HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERHATIAN DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSUMEN TERHADAP ISI BROSUR FLEXI SUREPRICE PT TELKOM BSD TANGERANG

Ummi Aqiah1, Euis Heryati1

1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta

Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510

[email protected]

Abstrak

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode survei eksplanatif yaitu dengan menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Untuk mengetahui Hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman konsumen terhadap isi brosur flexi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat perhatian tinggi dan pemahaman tinggi berjumlah (71%) terhadap isi brosur flexi, sedangkan responden yang memiliki tingkat perhatian sedang dan pemahaman sedang , berjumlah (25%) terhadap isi brosur flexi, dan responden yang memiliki tingkat perhatian rendah dan pemahaman rendah berjumlah (0%) atau tidak ada respoden yang meiliki tingkat perhatian dan tingkat pemahaman rendah terhadap isi brosur flexi, sehingga ada hubungan bahwa apabila perhatian target konsumen terhadap isi brosur flexi tinggi, maka tingkat pemahaman target konsumen terhadap isi brosur flexi juga tinggi pula.

 

Kata kunci: perhatian, pemahaman, isi brosur

 

Pendahuluan

Kehidupan bermasyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satunya faktor yang mempangaruhi yaitu perkembangan teknologi informasi. Dalam arus informasi yang memiliki konsep Global Informatioi Spaces (GIS), ketika tidak ada lagi batasan teritorial suatu negara serta tidak ada lagi suatu kejadian yang dapat disembunyi-sembunyikan atau ditutupi oleh setiap negara yang bersangkutan. Globalisasi informasi ini merupakan sebuah kenyataan adanya perkembangan dalam kehidupan manusia. Dalam era masyarakat membutuhkan kecepatan dalam menerima informasi yang sedang ramai dibicarakan dari berbagai belahan dunia untuk kecepatan tersebut, maka masyarakat memerlukan penggunaan teknologi yang kemudian akan menjembatani pertukaran informasi. Teknologi komunikasi ini diciptakan agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses segala bentuk informasi. Dalam usaha mentranformasikan informasi diperlukan media yang merupakan salah satu faktor penunjang penyampaian informasi. Kebutuhan masyarakat akan informasi disertai dengan pengetahuannya terhadap media yang akan dipergunakan sebagai mediator penerima informasi tersebut. Usaha untuk mengetahui media apa yang sebaiknya dipergunakan. Maka masyarakat hendaknya memulainya dengan mengetahui jenis media yang akan digunakan, fungsi media yang akan dipergunakan, keuntungan dan kerugian dari penggunaan media tersebut. Dalam rangka penyebaran informasi melalui media, maka banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan informasi. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa informasi adalah PT Telkom. Ruang lingkup penggunaan jasa, PT Telkom adalah seluruh lapisan masyarakat, oleh karena itu PT Telkom berusahan untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna jasanya. Kelompok penguna jasa atau konsumen merupakan bagian dari publik eksternal perusahaan. Kemudahaan dimaksud agar para pengguna jasa dapat memperoleh kepuasaan dari produk-produk yang dikeluarkan. Salah satu produk yang ditawarkan PT Telkom agar masyarakat dapat mudah memperoleh informasi melalui telepon seluler. Dalam hal ini PT Telkom sebagai pemimpin operator CDMA pertama di Indonesia, yang produknya dikenal dengan Telkom Flexi menampilkan layanan seperti fitur baru Flexi yaitu FlexiCOMBO dan Voice SMS, produk-produk Flexi, Classy, Trendy, Home dan program SurePrice, serta layanan Content seperti FlexiTone dan berbagai program Content unggulan, kemudian PT Telkom memberikan gebrakan baru yaitu dengan cara membuat program Flexi Sureprice yang berlaku untuk pelanggan Flexi Classy dan Trendy makin heboh. Dan bagi pengguna Flexi Trendy, berkirim SMS akan semakin murah. SMS yang semula Rp 100/sms. Hal ini dilakukan oleh PT Telkom adalah tujuannya semata-mata untuk memberikan perhatian dan juga memberikan pemahaman kepada konsumen tentang produk-produk yang konsumen belum mengetahuinya. Apabila konsumen sudah mengetahui tentang semua produk-produk Telkom, maka dengan sendirinya konsumen tersebut akan lebih memberikan perhatianya kepada perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini. Dalam hal ini, PT Telkom yang berada di wilayah Tangerang yang bertempat di Jl. Pahlawan Seribu BSD ini berusahan untuk memelihara serta mempertahankan citra di masyarakat di mata konsumennya. Ada suatu cara untuk memelihara dan mempertahankan citra di konsumen adalah dengan membuat brosur, tujuan dibuat brosur ini adalah agar para konsumen bisa memperhatikan dan memahami isi, makna yang terkandung di brosur tersebut. Alasan penulis mengangkat mengenai isi brosur, karena brosur adalah sebagai wadah informasi bagi konsumen, karena PT Telkom sudah pasti memiliki konsumen yang cukup banyak dan dari berbagai macam latar belakang baik dari segi demografi, pendidikan dan sebagainya. Karena memiliki konsumen yang banyak serta berlatar belakang yang berbeda itulah, penulis ingin mengetahui sampai sejauhmana konsumen memiliki perhatian dan pemahaman tetang isi brosur dan setelah konsumen membacanya apakah konsumen juga memahami maksud yang terkandung di dalam brosur tersebut. Dalam hal ini, penulis hanya meneliti salah satu sasaran yaitu adalah konsumen. Alasanya adalah konsumen merupakan sosok yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan. Sesuai dengan masalah pokok penelitian, maka penulis menitikberatkan pada isi brosur tersebut. Dan sasaran yang ingin dituju adalah para konsumen. Penulis ingin mengetahui apakah para konsumen mempunyai perhatian, pemahaman terhadap isi brosur serta apakah isi dari brosur itu bermanfaat bagi konsumen atau tidak. Karena brosur merupakan salah satu dari kegiatan Humas PT Telkom.

Konsumen adalah orang yang membeli barang-barang dan jasa untuk dipergunakan. Konsumen PT Telkom itu memiliki latar belakang yang berbedabeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya, baik dari segi pendidikan, demografi dan sebagainnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui apakah isi dari brosur itu bermanfaat atau tidak bagi konsumen, serta apakah para konsumen mempunyai tingkat perhatian dan pemahaman mengenai isi brosur tersebut. Karena brosur di sini sangatlah penting bagi para konsumen, dari brosur tersebut konsumen dapat mengetahui informasi yang ada di dalam brosur tersebut, misalnya mengenai tarifnya, tempat pembayaran dan sebagainya, karena itu semua sangat bermanfaat bagi konsumen.

