Publish : Februari 2020

Deskripsi :

Latar Belakang : Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi
ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi lebih. Berdasarkan hasil RISKESDAS 2010, Prevalensi kekurusan di Provinsi Banten lebih tinggi daripada prevalensi nasional (12,2%). Selain itu masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan yaitu sekitar 35.000 anak usia sekolah (6-12 tahun) yang hanya sarapan dengan minuman (air putih, teh, susu) atau hanya 26,1% dan sekitar 44,6% anak sarapan dengan jumlah konsumsi energi kurang dari 15% AKG. Mengetahui hubungan sarapan, konsumsi makanan dan status gizi anak sekolah usia 7-12 tahun di Provinsi Banten.

Menggunakan data sekunder RISKESDAS 2010 dengan cross sectional dan desain survei analitik. Sampel yang didapat sebanyak 1.398 orang. Pengujian statistik menggunakan uji korelasi pearson dan analisis regresi. Paling banyak responden berjenis kelamin perempuan (51,2%). Paling banyak responden berstatus gizi normal (68,4%). Ada hubungan yang signifikan antara asupan energi pada sarapan terhadap status gizi (p<0,005) namun tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein, lemak, karbohidrat dan status gizi (p>0,05).Konsumsi tertinggi di provinsi Banten yaitu serealia, umbi-umbian/olahannya.

Universitas Esa Unggul

Penulis :

Sariyanti Putri Agustina

Download :