KONSUMSI KALSIUM DAN KELUHAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 6 TANGERANG

 

 

Dyah Oktabriawatie1, Erry Yudhya Mulyani2, Maria Poppy Herlianti3

1 Detik Food

2Department of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University

3Polytechnic of Health Jakarta II, Department of Nutrition, Ministry of Health Republic of Indonesia

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510

[email protected]

 

Abstract

Calcium is the mineral content of the most widely in the body, which is 1.5 to 2.0% of adult body weight or as much as ± 1 kg. The dietary requirement Calcium for adolescent girl is 1000 mg. The purpose of this study is to determine the relationship between Calcium consumption and menstruation disorders in adolescent girl aged 16-18 years at public high school 6, Tangerang. The data was collected on 7-9 May 2009. This study used simple random sampling, based on estimation formula, then the total subject is known to 81 girls. The data collected included: 1) Characteristics of sample: Height, Weight, Age, Nutritional Status; 2). Calcium Consumption was taken from recall 3x 24 hours with visual aids; 3) Menstruation Disorders was taken from questionnaire. The results shows that the average intake of Calcium adolescent girls (586.86mg ±385.478); Height (159.83cm ± 5.305); Weight (48.85kg±4.851); Age (16.16y±0.402); Nutritional status (1.80±0.401); 80.2% girls have menstruation disorders. There was a significant relationship between Calcium consumption and menstruation disorders in adolescent girls (p<0.05). There was no significant relationship between nutritional status, age and menstruation disorders (p>0.05). The average Calcium intake  in adolescent girls is still below the recommended adequacy rate, therefore it is necessary to encourage the adolescent girls to consume Calcium in an attempt to reduce mentruation disorders.

 

Keywords: calcium consumption, menstruation disorders, adolescent girls

 

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh, yaitu 1,5–2 % dari berat badan orang dewasa atau ± sebanyak 1 kg. Kebutuhan kalsium remaja putri adalah 1000 mg. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari hubungan konsumsi kalsium, umur, status gizi remaja putri usia 16-18 tahun. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 7-9 Mei 2009. Cara pengambilan sample dilakukan secara acak sederhana, berdasarkan rumus estimasi diketahui total subjek adalah 81 orang. Data yang dikumpulkan meliputi: 1) Karakteristik sample : TB, BB, umur, status gizi; 2) Konsumsi kalsium diambil melalui food recall 3×24 jam disertai alat bantu visual; 3) Keluhan menstruasi, di ambil melalui kuesioner keluhan-keluhan menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsumsi kalsium remaja putri 586,86 mg (±385,478); TB remaja putri 159,83 cm (± 5,305); BB remaja putri 48,85 kg (± 4,851); umur remaja putri 16,16 th (± 0,402); status gizi remaja putri 1,80 (± 0,401); keluhan menstruasi 80,2%. Ada hubungan yang signifikan antara keluhan menstruasi, dengan keluhan menstruasi pada remaja putri (p<0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan umur dengan keluhan menstruasi (p>0,05). Konsumsi kalsium remaja putri masih dibawah anjuran perlu didorong untuk mengurangi keluhan mentruasi.

 

Kata kunci: konsumsi kalsium, ketidak teraturan menstruasi, remaja putri

 


Pendahuluan

Remaja adalah peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa, (Friedman dkk 1983, Edstrom 1981, Hunt 1976) pada masa ini terjadi perubahan biologik dan psikososial. Remaja mempunyai fisiologi dan psikologi tersendiri yang berbeda dengan kanak-kanak atau orang dewasa (Health, 1977). Salah satu keadaan yang banyak dihadapi oleh remaja wanita masa kini adalah kesuburan mereka yang labih cepat datang, ditandai dengan datangnya haid pertama atau menars. Kira-kira seabad yang lalu, seorang wanita mendapat pertama haid pertama pada usia lebih kurang 17 tahun. Pada masa kini kebanyakan mereka mendapatkannya pada usia 12 tahun atau bahkan kurang (Affandi, 1995). Di negara berkembang seperti Indonesia proporsi penduduk yang berusia muda relative besar bila dibandingkan dengan Negara maju. (Karmaji) Menurut sensus penduduk tahun 1980, penduduk Indonesia 147.338.075 jiwa. Jumlah seluruh wanita 73.824.803 jiwa di antaranya 23.302.490 jiwa atau 31,5% berusia antara 10-24 tahun. Khusus di Jakarta jumlah penduduk wanita berjumlah 3.199.054 jiwa, sedangkan wanita yang berusia 10-24 tahun 1.220.869 jiwa atau 38,2%. Dari gambaran di atas tampak bahwa jumlah remaja merupakan suatu populasi yang cukup besar.