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menginterpretasikan masalah yang ada:

  1. Untuk mengukur Tingkat perhatian konsumen flexi
  2. Untuk mengukur Tingkat pemahanan konsumen flexi
  3. Untuk menganalisis Hubungan antara tingkat perhatian konsumen dengan tingkat pemahaman konsumen flexi

Menurut (Hovland,1953:17) “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimuli (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah dan membentuk prilaku orang-orang lainnya.”

Definisi dari Hovland ini menunjukan bahwa komunikasi adalah suatu proses terjadi antara satu orang dengan orang lain. Sedangkan menurut (Lasswel,1960:19) “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “menyatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”(who? Says? Which? In with channel? To What? With what effect?).

Paradigma Lasswel di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan yakni:

1. Komunikator (Communicator,source)

2. Pesan (Channel and media)

3. Komunikan (Communicant)

4. Efek (Effect, impact)

Selanjutnya menurut (Dani Vardiansyah, 2005:39) “Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia dan didalamnya terdapat tiga unsur yaitu usaha, menyampaikan pesan dan antar manusia. Suatu komunikasi bisa terjalin ada usaha untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut maka jelas komunikasi bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Maksudnya adalah bila komunikasi bisa terjadi bila didukung oleh adanya sumber informasi, pesan, media, penerima dan efek. Dengan kata lain komunikasi adalah usaha komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dengan media tertentu.

Efek komunikasi

Menurut (Rosady Ruslan,2000:28) “Efek adalah merupakan respon atau reaksi setelah proses komunikasi tersebut berlangsung, yang bisa menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk positif atau sebaliknya”. Misalnya berhasil atau tidaknya sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan (message) kepada komunikan melaului media yang dipilih. Sedangkan menurut (Onong Uchjana,1984:16) “Efek adalah tanggapan, respon atau reaksi dari komunikan ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator”. Jadi efek adalah akibat dari pasca komunikasi. Dan menurut (Donald K. Robert,2000:218) dalam buku Jalaludin Rakhman “Efek adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan, karena fokusnya pesan maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disimpulkan kepada khalayak”. Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa efek dari pesan yang disampaikan dapat membawa perubahan pada diri khalayak. Efek komunikasi yang terjadi melalui penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, dapat di bagi menjadi tiga tahapan yaitu kognitif, afektif dan behavioral dan penjelasanya adalah sebagai berikut:(S. Djuarsa,2002:527)

 

Kognitif

a) Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas

b) Pembentukan sikap

c) Penegasan dan penjelasan nilali

Afektif

a) Menciptakan ketakutan atau kecemasan

b) Meningkatkan atau menurunkan dukungan moral

Behavioral

a) Mengaktifkan atau menggerakkan

b) Pembentukan issue tertentu atau penyelasainya

c) Menyebarkan perilaku dermawan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil salah satu dari tiga penjelasan efek komunikasi tersebut, dan yang penulis ambil adalah efek kognitif

 

Efek kognitif

Menurut (Jalaludin Rakhman,2000:218) “Efek kognitif adalah terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak”. Efek ini berkaitan dengan isi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa dalam penyampaian sebuah informasi dapat menimbulkan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan bagi orang yang menerima informasi tersebut, sehingga dapat menimbulkan rasa ingin mengetahui dan memahami dalam diri pembacanya. Begitu pula halnya komsumen pada PT Telkom informasi yang mereka peroleh melalui brosur diharapkan dapat memberi efek berupa pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi bagi mereka. Yakni yang semula para konsumen tidak memahami kelebihan serta kekurangan di dalam perusahaannya, namun kini dengan membaca brosur para konsumen diharapkan dapat mengetahui, memahami segala hal yang sedang terjadi di perusahaan. Dari pengertian para ahli yang dikemukakan di atas maka penulis menemukakan pendapat bahwa proses komunikasi tidak akan berlangsung tanpa adanya perhatian komunikan, selain itu juga konunikan harus mengerti atau paham terhadap apa yang disampaikan. Oleh karena itu proses komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pesan mendapat perhatian dan pemahaman dari komunikan.

Definisi Humas

Hubungan Masyarakat (Humas) diambil dari istilah Public Relation (PR). Public Relation menjadu Hubungan masyarakat, menyangkut makna istilah publik terjemahan relation “hubungan” dapat dinilai tepat, tetapi terjemahan Publik menjadi “masyarakat” tampaknya kurang kena, sebab “masyarakat” mengarah kepentingan society, sedangkan kegiatan sasaran Public Relation bukanlah seluruh manusia yang menghuni suatu wilayah di sebuah negara. (Uchjana, 1999:16). Kemudian definisi lain humas menurut (Frank Jefkins-yadin, 2004:10) adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifikasi yang berlandaskan pada saling pengertian. Humas mempunyai fungsi manajemen yang mengatur jalannya suatu pekerjaan. Misalnya perusahan ingin membuat program baru biasanya humas yang di tunjuk untuk membantu perusahaan. Kemudian humas melaksanakan program yang diberikan perusahaan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu pertama biasanya humas merencanakan program serinci mungkin yang kemudian humas membuat kebijakan memuat peraturan dan terakhir humas mengevaluasi semua kegiatan yang telah di buat, setelah itu di ajukan kepada direktur apakah program itu pantas atau tidak untuk dilaksanakan. Dari contoh di atas maka humas juga mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Bisa disimpulkan bahwa humas adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu organisasi atau badan. Humas merupakan suatu alat untuk memberikan kepercayaan kepada publik misalkan perusahaan mengalami suatu krisis yang berkepanjangan biasanya perusahaan menunjuk humas untuk berbicara kepada publik tentang hal-hal yang positif yang bisa memperbaiki citra perusahaan, sedangkan hal yang negatif biasanya tidak dibicarakan atau jarang diungkapkan. Yang lebih penting, komunikasi seharusnya diinterprestasikan dengan pengertian sebagai self-praise (memuji-muji diri sendiri), tetapi sebaiknya diinterpretasikan sebagai pertukaran gagasan dan konsep (Moore, 2003:13).

Definisi Public Relations (Humas) banyak diartikan oleh negara diseluruh dunia maka pempraktek Public Relations yang terhimpun dalam organisasi bernama “The International Public Relation Assosiation” (IPRA) yang bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat di terima dan dipraktekan bersama. Definisinya sebagai berikut : “Public Relations is a Management Function Continuing and planned character, through which public and private organizations and institution seek to win and retain the understanding, sympathy and support of those with whom they are or may concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate as far as possible, their own policies and procedure to achieve by planned and widespread information cooperation and more efficient fulfillment of their common interest” (Onong Uchjana,1999:21).

Definisi IPRA tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang lengkap yang menunjukan ciri khas dan meliputi faktor-faktor memang harus ada pada Public Relations Humas merupakan aktivitas yang berkelanjutan selama perusahaan membutuhkan humas untuk menanganinya Selain itu humas juga sifatnya membela untuk mengimbangi kesalahan manajemen yang hubungannya dengan publik. Ketika menghadapi suatu krisis seperti suatu pemogokan, pertentangan, kekuasaan atau penyelidik pemerintah,maka manajemen menunjuk humas untuk menengahi masalah yang ada.

