhan kesehatan, dan lain-lain.

Kebutuhan cairan yang diperlukan oleh anak usia 10-12 tahun menurut Nelson (1983) adalah 70-85 ml/kgBB/hari (±2100-2550ml),sedangkan dalam PUGS dianjurkan (±8-10 gelas/ hari). Dari hasil penelitian dua sekolah dasar terhadap 62 orang responden yaitu pada sekolah dasar negeri diperoleh rata-rata konsumsi cairan 2097,90ml dengan nilai tertinggi 2282ml dan nilai terendah 1549ml, sedangkan pada sekolah dasar swasta diperoleh nilai rata-rata konsumsi cairan 2657,23ml dengan nilai tertinggi 3547ml dan nilai terendah 2112ml. Menurut Muirhead dan Catto (1986) Kekurangan volume cairan dapat disebabkan asupan yang tidak memadai sehingga dapat menimbulkan perubahan status hidrasi seperti ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan membran mukosa, produksi dan berat jenis urine. Hal ini menunjukkan perbedaan yang disebabkan karena asupan cairan sekolah dasar negeri rata-rata 2097,90ml (± 9 gelas sedang) berdasarkan pemenuhan kebutuhan cairan (±2100-2550 ml) nilai tersebut kurang dari kebutuhan untuk usia 10-12 tahun, sedangkan asupan cairan sekolah dasar swasta rata-rata 2657,23ml (±11 gelas sedang) berdasarkan pemenuhan kebutuhan cairan (±2100-2550 ml) nilai tersebut melebihi kebutuhan untuk usia 10-12 tahun.

Akibat dari kekurangan cairan (dehidrasi) pada anak sekolah dasar yaitu menurunkan konsentrasi di dalam ruang kelas, menyebabkan reduksi pada performa mental dan fisik, bahkan nilai ulangan pun menjadi lebih rendah, suhu internal tubuh naik terutama pada bagian otak dapat kelebihan panas, stroke pada jantung, sakit kepala dan tidak bisa tidur dll. (Sulaeman, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian dua sekolah dasar terhadap 62 orang responden yaitu pada sekolah dasar negeri diperoleh rata-rata besaran energi dari minuman 173,35 kkal yaitu ±8,9% dari kecukupan energi dengan nilai tertinggi 407 kkal dan nilai terendah 28 kkal, sedangkan pada sekolah dasar swasta diperoleh nilai rata-rata konsumsi cairan 434,71 kkal yaitu 22,3% dari kecukupan energi dengan nilai tertinggi 873 kkal dan nilai terendah 90 kkal, hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi dari kecukupan energi yang dianjurkan untuk indonesia yaitu 1750-1950 kkal/hr pada usia 10-12 tahun.


Tabel 1

Karakteristik Responden

Variabel

SD Negeri

SD Swasta

Jenis Kelamin:-          Laki-laki-          Perempuan

26 (83.9)a

5 (16.1)

16 (51.6)

15 (48.4)

Umur:-          10 – < 11 tahun-          11 – < 12 tahun-          12 tahun

9 (29.0)

20 (64.5)

2 (6.5)

6 (19.4)

22 (71.0)

3 (9.6)

Tinggi Badan:-          < 138 cm (Pendek)-          138 – 151 cm (Normal)-          > 151 cm (Tinggi)

10 (32.3)

21 (67.7)

0 (0.0)

3 (9.6)

22 (71.0)

6 (19.4)

Berat Badan:

  1. Laki-laki

–          < 32 Kg (Underweight)

–          32 – 40 Kg (Normal)

–          > 40 Kg (Overweight)

  1. Perempuan

–          < 33 Kg (Underweight)

–          33 – 43 Kg (Normal)

–          > 43 Kg (Overweight)

4 (12.9)

0 (0.0)

1 (3.2)

11 (35.5)

11 (35.5)

4 (12.9)

4 (12.9)

6 (9.5)

5 (16.1)

3 (9.6)

9 (29.0)

4 (12.9)

Aktifitas Fisik:-          < 1.04 Kkal/KgBB/15 mnt (Sangat Ringan)-          1.04 – 1.96 Kkal/KgBB/15 mnt (Ringan)-          1.97 – 2.60 Kkal/KgBB/15 mnt (Sedang)

–          > 2.60 Kkal/KgBB/15 mnt (Berat)

3 (9.7)

21 (67.7)

7 (21.6)

0 (0)

5 (16.1)

24 (77.4)

2 (6.5)

0 (0)

                a N (%)

 

Dari data diatas dapat dilihat bahwa besaran energi minuman pada murid kelas 4-5 sekolah dasar swasta lebih besar dibandingkan dengan sekolah dasar negeri, dikarenakan sekolah dasar negeri sebagian besar mengkonsumsi minuman serbuk yang terbuat dari gula buatan yang mengandung rendah energi seperti;(Na siklamat, Acesulfam-K, Aspartam, Fenilalanin, silicon dioksida, karmoisin-cl) sedangkan sekolah dasar swasta sebagian besar mengkonsumsi susu tanpa kemasan, jus tanpa kemasan dan teh kemasan yang mengandung tinggi energi.

