[vc_row][vc_column][vc_column_text]Deskripsi:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi pesan dan makna yang terdapat dalam karikatur Harian Pos Kota mengenai pembangunan gedung baru DPR RI. Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai tanda-tanda beserta maknanya yang terdapat dalam karikatur Harian Pos Kota dan bagaimana Harian Pos Kota mengemas pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca dalam bentuk sebuah karikatur. Karikatur Harian Pos Kota senantiasa berusaha mengemas isu-isu fenomenal yang sedang terjadi di tengah masyarakat dengan gambar-gambar pada karikatur yang unik, dan menarik yang diletakkan pada halaman depan Harian Pos Kota. Karikatur ini digunakan sebagai sarana untuk menyindir secara halus, dan karikatur dalam media massa cetak ini membuat masyarakat atau pembaca tersenyum dan mengerutkan dahi ketika melihatnya. Untuk edisi 22 Maret 2011 mengenai wakil rakyat yang kita tahu harusnya membela hak rakyat,tetapi hanya berleha-leha dengan uang rakyat. Dalam pikiran mereka hanya mobil mewah, gedung mewah dan jalan-jalan tanpa memikirkan nasib rakyat kecil yang lebih membutuhkan. Sedangkan untuk edisi 31 Maret 2011 mengenai kemunafikan para wakil rakyat kita. Awalnya mereka setuju dengan rencana pembangunan gedung baru DPR RI tersebut tetapi demi pencitraan dan nama baik mereka, mereka menolak pembangunan gedung mewah tersebut. Untuk edisi 8 April 2011 mengenai ditengah kritik tajam dari masyarakat Indonesia mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR RI itu. DPR bersikap pembangunan gedung baru tersebut agar tetap berjalan, makanya dalam karikatur edisi 8 April 2011 ini digambarkan seorang yang berpakaian rapih tetapi berkepala gedung mewah sedang berlari dan hampir menginjak rumah-rumah rakyat kecil. Untuk edisi 13 April 2011 mengenai kekuatan besar dalam penentuan pembangunan gedung baru DPR RI dikalahkan dengan aksi kekuatan kecil. Untuk edisi terakhir, yaitu edisi 10 Mei 2011 mengenai sikap DPR yang ingin tetap adanya gedung baru tersebut. Walaupun hal tersebut ditolak oleh rakyat, mereka merevisi dengan menurunkan nilai, lantai dan fasilitas agar disetujui rakyat.
Penulis :

Bakti Suhartoyo ( 200753008 )

Download : 

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]