Smart City and Sustainable Transportation Planning

Smart City and Sustainable Transportation Planning

Smart City and Sustainable Transportation Planning

Program studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota mengadakan kuliah umum “Smart City and Sustainable Transportation Planning” dengan pembicara Dr. Deden Rukmana seorang Profesor dan Koordinator Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dari Savannah State University pada kamis, 22 Desember 2016 di Ruang 811, Universitas Esa Unggul.

Konsep smartcity merupakan konsep penataan kota dengan peningkatan peran infrastruktur publik sertap pembangunan yang tidak ego sektoral.  Maksud dari ego sektoral disini, yaitu pembangunan yang cenderung tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar. Konsep ini dapat menjadi peranan penting di tengah suburnya masalah sosial dalam segala aspek, baik pemerintahan, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, ekonomi, infrastruktur dan berbagai aspek lainnya yang hadir menjadi jawaban untuk pengeloaan sumber daya alam yang efisien sehingga mampu berintegrasi langsung dengan masyarakat perkotaan.

Konsep Smartcity pertama kali dikemukakan oleh IBM (International Business Machines), perusahaan komputer ternama di Amerika Serikat.  Konsep smart bukanlah gosip atau isu belaka, melainkan sudah diterapkan diberbagai kota diseluruh dunia diantaranya Kota Copenhagen salah satu kota di Denmark yang memfokuskan diri mengoptimalkan pada Environment Smart, karena hal ini Kota Copenhagen menjadi salah satu kota terpintar di dunia. Selain itu ada Kota Seoul, Korea Selatan yang fokus terhadap pelayan publik dibidang teknologi informasi yang menjadikan kota ini memiliki jaringan internet tercepat didunia.

Secara sederhana, kota dikatakan pintar apabila layak huni, efisien dan berkelanjutan. Sumber daya manusia dan modal sosial serta infrastruktur sistem komunikasi tradisional dan modern dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kehidupan yang berkualitas, dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, melalui tata pemerintahan yang partisipatif .   Namun, apabila pemerintah hanya mengandalkan perbaikan pada aspek fisik saja dan telah memadai semua itu terasa percuma dan sia-sia karena masyarakat dalam hal ini menjadi lakon kurang memainkan perannya yaitu kurang siap dalam hal mental dan pemahaman tentang konsep Smartcity tersebut. Penerapan konsep Smartcity dapat diterapkan melalui smart environment dan smart transport.