Salah satu perubahan fisiologik yang terjadi pada usia remaja adalah perkembangan sistem alat reproduksi yang kemudian diikuti pula oleh berkembangnya kebutuhan seksual yang ditandai dengan datangnya haid kira-kira setiap 28 hari, walaupun seringkali tidak teratur pada bulan-bulan pertamanya. Sebulan sekali, kira-kira 14 hari sebelum datangnya haid, dan menjadi sel telur yang matang (ovum), haid berlangsung selama 2-7 hari.

 

Kesuburan seorang wanita secara bertahap meningkat sesuai dengan meningkatnya umur, mencapai puncaknya kedewasaan, untuk kemudian menurun secara bertahap lagi, hingga akhirnya terhenti sama sekali. Menurut Duncan (1871) gangguan reproduksi lebih banyak terjadi pada awal dan akhir masa reproduksi, oleh karena itu disebut juga sebagai periode-periode kritis, penurunan BB yang cepat dapat menyebabkan terhentinya menstruasi (amenorrhea) (Frisch, 1978).

Beberapa wanita mengalami ketidaklancaran dalam menstruasinya tetapi ada pula yang tidak. Banyak wanita yang mengalami nyeri sebelum menstruasi atau haid. Ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan. Salah satu penyebabnya adalah kurang gizi, jika unsur gizi yang diperlukan untuk mematangkan sel telur tidak terpenuhi, menstruasi akan terlambat, kurang gizi mempengruhi kemampuan reproduksi dengan mempersingkat masa reproduktif dan juga mengurangi efisien reproduksi dan juga dapat memperlambat datangnya menarche (Frisch, 1972).

Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa manfaat kalsium jauh melebihi yang diperkirakan orang. Hector De Luca, pakar biokimia Universitas Wisconsin, AS, sangat khawatir bila banyak orang yang tidak mengetahui bahwa peran kalsium sangat banyak. Salah satu peran penting kalsium adalah dalam meringankan sindrom pramenstruasi (PMS).

Pada penelitian yang dilakukan oleh dr. Susan Thys-Jacobs, pakar kelenjar endokrin dari St. Luke’sRoosevelt Hospital Center di New York, bersama rekan-rekannya dari 11 pusat medis di AS, terhadap 500 orang wanita penderita PMS, secara acak, sebagian dari 500 wanita itu diberi 1.200 mg kalsium per hari. Pada siklus haid ketiga setelah pemberian 1.200 mg kalsium tiga bulan yang lalu, gejala PMS bisa dikurangi 48% pada wanita yang mengkonsumsi kalsium. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan konsumsi kalsium dengan keluhan menstruasi pada remaja putri SMA Negeri 6 Tangerang.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian assosiatif yaitu dengan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Desain yang digunakan yaitu cross sectional (potong lintang) adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMA Negeri 6 Tangerang pada tahun ajaran 2008/2009 dimana jumlah remaja putri adalah sebanyak 509 orang. Sampel diambil secara acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan menggunakan rumus perhitungan sampel, didapat sampel sebanyak 81 siswi.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Tangerang di Jalan Nyimas Melati No.2 Karang Anyar Neglasari Tangerang. SMA Negeri 6 Tangerang didirikan pada tahun 1989. SMA Negeri 6 Tangerang memiliki jumlah ruang belajar sebanyak 27 kelas. Rata-rata responden memiliki tinggi badan hampir 160 cm dan berat badan 49 Kg. Responden juga rata-rata memiliki keluhan pada saat menstruasi (80.2%). (lihat tabel 1)

Tabel 1

Karakteristik Responden

Mean ± SD

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Tinggi Badan (cm)

(159.83 ± 5.30)

171

149

Berat Badan (kg)

(48.85 ± 4.85)

63

40

Umur Responden (thn):

  1. 16
  2. + 17

69 (85.2)a

12 (14.8)

16

8

Status Gizi:

  1. Kurus
  2. Normal

40 (49.4)

41 (50.4)

Konsumsi Kalsium (mg)

(586.86 ± 385.47)

Keluhan Menstruasi:

  1. Ya
  2. Tidak

65 (80.2)

16 (19.8)

a N(%)

 