Hubungan Masyarakat (Humas) yang sifatnya umum sebagaimana yang dipaparkan di atas perlu ditegaskan dalam bentuk definisi, sehingga batasan-batasan dalam perumusanya akan lebih jelas pengertianya, lebih terang ruang lingkupnya dan lebih nyata dalam operasionalnya.

Fungsi Humas

Menurut (Rosady Ruslan, 2003:32) fungsi Public Relation dibagi menjadi dua bagian diantara adalah sebagai berikut:

  1. Public Relations sebagai metode berkomunikasi (methode of comunication). Adalah PR (Humas) merupakan rangkaian atau sistem kegiatan, melalui kegiatan komunikasi khas kehumasan.
  2. Public Relations sebagai perwujudan (state of being). Adalah dalam manajement kehumasan adalah perwujudan suatu kegiatan komunikasi, yang ”dilembagakan” ke dalam bentuk biro, bagian, divisi atau seksi.

Dalam PT Telkom BSD Tangerang fungsi humas hanya diwakili oleh setiap divisi-divisi yang ada. Karena di Telkom BSD tidak terdapat Humas yang membawahinya. Fungsi ini bisa mendorong humas membuat aktivitas atau pun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cendrung bersifat proaktif. Humas memiliki fungsi yang sangat penting karena humas yang ditunjuk oleh perusahaan untuk menjalankan program yang diberikan kemudian disampaikan untuk kepentingan publik. Humas dalam hal ini mempunyai peran penting yaitu membantu manajemen dalam mengelolah issue-issue yang berkaitan dan berpengaruh terhadap perusahaan serta membantu memberikan image positif (citra) perusahaan melalui teknik-teknik komunikasi, karena fungsi suatu hubungan bisa berjalan dengan lancar adalah dengan cara komunikasi. Jadi peran humas sangat penting, mengapa dikatakan demikian karena kalau perusahaan mendapat masalah terhadap publik dan perusahaan menunjuk humas untuk menjadi jembatan komunikasi atau media penengah bila terjadi miscommunication. Selain itu humas juga mempunyai fungsi untuk menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga atau organisasi dengan publiknya baik publik internal maupun publik external. Fungsi humas sebagai publik external adalah humas harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran atau citra masyarakat yang positif terhadap segala tindakan atau kebijakan organisasi atau lembaga. Oleh karena itu setiap anggota organisasi harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya. Sedangkan fungsi humas sebagai publik internal adalah humas harus mampu mengenali atau mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap atau gambaran negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dijalankan. Perbedaan Fungsi internal dan eksternal humas menurut (Silih Agung Wasesa,2005:71)

Fungsi internal :

  1. Menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen agar karyawan memahami dasar pengambilan keputusan yang diambil
  2. Mengkomunikasikan kebijakan direksi dan manajemen pada karyawan
  3. Membangun jaringan komunikasi interaktif antar karyawan, manajemen dan direksi
  4. Membantu terciptanya budaya perusahaan sesuai dengan visi organisasi

Fungsi Eksternal :

  1. Menjelaskan hasil dan dasar diadakan rapat umum
  2. Membantu pemasaran untuk menciptakan citra produk
  3. Mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada publik
  4. Menyiapkan saran bagi publik untuk melihat perusahaan secara langsung

Konsumen dibagi menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu adalah konsumen yang membeli barang-barang dan jasa untuk digunakan sendiri, oleh anggota keluarganya. Sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga, sosial, kantor, pemerintahan dan lembaga lainnya yang membeli produk dan peralatan jasa untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasi (Suwarman, 2003:24).

Konsumen individu dan konsumen organisasi adalah sama penting mereka memberikan sumbangan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, tanpa konsumen individu produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak mungkin terjual. Selain itu konsumen adalah orang yang penting dalam suatu perusahaan. Konsumen bukanlah suatu gangguan terhadap pekerjaan kita justru konsumen adalah tujuan dari pekerjaan kita. Apabila suatu perusahaan bisa melayani konsumen dengan baik dan menyenangkan maka konsumen akan tetap memakai produk dan jasa kita. Seperti halnya PT Telkom yang bergerak di bidang jasa ini pastilah perusahaan ini bergelut dengan konsumen, karena konsumen yang akan memakai produk layanan yang mereka tawarkan, tanpa adanya konsumen perusahaan ini tidak akan bisa berkembang dan maju. Maka PT Telkom harus memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada konsumennya, tujuannya agar konsumennya tidak pindah ke perusahaan yang lain. Seperti yang sudah dikemukakan di atas, apa yang dimaksudkan dengan konsumen. Maka penulis ingin menjelaskan arti target konsumen. Arti konsumen itu sendiri itu adalah sasaran yang dinilai paling potensial untuk meraih keuntungan besar, sedangkan konsumen adalah orang yang membeli barang atau jasa. Jadi arti target konsumen adalah sasaran potensial yang bisa meraih keuntungan besar.

Sasaran yang ditujukan supaya seseorang bisa membeli suatu barang atau jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dari penjelasan tersebut penulis bisa menarik kesimpulan bahwa target konsumen itu adalah apabila suatu perusahaan sudah memiliki sasaran yang dituju agar produk yang dihasilkan tersebut bisa di beli oleh konsumen, tujuannya adalah untuk menarik keuntungan yang lebih besar. Seperti halnya PT Telkom pasti mereka sudah memiliki target konsumen yang akan mereka tuju, tujuannya adalah supaya produk yang mereka tawarkan bisa di beli oleh konsumen, sehingga mereka bisa memperoleh keuntungna besar.

Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka target konsumen adalah sasaran yang dituju oleh perusahaan supaya brosur yang telah mereka buat bisa di baca konsumen, selanjutnya mereka tertarik dan kemudian membeli produk yang di tawarkan oleh perusahaan.

Motivasi

Arti motivasi itu sendiri adalah mendorong seseorang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa (Hafied Cangara,1998:64) Berdasarkan pengertian di atas, penulis mencoba untuk menarik kesimpulan dari motivasi adalah dorongan seseorang untuk melihat atau mengikuti terhadap apa yang mereka lihat, dengar dan sebagainya. Sedangkan tingkat motivasi adalah besarnya keingintahuan atau besarnya dorongan seseorang untuk mengetahui terhadap apa yang mereka lihat. Misalnya: “Besarnya motivasi pelanggan flexi untuk melihat isi pesan yang ada di dalam

brosur tersebut.

 

Mengingat

Mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali (Slyvia Moss,1996:165). Jadi penulis menarik kesimpulan bahwa mengingat adalah menyimpan semua informasi di dalam memori. Sehingga bisa ingat kembali terhadap fakta yang ada.