Berat jenis urine sangat erat hubungannya dengan diuresis (peningkatan pembentukan kemih), makin besar diuresis makin rendah berat jenis urine dan sebaliknya (Gandasoebrata,1985). Berdasarkan hasil penelitian dua sekolah dasar terhadap 62 orang responden yaitu pada sekolah dasar negeri diperoleh rata-rata berat jenis urine 1022 dengan nilai berat jenis urine tertinggi 1040 dan nilai berat jenis urine terendah 1005 sedangkan pada sekolah dasar swasta diperoleh rata-rata berat jenis urine 1015 dengan nilai berat jenis urine tertinggi 1030 dan nilai berat jenis urine terendah 1005.

Berdasarkan Gandasoebrata (1985) batas normal berat jenis urine yaitu 1003 – 1030 namun berdasarkan US-DHHS (2008) berat jenis urine >1020 menyatakan dehidrasi ringan, sehingga sekolah dasar negeri dengan rata-rata berat jenis urine 1022 beresiko mengalami dehidrasi ringan. Hal ini disebabkan karena asupan cairan sekolah dasar negeri rata-rata 2097,90ml berdasarkan pemenuhan kebutuhan cairan (±2100-2550ml) masih kurang, belum sesuai kebutuhan untuk usia 10-12 tahun, dan sebagian besar berstatus gizi kurus tingkat berat (51,5%) ini merupakan indikasi yang menunjukkan bahwa rata-rata anak sekolah dasar negeri beresiko mengalami dehidrasi ringan. Sedangkan asupan cairan sekolah dasar swasta rata-rata 2657,26 ml berdasarkan pemenuhan kebutuhan cairan (±2100-2550ml) sudah cukup, bahkan melebihi kebutuhan untuk usia 10-12 tahun dan sebagian besar berstatus gizi normal (38,7%).

 

 

 

Tabel 2

Pengetahuan Tentang Air Minum

NegeriSwasta
NoJenis PertanyaanBaikCukupKurangBaikCukupKurang
n%n%n%n%n%n%
1Fungsi air bagi tubuh13,23096,813,21238,71858,1
Akibat

kekurangan

2cairan722,62477,439,71238,71651,6
Kebutuhan

air

3minum/hari26,52993,513,23096,8
Sumber

air

tubuh

4selain air putih9292271516,11858,1825,8
5Ciri – ciri dehidrasi26,51032,31961,339,71651,61238,7
Ciri   –   ciri   air

putih

6yang baik412,9516,12271412,91341,91445,2
Akibat

dari

minum

air   putih  yang

tidak

7baik39,7722,62167,7412,9516,12271
Akibat

dari

tidak

8minum air putih3096,813,22787,1412,9
Minuman

bersoda

tidak

baik

untuk

9kesehatan3110031100
Minuman   yang  baik
10untuk kesehatan2993,526,52993,526,5
Kapan

kita

membutuhkan

air

11lebih banyak1032,32167,7412,91651,61135,5

 

 

 


Perbedaan konsumsi cairan antara sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta

Berdasarkan  hasil uji T-Test Independent menunjukkan nilai (t hit= 8,622); (p=0,001) dimana nilai t hit>t tabel dan nilai p<0,005 berarti Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna konsumsi cairan antara sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta.


 

Tabel 3

Hasil uji korelasi antara status gizi, uang saku, dan aktifitas fisik dengan

konsumsi cairan

ModelKoefisientpR
ΒStd. Error
Constant3245,700656,0554,9470,000
I M T-40,20320,1641,9940,0510,4660,217
Uang Saku0,0720,0223,2070,002
Aktifitas fisik-331,042199,2941,6610,102

 

 

Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi antara hubungan status gizi, uang saku, dan aktifitas fisik dengan konsumsi cairan menunjukkan nilai r=0,466 menunjukkan derajat hubungan yang substansial dan didapatkan nilai r2= 0,217. Hal ini berarti nilai rata-rata konsumsi cairan sebesar 21,7% ditentukan oleh status gizi, uang saku, dan aktifitas fisik. Sisanya 78,3 % ditentukan oleh faktor lain.