Berdasarkan penelitian tinggi badan responden bahwa rata – rata tinggi badan sebesar 159,83 cm hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswi yang telah menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tinggi badan sesuai pada tabel AKG (Angka Kecukupan Gizi) 2004 bahwa pada umur 16 – 18 tahun untuk perempuan minimal tinggi badan yang dimiliki yaitu sebesar 154 cm. hasil yang didapat selama penelitian rata-rata berat badan sebesar 48.85 kg, rata-rata berat badan responden tidak sesuai dengan berat badan yang dianjurkan pada usia 16 – 18 tahun oleh beberapa pernyataan penelitian terdahulu pada referensi yang didapat. Lisa (2005) yang menyatakan bahwa wanita yang mempunyai berat badan dibawah normal atau mengalami gangguan pola makan akan mengalami gangguan siklus menstruasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa 85,2% responden yang berumur 16 tahun, WHO (1971) menyatukan terminologi kaum muda (youth people) menjadi, mereka yang berusia 15-24 tahun. Nasir (2008) menyatakan bahwa menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa, Wiknjosastro (2005) mengatakan bahwa usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat menstruasi (menarche) yaitu antara 10-16 tahun. Berdasarkan penelitian status gizi bahwa 49,4% responden memiliki status gizi kurus, pada usia remaja mereka sudah mulai memperhatikan keadaan fisik tubuhnya maka tidak jarang remaja yang takut akan kegemukan dan mereka lebih menyukai tubuhnya yang kurus tanpa memperhatikan pentingnya status gizi normal yang dapat mempengaruhi siklus haid. Frisch R.E (1972) menyatakan bahwa kurangnya konsumsi zat gizi dapat mempengaruhi siklus haid dan juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguangangguan pada saat atau sebelum menstruasi, karena zat gizi sangat diperlukan untuk mematangkan sel telur, dan juga mempengaruhi kemampuan reproduksi dengan mempersingkat masa reproduktif dan juga dapat mengurangi efisien reproduksi serta memperlambat datangnya menarche. Namun hasil yang didapat selama penelitian rata-rata konsumsi kalsium 586.86 mg/ hr, kurangnya konsumsi kalsium dapat diakibatkan oleh kebiasaan makan responden dan pengetahuan responden yang kurang akan manfaat kalsium bagi tubuh, salah satu manfaat kalsium bagi tubuh bila di konsumsi dalam jumlah yang cukup dapat membantu mengurangi efek fisik dan psikis akibat pre menstruasi sindrom hingga 50%.

Krummel B. (1996); Almatsier (2001); Walqvist M (1997); Winarno, FG. (1997) menyatakan bahwa kalsium mempunyai peranan yang penting dalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi, dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraseluler dan intraseluler, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permeabilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur kerjanya hormon dan faktor pertumbuhan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengalami keluhan menstruasi sebanyak 65 responden dan yang tidak mengalami keluhan menstruasi sebanyak 16 responden, dari data responden yang mengalami keluhan menstruasi rata-rata mereka mengalami kram pada perut. Zullieskawati (2009) menyatakan bahwa PMS terjadi beberapa hari sebelum hari H menstruasi. Biasanya gejala ini hilang sendiri pada hari pertama atau kedua haid. Sampai 80 % wanita mungkin mengalami PMS, dan bentuknya sangat bervariasi satu dengan yang lain. Bahkan antar siklus pun bisa bervariasi gejalanya pada seseorang.

 

Hubungan Antara Umur dengan Keluhan Menstruasi

Dari hasil uji regresi logistik biner, dapat dikatakan bahwa p sebesar 0.613 (p>0.05) hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara umur dengan keluhan menstruasi, dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR mempunya nilai ”lower limit” <1 yang artinya hasilnya tidak bermakna secara statistik. Sedangkan nilai 95% Confidence Limit diperoleh 0,1899 – 14,310, artinya bila dilakukan penelitian yang sama berulangulang sebanyak 100 kali, maka sebanyak 95 kali nilai OR yang diperoleh berada diantara 0,1899 hingga 14,310. Wiknjosastro (2005) mengatakan bahwa usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat menstruasi (menarche) yaitu antara 10-16 tahun. Penulis tidak menemukan referensi penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa umur mempengaruhi keluhan menstruasi.