IndikatorAtribut
  • Motivasi:
  • Responden melihat isi brosur Telkom dimengerti kemudian, responden memberi responnya.
  • Keinginan resonden dan mencari tahu mengenai fungsi pemakaian flexi
    • Keinginan respoden untuk mencari tahu tentang kegunaan pemakaian felxi
      • Tinggi
      • Sedang
      • Rendah

Mengingat

  • Responden mengingat tentang tampilan brosur
  • Responden mengingat gambar yang terdapat di brosur flexi tersebut
  • Responden mengingat tentang warna yang mendominasi brosur flexi tersebut
  • Tinggi
  • Sedang
  • Rendah

Pemahaman

Definis pemahaman menurut (J.S.Sadudu,1985:19) adalah berarti mengerti. Sedangkan menurut (W.J.S.Poerwadarminta, 1985:69) “Pemahaman berasal dari kata paham, dan ia membagi pengertian pemahaman menjadi empat: 1) pengertian misal pengetahuan banyak; 2) pendapat pikiran; 3) mengerti benar (akan), tahu benar (akan); 4) pandai dan mengerti benar (dari sesuatu hal). Sedangkan menurut (Siewart L. Tubbs& Sylvia Moss,2000:23) “Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan tersebut seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan”. Penerimaan di sini berarti menerima secara positif ataupun menolak pesan yang diterima pada saat kita mencoba memahaminya. Pada saat kita menerima pesan, sebenarnya kita sedang menilai arti pesan itu sendiri apakah kita akan menerima isi dari pesan itu (setuju) atau menolak isi pesan tesebut (tidak setuju). Untuk mendapatkan pemahaman seseorang cenderung mencari dari kesan yang masih tertinggal dalam ingatan atau dari pengalamanya. Sedangkan pemahaman seseorang tersebut kadangkala pengalaman itu didapatkan setelah melewati observasi ataupun investigasi yang cermat. Menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi komunikasi ” menjelaskan arti dari mengerti, ”Mengerti pada dasarnya ialah manusia dapat menerangkan secara teratur, ialah memberi jawaban atas pertanyaan: Apa, Mengapa, Sebab apa, Bagaimana dan Buat apa” (Anwar Arifin,1984:44). Berdasarkan penjelasan para pakar di atas maka penulis mencoba menarik kesimpulan dari arti pemahaman itu adalah memahami atau paham, maksudnya adalah apabila seseorang paham akan isi bacaan yang terkandung atau yang disampaikan melalui brosur yaitu dengan menunjukkan proses pemahaman terhadap hal tersebut secara cermat dan dapat diterima (setuju) ataupun ditolak (tidak setuju) atas hal atau informasi yang diterimanya dan bisa menimbulkan ketertarikan konsumen flexi untuk mencari tahu lebih banyak lagi terhadap isi atau makna brosur flexi itu sendiri, apabila informasi pesan yang diterimanya dirasakan sebagai sesuatu hal yang baik dan bisa diterima. Tingkat pemahaman adalah seseorang sangat mengerti atau paham terhadap apa yang disampaikan oleh suatu objek. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka proses pemahaman terjadi apabila konsumen PT Telkom mengerti benar atau sungguhsungguh tentang sesuatu hal yang disampaikan dalam brosur tersebut, jika konsumen dapat memahami isi dari brosur dengan sempurna maka dengan sendirinya konsumen akan menerima dengan sempurna pula makna dari brosur tersebut.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh (W.J.S  Poerwadarminta,1985:69). Menjelaskan pemahaman adalah pengertian, pendapat pikiran, mengerti benar (akan), tahu benar (akan), pandai dan mengerti benar (dari sesuatu hal) Kemudian dari penjelasan di atas, maka penulis mencoba untuk menarik indikator dari pengertian adalah sebagai berikut:

IndikatorAtribut
  • Responden mengerti mengenai keuntungan dari penggunaan Flexi
  • Responden mengerti mengenai cara mengaktifkan layanan
  • Responden mengerti mengenai cara pengaktifan “Call Forwarding”
  • Mengerti mengenai layanana PT Telkom
  • Responden mengerti beberapawilayah jangkauan Flexi
    • Tinggi
    • Sedang
    • Rendah

Hubungan Antara Tingkat Perhatian Dengan Tingkat Pemahaman

Hubungan antara variabel-variabel dapat terjadi melalui banyak dan mungkin diungkapkan dalam bentuk-bentuk sebab dan akibat. Variabel yang ingin dihubungkan dalam penelitian ini adalah tingkat perhatian dan tingkat pemahaman konsumen terhadap isi brosur flexi dan konsep berikutnya yang akan penulis jabarkan adalah mengenai ”Hubungan antara perhatian dan pemahaman”. Menurut Kamus Besar Indonesia, perhatian mempunyai arti sebagai hal memperhatikan apa yang diperhatikan atau menaruh minat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2000:856), maksud menaruh minat di sini adalah suatu proses mental yang terjadi secara aktif dan dimanis terhadap hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, dan kebiasaan atau memberikan persepsi terhadap apa yang memang ingin kita persepsikan. Selain pengertian di atas, penulis juga mendapatkan pengertian perhatian sebagai proses pencaritahuan akan sesuatu hal yang disebabkan adanya faktor yang menonjol, baik faktor eksternal maupun dari faktor internal diri kita sendiri. Penulis sudah mendefinisikan arti perhatian, maka selanjutnya kita akan mendefinisikan pemahaman. Arti pokok dari pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (Tubbs & Moss,2000:23), sedangkan yang dimaksudkan dengan pemahaman di sini adalah penerimaan yang bisa diartikan menerima segala sesuatu dengan cara positif ataupun negatif terhadap pesan yang diterima. Seseorang yang telah memahami pesan dengan baik maka selanjutnya ia akan memahami yang sama dengan baik juga. Dan akan memutuskan untuk menerima atau menolak isi dari pesan yang disampaikan tersebut. Dan penulis akan menyimpulkan maksud dari pemahaman tersebut adalah sebagi proses pemahaman sesuatu secara cermat dan mengerti benar akan sesuatu hal dengan sedalam-dalamnya secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan masalah penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa perhatian yang diberikan konsumen terhadap isi pesan brosur tersebut bisa terjadi, karena adanya ketertarikan konsumen terhadap isi brosur itu sendiri. Ketertarikan konsumen itu adalah suatu bukti bahwa konsumen mengerti dan paham terhadap apa yang terkandung dalam isi brosur tersebut. Dengan demikian paham atau memahami didefinisikan sebagai kemampuan komunikan (dalam hal ini konsumen), yang bisa menjelaskan dengan benar bila ditanya menganai isi pertanyaan yang ada kaitanya dengan brosur itu sendiri.