Status ekonomi mengakibatkan rendahnya tingkat pendidikan orangtua, status gizi, buruknya lingkungan perumahan dan tidak adanya akses terhadap air minum dan sanitasi. Juga keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar lain dan pelayanan sosial termasuk pangan, kesehatan, dan pendidikan. (DepkesRI 2002,dalam medicastore) Berdasarkan hasil penelitian jumlah konsumsi cairan pada sekolah dasar swasta lebih tinggi daripada sekolah dasar negeri karena sebagian besar   status  ekonomi sekolah dasar negeri lebih rendah daripada sekolah dasar swasta yang akan mempengaruhi konsumsi.

 

Perbedaan  besaran  energi  minuman  antara  sekolah  dasar  negeri  dan sekolah dasar  swasta

Berdasarkan hasil uji T-Test Independent menunjukkan nilai (t hit= 7,362); (p=0,000) dimana nilai t hit>t tabel dan nilai p<0,05 dan uji korelasi regresi menunjukkan nilai p=0,000 dimana nilai p<0,005 berarti Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna besaran energi minuman antara sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta.

 

 

 

Tabel 4

Hasil uji korelasi antara status gizi, uang saku, dan aktifitas fisik dengan besaran energi minuman

ModelKoefisientPR
ΒStd. Error
Constant549,797335,1981,6400,106
I M T-12,66510,3031,2290,2240,4440,197
Uang Saku0,0370,0113,2080,002
Aktifitas fisik-131,489101,8251,2910,202

 

Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi antara hubungan status gizi, uang saku, dan aktifitas fisik dengan konsumsi besaran energi minuman diperoleh r = 0,444 menunjukkan derajat hubungan yang substansial dan didapatkan nilai r2= 0,197. Hal ini berarti nilai rata-rata konsumsi besaran energi minuman sebesar 19,7% ditentukan oleh status gizi, uang saku, dan aktifitas fisik. Sisanya 80,3 % ditentukan oleh faktor lain.

Hal ini disebabkan karena sekolah dasar negeri sebagian besar mengkonsumsi minuman serbuk yang terbuat dari gula buatan yang mengandung rendah energi seperti;(Na siklamat, Acesulfam-K, Aspartam, Fenilalanin, silicon dioksida, karmoisin-cl) sedangkan sekolah dasar swasta sebagian besar mengkonsumsi susu tanpa kemasan, jus tanpa kemasan dan teh kemasan yang mengandung tinggi energi.

 

Perbedaan  berat  jenis  urine  antara  sekolah  dasar  negeri  dan  sekolah dasar swasta

Berdasarkan  hasil uji T-Test Independent menunjukkan nilai (t hit= 3,246); (p=0,000) dimana nilai t hit>t tabel dan nilai p<0,05 dan uji korelasi regresi menunjukkan nilai p=0,000 dimana nilai p<0,005 berarti Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna berat jenis urine antara sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta.

Tabel 5

Hasil uji korelasi antara konsumsi cairan dan besaran energi

minuman dengan berat jenis urine

Koefisien
ModelTPr
ΒStd.
Error
Constant1048,7085,505270,6700,000
Rata-rata-0,0120,0025,3900,000
konsumsi cairan0,6430,414
Rata-ratabesaran-0,070,0041,5530,126
energi minuman

 

Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi antara hubungan konsumsi cairan dan besaran energi minuman dengan berat jenis urine diperoleh r=0,643 menunjukkan derajat hubungan yang tinggi dan didapatkan nilai r2=0,414. Hal ini berarti nilai rata-rata berat jenis urine sebesar 41,4% ditentukan oleh konsumsi cairan dan besaran energi minuman. Sisanya 58,6 % ditentukan oleh faktor lain.

Berdasarkan  hasil penelitian hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai berat jenis urine sekolah dasar negeri lebih besar daripada sekolah dasar swasta. Ini merupakan indikasi bahwa rata-rata anak sekolah dasar negeri mengalami gejala dehidrasi ringan. Dikarenakan perbedaan status ekonomi, status gizi, aktifitas fisik dan tingkat pendidikan orangtua yang mempengaruhi besarnya konsumsi cairan.