Tabel 2

Analisis Faktor yang berhubungan dengan keluhan Menstruasi

 

Keluhan Menstruasi

Estimate

SE

p-value

OR

95% CI

Ya

Tidak

Constant

6.543

16.802

0.697

Umur:

  1. 16 th
  2. +17 Th

60 (87.0)a

11 (91.7)

9 (13.0)

1 (8.3)

-0.527

1.0431

0.613

1.650

(0.1899-14.310)

Constant

-5.288

2.972

0.075

IMT:

  1. Kurus
  2. Normal

38 (90.5)

33 (84.5)

4 (9.5)

6 (15.4)

0.176

0.153

0.252

1.727

(0.449-6.632)

Constant

-14.038

4.546

0.002

Konsumsi Kalsium:

  1. Kurang
  2. Cukup

64 (98.5)

6 (37.5)

1 (1.5)

10 (62.5)

0.012

0.004

0.002

95

(11.559-979.25)


a N(%)

 


Hubungan Antara IMT dengan Keluhan Menstruasi

Dari hasil uji regresi logistik biner, dapat dikatakan bahwa p sebesar 0.075 (p>0.05) hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara IMT dengan keluhan menstruasi, dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR mempunya nilai ”lower limit” <1 yang artinya hasilnya tidak bermakna secara statistik. Sedangkan nilai 95% Confidence Limit diperoleh 0,449 – 6,6326, artinya bila dilakukan penelitian yang sama berulang-ulang sebanyak 100 kali, maka sebanyak 95 kali nilai OR yang diperoleh berada diantara 0,449 hingga 6,6326 (lihat tabel 2). Kurangnya nilai status gizi dikarenakan kurangnya asupan zat gizi termasuk kalsium yang sangat berpengaruh terhadap keluhan menstruasi. Nasir (2008) menyatakan adanya hubungan antara status gizi dengan pre menstruasi sindrom. Perlu di ingat bahwa kejadian pre menstruasi sindrom tidak hanya terjadi pada remaja, tapi dewasa pun bisa mengalaminya jika status gizi dan fungsi hormonal yang tidak seimbang dan menimbulkan rasa nyeri atau kram pada perut bawah menjelang menstruasi, pusing, lemas, dsb, atau yang disebut Pre Menstrual Syndrom. Frisch R.E (1972), karena zat gizi sangat diperlukan untuk mematangkan sel telur, dan juga mempengaruhi kemampuan reproduksi dengan mempersingkat masa reproduktif dan juga dapat mengurangi efisien reproduksi serta memperlambat datangnya menarche.

Hubungan Antara Konsumsi Kalsium dengan Keluhan Menstruasi

Dari hasil uji regresi logistik biner, dapat dikatakan bahwa p sebesar 0.002 (p<0.05) hal ini menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi kalsium dengan keluhan menstruasi, dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR mempunya nilai ”lower limit” <1 yang artinya hasilnya bermakna secara statistik. Sedangkan nilai 95% Confidence Limit diperoleh 11,559 – 979,45, artinya bila dilakukan penelitian yang sama berulang-ulang sebanyak 100 kali, maka sebanyak 95 kali nilai OR yang diperoleh berada diantara 11,559 hingga 979,45 (lihat tabel 2).

Salah satu mineral penting yg diperlukan tubuh untuk mengatasi pre menstruasi sindrom adalah kalsium. Hal ini sesuai dengan pendapat Kelly (2001) bahwa depresi,suasana hati yang tidak stabil, payudara yang terlalu sensitif, serta kram perut dan kaki bisa dikurangi dengan mengkonsumsi makanan makanan yang mengandung kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil yang signifikan antara keluhan menstruasi dengam keluhan menstruasi sesuai dengan pernyataan Fitria Ana (2007) bahwa salah satu fungsi dari kalsium yaitu meringankan keluhankeluhan disaat haid (Pre Menstruasi syndrome).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa ada hubungan antara konsumsi kalsium dengan keluhan menstruasi pada remaja putri.  Namun tidak ditemukan hubungan antara umur dan status gizi dengan keluhan menstruasi pada remaja putri. Oleh karenanya, setelah diketahui terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat penyerapan kalsium seperti asam oksalat yang terdapat dalam bayam, sayuran lain seperti selada, kubis, brokoli, kakao dan ubi jalar membentuk garam kalsium oksalat yang tidak larut, sehingga menghambat absorpsi kalsium. Asam fitat, ikatan yang mengandung fosfor yang terutama terdapat didalam sekam serealia dan juga kedelai, membentuk kalsium fosfat yang juga dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi, untuk itu sebaiknya responden dapat mengatur pola makan sehingga penyerapan kalsium dalam tubuh tidak terhambat untuk menghindari terjadinya pre menstruasi syndrome.