Dan dikaitkan dengan teori komunikasi hubungan semacam ini menggunakan formula AIDDA(Attention,Interest, Desire, Decision, Action ). Apabila dijelaskan satu persatu sesuai dengan prosesnya yang berkaitan dengan Attention lebih kepada ketertarikan responden pada tampilan luar fisik yang menarik pada brosur tersebut. Interest ketertarikan responden kepada isi pesan brosur tersebut. Desire merupakan proses ketertarikan responden terhadap isi pesan secara spesifik. Decision proses ketika responden memutuskan akan mengikuti atau menerima isi pesan yang disampaikan. Dan Action adalah segala sesuatu keterangan pendukung brosur yang lebih mengarahkan untuk mengambil sikap yang berkaitan dengan komponen afkektif yaitu perasaan suka ataupun tindak suka.

Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek peneliti.(Ida Bagoes,2004:18) Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi operasional variabel penulis yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Demikian penyusunan operasionalisainya: Variabel X (Variabel bebas): Tingkat perhatian konsumen terhadap isi brosur yang sedang disampaikan. Sedangkan arti perhatian itu sendiri menurut (Rakhmat,1993:52) adalah konseptual dari perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol atau rangkaian stimuli menjadi yang lainnya menjadi melemah. Jadi penulis mengambil kesimpulan perhatian itu sendiri adalah kita mampu memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol atau yang melibatkan kita, semakin besar keragaman stimuli yang mendapat perhatian, maka semakin kurang pula persepsi kita kepada stimuli tertentu. Sedangkan tingkat perhatian adalah keaktifan jiwa seseorang dalam pemusatan dan penyeleksian stimuli yang di terima lebih menonjol dari media komunikasi. (Abu Ahmadi,2000:145)

Indikator perhatian:

IndikatorAtribut
  • Responden melihat isi brosur Telkom dimengerti kemudian, responden memberi responnya.
  • Keinginan responden dan mencari tahu mengenai fungsi pemakaian flexi
  • Keinginan responden untuk mencari tahu tentang kegunaan pemakaian flexi
  • Tinggi : 7- 9
  • Sedang : 4-6
    • Rendah : 0-3
      • Mengingat
        • Responden mengingat tentang tampilan brosur
        • Responden mengingat gambar yang terdapat di brosur Flexi tersebut
        • Responden mengingat tentang warna yang mendominasi brosur Flexi tersebut
  • • Tinggi : Jika responden dapat menjawab dengan benar 7-9 pertanyaan dari sepuluh yang diajukan.
  • • Sedang : Jika responden dapat menjawab dengan benar 4-6 pertanyaan dari sepuluh yang diajukan.
  • • Rendah : Jika responden dapat menjawab dengan benar 0-3 pertanyaan dari sepuluh yang diajukan.

Variabel Y (Variabel terikat): Tingkat pemahaman pemahaman konsumen terhadap isi brosur flexi “Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan tersebut seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan”.(Siewart L. Tubbs& Sylvia Moss,2000:23) Penerimaan di sini berarti menerima secara positif ataupun menolak pesan yang diterima. Seseorang yang telah memahami pesan sebagai hal yang baik maka selanjutnya ia akan memahami hal yang sama dengan baik juga dan memutuskan untuk menerima ataupun menolak isi dari pesan yang disampaikan. Dari arti pemahaman tersebut maka penulis menarik kesimpulan pemahaman adalah sebagai suatu proses memahami sesuatu secara cermat dan mengerti benar akan sesuatu hal yang sedalam-dalamnya yang mencakup keseluruhan terhadap hal tersebut tanpa perlu harus bertanya. Jadi apabila konsumen mengerti benar terhadap apa yang disampaikan tanpa perlu bertanya kembali kepada pihak yang lain. Sedangkan tingkat pemahaman adalah mengerti benar mengenai isi pesan yang disampaikan Indikator Artibut

Mengerti:

IndikatorAtribut
  • • Responden mengerti mengenai keuntungan dari penggunaan Flexi
  • • Responden mengerti mengenai cara mengaktifkan layanan Flexi
  • • Responden mengerti mengenai cara pengaktifan “Call

Forwarding”

  • • Responden mengerti tentang layanan 147 Telkom
  • • Responden mengerti tentang wilayah yang bisa dijangkau oleh Telkom Flexi
  • Tinggi
  • Sedang
    • Rendah
  • Tinggi : Jika responden dapat menjawab dengan benar 7-8 pertanyaan dari delapan yang diajukan.
  • Sedang : Jika responden dapat menjawab dengan benar 4-6 pertanyaan dari delapan yang diajukan.
  • Rendah : Jika responden dapat menjawab dengan benar 0-3 pertanyaan dari delapan yang diajukan.

Hipotesis

Menurut asal usulnya, “Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dan arti thesi itu sendiri adalah pendapat. Dari kedua kata itu dapat diartikan bahwa hipotesis adalah “Pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenaranya, masih harus lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal”(Kriyantono,2006:28).

Jadi hipotesis adalah kesimpulan atau perkiraan yang dirumuskan dan untuk sementara diterima. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Jika tingkat perhatian konsumen terhadap isi brosur tinggi, maka tingkat pemahaman konsumen terhadap isi brosur akan tinggi pula”. Berdasarkan hipotesis di atas maka dapat divisualisasikan hubungan antara variabel peneliti sebagai berikut:

X → Y

Keterangan:

X : Perhatian

Y: Pemahaman

Metode Penelitian

Mengacu pada variabel-variabel penelitian, dapat diketahui bahwa proses penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode penelitian Survei dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan metode survei yang digunakan penulis adalah Survei Eksplanatif. Eksplanatif adalah periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu, selain itu metode ini mencoba untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel (Kriyantono,2006:61). Dari pendapat di atas, maka penulis mencoba menjelaskan arti eksplanatif adalah menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Dan arti survei itu sendiri adalah penelitian yang mengambil dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya (Kriyantono,2006:61).

Berdasarkan penjelasan tersebut jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian,penulis akan menggunakan daftar “Pertanyaan atau kuesioner untuk menjawab variabel X (Tingkat Perhatian konsumen) dan variabel Y (Tingkat pemahaman konsumen)”. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka ekpalatif adalah hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman konsumen terhadap isi brosur PT Telkom, selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah dua variabel tersebut saling terkait atau tidak.

Dalam penelitian sumber datanya adalah populasi dan sampel. Menurut Kriyantono yang dikutip oleh (Sugiyono,2002:55) “Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian yang akan diteliti (Rakhmat,2004:78)”. Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa populasi itu sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan.

Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka populasi para konsumen PT Telkom cabang BSD dipilih sebanyak 40 orang untuk dijadikan sampel penelitian alasan penulis mengambil sampel 40 orang karena menurut penulis jumlah populasi yang tidak diketahui dengan pasti dan tidak menggunakan satistik sehingga tidak dapat disusun dalam suatu daftar tertentu. Berdasarkan pendapat (Bailey,2002:60) mengatakan bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data statatistik ukuran sample yang paling minimum adalah 30. Rancangan sampiilng yang digunakan adalah rancangan “Non Probability”, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu periset, pertimbangan ini berdasarkan tujuan periset

(Kriyantono,2006:150)

Dan teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh adalah “Sampling Kebetulan (Accidental sampling)”. Maksudnya memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel (Kriyantono,2006”156). Penulis menggunakan accidental sampling dikarenakan kesulitan dalam menentukan populasi target.