Kesimpulan

Rata-rata konsumsi cairan pada murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri sebesar 2097,90 ml dan sekolah dasar swasta sebesar 2657,26 ml. Rata-rata besaran energi minuman pada murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri sebesar 173,35 kkal dan sekolah dasar swasta sebesar 434,71 kkal. Rata-rata berat jenis urine pada murid kelas 4-5 sekolah dasar negeri sebesar 1022 dan sekolah dasar swasta sebesar 1015. Dapat dilihat bahwa rata-rata berat jenis urine sekolah dasar negeri >1020, hal ini merupakan indikasi yang menunjukkan  bahwa  rata-rata  anak  sekolah  dasar  negeri  beresiko  mengalami dehidrasi ringan. Ada perbedaan  konsumsi cairan, besaran energi minuman  dan berat jenis urine yang signifikan antara Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Dasar Swasta.  Rata-rata konsumsi cairan dan besaran energi minuman ditentukan oleh status gizi, uang saku, aktifitas fisik, dan faktor lainnya. Rata-rata berat jenis urine ditentukan oleh konsumsi, besaran energi minuman, dan faktor lainnya.

Daftar Pustaka

Almatsier,S,”Dasar-Dasar Ilmu Gizi” Grame dia, Jakarta, 2004.

B.Torun,”Energy   cost   of   various   phy sical   activities   in   healthy   children”. Cambridge Massachusetts, USA, 1989.

Departemen Gizi dan Kesehatan Ma-syarakat FKMUI, Gizi dan Kesehatan Masyarakat” Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.

Damayanthi,D dan Muhilal, “Hidup Sehat” Gramedia, Jakarta, 2006

Dr. Sulaeman A, Departemen Gizi Masya-rakat Fakultas Ekologi Manusia, “Seminar dan lokakarya mengenai air” IPB International Convention Center (IICC), 2008.

Drs.   G.   Kartasapoetra,   H.Marsetyo,   Drs.Med, “Kolerasi   gizi, kesehatan, dan produktivitas kerja” Rineka cipta, 2008.

Eldon  Wayne  Askew,”Present  knowledge  in  nutrition  eighth  edition  water” ILSI Press,Washington DC, 1996.

Greeta M. M, “Hubungan pengetahuan dan sikap murid kelas IV sekolah dasar AL-IZHAR terhadap fsat food” (Jakarta: Akedemi Gizi Depkes RI), 2007.

Michael N. Sawka dan Scott J. Montain,”Present knowledge in nutrition eighth edition water” ILSI Press,Washington DC, 2001.

Nelson, Textbook of pediatrics” W.B.Saunders Co.,New York, 1983.

Nelson,”Ilmu Kesehatan Anak, vol1”, 1999.

Norman M dan Graeme R.D.Catto,” Keseimbangan cairan dan elektrolit” Binarupa Aksara,Jakarta, 1986.

Notoatmodjo,S. Metodelogi Penelitian Kesehatan”Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Supriasa, I.D.N. ”Penilaian Status Gizi” Jakarta: Buku Kedokteran, 2002.

Nurul K, “ Hubungan Antara Aktifitas Terhadap Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah Kelas IV, V dan VI SDN Pabuaran Tumpeng I Tangerang” ( Jakarta : Akedemi Gizi Depkes RI), 2003.

PERGIZI   PANGAN   Indonesia,   Departement   of   Community  Nutrition,   Faculty  of Human Ecology,IPB 2009.”Survey on Drinking Habits and Hydration Status Among Teenegers and Adults in Two Different Ecological Areas” Danone –Aqua Indonesia.

Proboprastowo S. M dan Dwiriani C. M,”Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi” Jakrta: Widyakarya Pangan dan Gizi VIII, 2004.

R.A   Tuty   K,   dan   Nina   K .  S.   ”Ilmu   Penyakit   Dalam” FKUI,Jakarta, 2006.

R. Gandasoebrata,.” Penuntun Laboratorium klinik” Dian rakyat, Jakarta, 1985.

Siti, S, “Hubungan Antara Asupan (Energi dan Protein) dan Tingkat Aktifitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar Dengan Sistem Belajar FULL DAY SCHOOL” ( Jakarta : Akedemi Gizi Depkes RI), 2003.

Sugiyono,” Metode Penelitian Bisnis” Alfabeta, Bandung, 2007.

William F.G,” fisiologi Kedokteran”. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2003.

** Jurnal Gizi – Dietetik tersebut diatas diterbitkan oleh Pusat Pengelola Jurnal Ilmiah Universitas Esa Unggul dalam Jurnal Gizi Vol.2 No.2 Oktober 2010