 

Daftar Pustaka

Affandi B. Manajemen Kesuburan Remaja, disampaikan pada Latihan Pendidikan Kependudukan Keluarga Berencana, KNPI Pusat, 2 – 6 Maret 1982, Jakarta.

Affandi B. Penatalaksanaan Kesuburan Remaja, Ujung Pandang, Juli 1985.

Albertson AM, Tobelmann RC, Marquart L. Estimated Dietary Calcium Intake and Food Sorces for Adolescent Females: 1980-92. Journal of Adolescent Health 1997; 20: 20-26.

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Baker, Susan S, et.al. 1999. Calcium Requirements of Infants, Children, and Andolescents. American Academy of Pediatrics. Vol. 104:5; pp 1152-1157.

BKKBN, Materi Pelatihan Bimbingan Konseling Keluarga Berencana Bagi PPLKB dan PLKB / PKB, Jakarta, BKKBN, 1996.

DEPKES RI,  Daftar Komposisi Bahan Pangan Indonesia. Edisi 1995. Jakarta, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1995.

FAO / WHO, Expert Consultation Energy ang Protein Requirements. WHO Tchnical Report Series 724, Geneva, 1985.

Fitria ana. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Gala Ilmu Semesta , Jakarta, Hal : 1 – 9 dan 73 – 74, 2007.

Frisch R. E, Weight at menarche : Similarity for well – nourished and under – nourished girls at differing ages, and evidence for historical constancy. Pediatrics 50 (3) : 445 – 450, 1972.

Hunt W. B. : Adolescent Fertility Risk and Consequences Population Report, Series J, Number 10 : 157, July 1976.

Kalkwarf HJ, Khoury JC, Lanphear BP. Milk intake during childhood and adolescence, adult bone dencity, and osteoporotic fractures in US women. American Journal of Clinical Nutrition 2003; 77:257-65.

Kartono D, Soekarti M, AKG Mineral Makro dan Mikro. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta, LIPI, 2004.

Kelly Tracey. Rahasia Alami Meringankan Sindrom Pramenstruasi. Erlangga : Jakarta, Hal : 6 – 7 dan 31, 2001.

Krummel B. Nutrition in women’s health. New York: Aspen Publication; 1996.

Lie stephen. Terapi Vegetarian Untuk Penyakit Kewanitaan. Prestasi Pustaka Publisher : Jakarta, Hal 53 – 111, 2004.

Mansjoer, A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1 Edisi III. FKUI : Jakarta, Hal : 371-376, 2001.

Mc Williams M, Nutrition for the growing years. California: Plycon Press, Inc, 1993.

National Institutes of Health, Consensus Development Panel on Optimal Calcuim Intake. Optimal calcium intake. JAMA  Vol.272:1942-8, 1994.

Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta : 2005.

Nyoman I Dewa, dkk. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta : EGC, Hal : 39 dan 42, 2001.

Sayogo, S. Gizi Remaja Putri. FKUI : Jakarta, Hal : 4 dan 39, 2006.

Sediaoetomo, A. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta : 1991.

Soekatri, M, dkk. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII. Jakarta, 17-19 Mei 2004.

Soerjono. Mengenal dan Memahami Masalah Remaja. Pustaka Antata. Jakarta, 1992.

Sopacua, A, dkk. Pola Menstruasi Pada Waktu yang Mengalami Kontrasepsi Mantap di RSU Kabupaten Sulsel. Proyek Penelitian UNHAS. 1983/1984.

Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi IV. FKUI : Jakarta, 2006.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung, 2007.

Sutrisno,  B.  Pengantar  Metoda  Epidemiologi.  PT.  Dian  Rakyat.  Jakarta, 1986.

Tirtohusodo, K, Seksualitet, dalam Mengenal Dunia Remaja, Leo Club Surabaya Kirana, 1987.

Walqvist M. Food and Nutrition in Australia. Sidney : Alien and Unwin ; 1997.

Winarno, FG. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Wiknjosastro, Achmad. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2005. Hal : 103.

Wiyono, S, Bahan Ajar Statistik Inferens. UIEU : Jakarta, 2007-2008.

WNPG VI tahun 1998 (LIPI 1998) LIPI. (1989). WNPG. Jakarta : LIPI

Worthington-Robert BS, Williams SR, editors. Nutrition throughout the life cycle. Boston: Mc Graw-Hill, 2000.

** Jurnal Gizi – Dietetik tersebut diatas diterbitkan oleh Pusat Pengelola Jurnal Ilmiah Universitas Esa Unggul dalam Jurnal Gizi Vol.2 No.2 Oktober 2010