Dalam memperoleh informasi penulis menggunakan dua cara yaitu (Ida Bagoes,2004:131)

  • • Data Primer

Data primer bersumber pada hasil wawancara terstruktur terhadap responden dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan terstruktur), yaitu dengan menyebarkan angket yang berkenaan dengan produk flexi.

  • • Data Sekunder

Merupakan studi mengenai kepustakaan untuk mencari landasan teori yang akan dipergunakan di dalam penelitian ini. Berdasarkan masalah pokok penelitian, maka sumber data yang dipakai penulis adalah data primer yaitu penulis menggunakan kuesioner yang diberikan oleh responden dengan beberapa pertanyaan didalamnya.

“Reliabilitas adalah memiliki sifat dapat dipercaya. suatu dengan alat ukur dikatakan memiliki reabilitas, apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama”(Rakhmat,2004:17). Sedangkan reabilitas menurut (Kriyantono,2006:139) adalah memiliki sifat yang dapat dipercaya. Dengan kata lain, suatu alat ukur memiliki reabilitas apabila hasil pengukurannya relatif konsisten dan apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh penelitian sama atau peneliti lainnya. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan reabilitas adalah reabilitas bisa dipercaya apabila alat ukur tersebut sudah dipergunakan berulang kali oleh si peneliti yang sama. Dalam hal ini ada beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk menghitung indeks reabilitas, yakni: teknik pengukuran ulang, teknik belah dua dan teknik paralel. Ada beberapa teknik uji reabilitas (Kriyantono, 2006:142) menyebutkan tiga ketnik : antaruji, antarbutir dan antarpenilai. Selain itu ada tiga dimensi reabilitas : stability, konsisten internal dan kesamaan. Dalam hal ini penulis memakai dimensi “stability”, karena teknik ini paling mudah. Sebab teknik ini merujuk pada konsisten hasil atau pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda. Artinya beberapa hasil pengukuran dari populasi yang sama pada waktu berbeda atau oleh periset yang berlainan. Selain itu penulis menggunakan rumus “Product Moment (Pearson’s Corellation).

Keterangan :

r= Koefisien Product Moment
n= Jumlah individu dalam sampel
X= Angka mentah untuk pemngukuran 1
Y= Angka mentah untuk pengukuran 2

Dari hasil hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut realibel, karena berada pada taraf signifikasi 1 % yaitu 0,765 nilai reabilitas yang penulis peroleh adalah (0,90), maka dapat disimpulkan bahwa sudah realibel. Teknik uji reabilitas ini dikenal pula dengan nama teknik Test Retest (pengukuran ulang ) atau teknik antar uji. Bila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka reabilitas yang dipergunakan oleh penulis adalah “Test-Retest”.disini penulis meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat ukur sebanyak dua kali. Selang waktu antara pengukuran pertama dan kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, sekitar 15-30 hari. Jika waktunya terlalu dekat, dikhawatirkan responden masih ingat jawaban yang pertama. Jika selang waktu terlalu jauh, dikhwatirkan terjadi perubahan gejala atau konsep, karena orang atau sesuatu dapat berubah setiap saat. Sedangkan arti “Testretest” adalah untuk mengetahui reabilitas suatu alat ukur dengan pengukuran ulang, kita harus meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali (Singarimbun, 1989:142) Dalam hal ini penulis mengambil reabilitas seperti itu tujuannya adalah penulis ingin mengetahui apakah responden yang diberi pertanyaan kepada penulis mengetahui dan paham terhadap pertanyaan tersebut yang diajukan.

Sedangkan “validitas adalah menyatakan sejauhmana instrumen (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang di ukur”(Kriyantono,2006:139). Dari penjelasan di atas, penulis mencoba menyimpulkan arti validitas adalah suatu instrumen yang akan mengukur apa yang akan diukur. Validitas juga bisa dikatakan menghubungkan sebab dan akibat.

Bila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka penulis memakai validitas yaitu ”validitas konstruk”. Mengapa penulis mengambil validitas tersebut, karena penulis ingin mengetahui sejauhmana suatu alat ukur mengukur teoritis yang tertentu (Rakhmat,2004:18).

Dalam hal ini penulis meneliti 40 orang responden, yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada responden tersebut. Apabila dari hasil kuesioner tersebut memuaskan yaitu semua responden mengerti atau memahami akan semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner, maka kuesioner tersebut dapat dipergunkan sebagai alat penelitian.

Dan berdasarkan hasil penelitian penulis, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil yang dilakukan, yaitu menentukan validitas dan data yang diperoleh adalah sebagai berikut. Selain itu penulis menggunakan rumus “Product Moment (Pearson’s Corellation).

Keterangan :

r= Koefisien Product Moment
n= Jumlah individu dalam sampel
X= Angka mentah untuk pengukuran 1
Y= Angka mentah untuk pengukuran 2

Dari hasil validitas yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut:

Hasil validitas dari test pertama :

  1. Pertanyaan No. 1 adalah (0,76) = valid
  2. Pertanyaan No. 2 adalah (0,978) = valid
  3. Pertanyaan No. 3 adalah (0,73) = valid
  4. Pertanyaan No. 4 adalah (0,76) = valid
  5. Pertanyaan No.5 adalah (0,72) = valid
  6. Pertanyaan No. 6 adalah (0,97) = valid
  7. Pertanyaan No. 7 adalah (0,61) = tidak valid
  8. Pertanyaan No. 8 adalah (0,84) = valid
  9. Pertanyaan No. 9 adalah (0,97) = valid
  10. Pertanyaan No. 10 adalah (0,469) = tidak valid
  11. Pertanyaan No.11 adalah (0,84) = valid
  12. Pertanyaan No. 12 adalah (0,76) = valid
  13. Pertanyaan No. 13 adalah (0,72) = valid
  14. Pertanyaan No.14 adalah (0,87) = valid
  15. Pertanyaan No. 15 adalah (0,72) = valid
  16. Pertanyaan No. 16 adalah (0,87) = valid
  17. Pertanyaan No. 17 adalah (0,87) = valid
  18. Pertanyaan No. 18 adalah (0,89) = valid

Hasil validitas test kedua

  1. Pertanyaan No. 1 adalah (0,825) = valid
  2. Pertanyaan No. 2 adalah (0,825) = valid
  3. Pertanyaan No. 3 adalah (0,792) = valid
  4. Pertanyaan No. 4 adalah (0,825) = valid
  5. Pertanyaan No.5 adalah (0,825) = valid
  6. Pertanyaan No. 6 adalah (0,825) = valid
  7. Pertanyaan No. 7 adalah (0,765) = valid
  8. Pertanyaan No. 8 adalah (0,792) = valid
  9. Pertanyaan No. 9 adalah (0,783) = valid
  10. Pertanyaan No. 10 adalah (0,801) = valid
  11. Pertanyaan No.11 adalah (0,791) = valid
  12. Pertanyaan No. 12 adalah (0,625) = valid
  13. Pertanyaan No. 13 adalah (0,801) = valid
  14. Pertanyaan No.14 adalah (0,773) = valid
  15. Pertanyaan No. 15 adalah (0,620) = tidak valid
  16. Pertanyaan No. 16 adalah (0,714) = valid
  17. Pertanyaan No. 17 adalah (0, 714) = valid
  18. Pertanyaan No. 18 adalah (0,825) = valid

Untuk melihat validitas dari setiap pertanyaan, angka korelasi yang diperoleh dari perbandingan dengan angka kritik. Cara untuk melihat angka kritik adalah dengan melihat baris n-2 pada pengukuran validitas. Hal tersebut bisa dilihat dari responden yang penulis ukur adalah sebanyak 10 responden, maka jalur yang dilihat adalah baris 10-2= 8 untuk taraf signifikasi 5 % adalah 0,623, sedangkan untuk taraf signifikasi untuk 1 % adalah 0, 765. Bila dikaitkan dengan masalah pokok penulis, maka penulis sudah berada di jalur signifikasi untuk 1 % adalah 0,90.

3.6 Teknik Analisis Data

  1. Data yang dipeoleh penulis dari hasil penelitian mengenai perhatian dimasukkan ke dalam tabel tunggal, kemudian di analisis untuk memperoleh gambaran mengenai variable X, dengan menggunkan nilai
  2. Data yang dipeoleh penulis dari hasil penelitian mengenai pemahaman dimasukkan ke dalam table tunggal, kemudian di analisis untuk memperoleh gambaran mengenai variable Y dengan menggunkan nilai
  3. Data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai hubungan tingkat perhatian dan pemahaman, dimasukkan ke dalam table silang, kemudian di analisis
  4. Hasil analisis tersebut kemudian penulis membuat kesimpulan
  5. Berdasarkan kesimpulan akan terjawab rumusan masalah pokok skripsi ini
  6. Berdasarkan perhitungan kuesioner, maka skala pengukuran yang digunakan oleh penulis adalah skala rasio, yang dimana jawaban ya= 1 dan tidak = 0, kemudian dikonfersikan atau disetarakan dilihat pada atribut penulis yaitu : Tinggi, Sedang, dan Rendah yang terdapat dalam oversional variabel yang terdapat di bab 2 penulis, selanjutnya diubah ke dalam skala interval dengan nilai konfersinya adalah sebagai berikut: Tinggi = 7-9, Sedang = 4-6, dan Rendah = 0-3.

Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini penulis akan menguraikan subjek penelitian yang memiliki hubungan secara keseluruhan dan berkaitan dengan rumusan masalah pokok penelitian. Adapun subjek penelitian dapat membantu memberikan pemahaman tentang hasil penelitian yang termasuk didalamnya.

Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman. Pada saat penetuan sampling, penulis telah membagikan 40 kuesioner kepada calon pelanggan Flexi di wilayah BSD, untuk diisi. 40 kuesioner tersebut diberikan kepada calon pelanggan secara keseluruhan, di khususkan bagi pelanggan yang berada di Telkom BSD tersebut. Penulis menyusun sejumlah pertanyaan penelitian , 10 pertanyaan pertama untuk meneliti variabel perhatian dan 8 pertanyaan berikutnya merupakan variabel pemahaman. Namun sebelumnya penulis terlebih dahulu akan menguraikan karateristik responden penelitian itu adalah calon pelanggan yang membaca dan memperhatikan brosur Flexi yang dikeluarkan oleh PT Telkom.

Penulis menetapkan dua kategori yaitu laki-laki dan wanita. Hasilnya dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 1

n=40

No

Jenis Kelamin

f

%

1

Pria

22

55

2

Wanita

18

45

Jumlah

40

100

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa lebih dari sejumlah (55 %) responden adalah wanita

Penulis akan menetapkan empat untuk kategori usia yaitu 17-24 tahun, 25-32 tahun, 33-40 tahun, dan di atas 40. hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2

n=40

NoUsia Respondenf%
117-24 th410
225-32 th615
333-40 th1845
4> 40 th1230
Jumlah40100

Dari hasil tabel di atas, jumlah terbesar responden (45%) berusia di atas 33-40 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada usia produktif.

Kategori pekerjaaan, penulis menetapkan beberapa kategori yaitu pengusaha, pegawai negeri, pegawai swasta dan tidak bekerja. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

n= 40

NoPekerjaanf%
1Pengusaha415
2Pegawai Negeri1025
3Pegawai Swasta2255
4Tidak Bekerja25
Jumlah30100

Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden ( 55 %) adalah pegawai swasta.

d) Pendidikan

Kategori pendidikan, penulis menetapkan empat kategori yaitu

SLTA, Diplomat, Akademik, Sarjana. Hasil dapat dilihat pada tabel

di bawah ini

Tabel 4

n= 40

NoPendidikanf%
1SLTA410
2Diplomat615
3Sarjana2050
4Akademik1025
Jumlah3010

Dari Tabel di atas sebagian besar responden (50 %) adalah sarjana.

Pada bagian ini penulis akan membuat mengenai indikator antara tingkat perhatian dan tingkat pemahaman calon pelanggan terhadap isi brosur flexi dari PT Telkom

NoTertarik Membaca Brosur Flexif%
1Tertarik3177.5
2Tidak Tertarik922.5
Jumlah40100

Tabel 6

Responden mengingat warna dasar brosur

n=40

NoMengingat Warna Dasar Brosurf%
1Putih3280
2Merah820
Jumlah40100

Dari tabel di atas menujukan bahwa sebagian besar responden (80 %) mengingat warna dasar brosur flexi adalah warna putih

Tabel 7

Responden mengingat warna mendominasi brosur

n= 40

NoMengingat warna mendominasi brosurf%
1Merah2767.5
2Biru1332.5
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (67,5%) mengingat warna yang mendominasi brosur adalah warna merah.

Tabel 8

Responden mengingat bentuk brosur

n= 40

NoMengingat bentuk brosurf%
1Persegi Panjang3075
2Bujur Sangkar1025
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (75 %) adalah mengingat bentuk brosur flexi yaitu persegi panjang.

Tabel 9

Responden mengingat jumlah lipatan brosur

n= 40

NoResponden mengingat jumlah lipatan brosurf%
1Satu lipatan2767.5
2Dua lipatan1332.5
Jumlah40100

Dari Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (67,5 %) adalah mengingat jumlah lipatan brosur yaitu satu lipatan.

Tabel 10

Responden mengingat tema brosur

n= 40

NoMengingat tema pada isi brosurf%
1Ngobrol hanya 75/ menit1025
2Ngobrol interlokal tarif lokal hanya 49/

menit3075 Jumlah40100

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (75 %)

adalah mengingat tema dari isi brosur yaitu “Ngobrol interlokal tarif lokal hanya

49/ menit”.

Tabel 11

Responden mengingat logo dalam brosur

n= 40

NoMengingat logo pada brosurf%
1PT TELKOM3075
2PT INDOSAT1025
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (75 %) adalah mengingat logo yang terdapat di pojok bawah yaitu logo PT Telkom

Tabel 12

Responden menganggap bahasa brosur menarik

n= 40

NoMenganggap bahasa brosur menarikf%
1Menarik3382.5
2Tidak Menarik717.5
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (82,5 %) menganggap bahasa yang digunkan dalam brosur tersebut menarik.

Tabel 13

Responden tertarik untuk memakai flexi

n= 40

NoTertarik untuk memakai flexi dengan tarif 49/ menitf%
1Tertarik2870
2Tidak Tertarik1230
Jumlah40100

Dari tabel di atas menujukkan bahwa sebagian besar responden (70 %) tertarik untuk memakai flexi dengan tarif 49/ menit ke sesama pengguna flexi.

Tabel 14

Responden mengerti diadakannya promo sureprice

n= 40

NoMengerti tujuan diadakannya promo tersebutf%
1Untuk menghemat bagi pengguna flexi dalam hal komunikasi2870
2Untuk mendekatkan kesejahteraan1230
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (70 %) mengerti tujuan diadakannya promo tersebut adalah untuk menghemat bagi pengguna flexi dalam hal komunikasi.

Tabel 15

Responden mengerti berapa kota yang bisa dijangkau oleh flexi

n= 40

NoMengerti kota-kota yang bisa dijangkau oleh flexif%
124 kota yang ada di propinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat3587.5
230 kota yang ada di wilayah NTT, Bali dan Malang512
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (87,5 %) mengerti ada 24 kota yang bisa dijangkau oleh flexi.

Tabel 16

Responden mengerti tentang keuntungan dari pemakaian flexi

n= 40

NoMengerti tentang keuntungan dari pemakain flexif%
1Berbicara interlokal dengan tarif lokal 49/ menit3177.5
2Berbicara ke sesama operator hanya 70/ menit922.5
Jumlah40100

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (77,5 %) mengerti keuntungan dari pemakaian flexi adalah bisa berbicara interlokal dengan tarif lokal 49/ menit.

Tabel 17

Responden mengerti tentang pengaktifasian flexi

n= 40

NoMengerti tentang pengaktifasian flexif%
1Tekan 01017 +kode area +no flexi tujuan3382.5
2Tekan 001 +007717.5
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (82,5 %) mengerti tentang pengaktifasian flexi yaitu cukup tekan 01017 + kode area + no flexi tujuan

Tabel 18

Responden mengerti batas promosi berlaku

n= 40

NoMengerti tentang batas promosi flexi

berlakuf%131 Agustus 20073690231 Januari 2007410 Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (90 %) mengerti batas berlaku promosi flexi yaitu tanggal 31 agustus 2007

Tabel 19

Responden mengerti tentang cara pengiriman pesan melalui flexi

n= 40

NoMengerti cara mengirim pesan melalui flexif%
1Ketik pesan lalu kirim ke no flexi tujuan2870
2Ketik pesan lalu kirim ke 3881230
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (70%)

mengerti cara pengiriman pesan melalui felxi hanya cukup ketik pesan lalu kirim

ke no felxi tujuan

Tabel 20

Responden mengerti tentang layanan 147 dari PT. Telkom

n= 40

NoMengerti tentang layanan 147 dari PT.Telkomf%
1Layanan Call Center2972.5
2Layanan Operator 1491127.5
Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (72,5 %) mengerti tentang layanan 147 adalah layanan call center PT. Telkom

Tabel 21

Responden mengerti tentang layanan Call Forwarding

n= 40

NoMengerti tentang layanan Call Forwardingf%
1Layanan yang secara otomatis melakukan forward panggilan ke lokasi pengguna

Flexi di mana dia berada3382.52Layanan ke sesama operator717.5 Jumlah40100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (82,5)mengerti tentang layanan forwarding adalah Layanan yang secara otomatis melakukan forward panggilan ke lokasi pengguna Flexi di mana dia berada.

Tabel 22

Tingkat perhatian responden terhadap isi brosur flexi

n=40

NoTingkat Perhatianf%
1Tinggi2460
2Sedang1640
3Rendah00
Jumlah40100

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu (60%), memiliki tingkat perhatian yang tinggi terhadap isi brosur flexi, sedangkan (40%) responden memiliki tingkat perhatian sedang

Tabel 23

Tingkat pemahamn responden terhadap isi brosur flexi. n=40

NoTingkat Pemahamanf%
1Tinggi2665
2Sedang1025
3Rendah410
Jumlah40100

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu (65 %) memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap isi brosur flexi, sedangkan (25%) responden memiliki tingkat pemahaman sedang dan responden yang memiliki tingkat pemahaman rendah

adalah sebanyak (10%)

Hubungan Tingkat perhatian dan Tingkat Pemahaman

Dalam meneliti hubungan tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman responden terhadap isi brosur flexi, maka penulis membuat tabel silang untuk mengetahui sejauhmana responden perhatian dan paham terhadap brosur flexi tersebut.

Tabel 24

Hubungan Tingkat Perhatian dengan Tingkat Pemahaman responden terhadap isi brosur flexi

n= 40

Perhatian

 

 

Pemahaman

Tinggi

Sedang

Rendah

Jumlah

f%f%f%f%
Tinggi1871850002665
Sedang629425001025
Rendah0042500410
Jumlah24100161000040100

Keterangan :

XI = Tingkat Perhatian

YI = Tingkat Pemahaman

Berdasarkan perhitungan tabel 25 di atas dapat diketahui bahwa hasil penelitiannya sebagai berikut:

  1. Responden yang memiliki tingkat perhatian tinggi dan tingkat pemahaman tinggi sejumlah (71 %) terhadap isi brosur flexi
  2. Responden memiliki tingkat perhatian tinggi dan tingkat pemahaman sedang sebanyak (29 %) terhadap isi brosur flexi
  3. Responden memiliki tingkat perhatian sedang dan tingkat pemahaman tinggi sebanyak (50%) terhadap isi brosur flexi
  4. Responden yang memiliki tingkat perhatian sedang dan tingkat pemahaman sedang sejumlah (25%) terhadap isi brosur flexi
  5. Responden yang memiliki tingkat perhatian sedang dan pemahaman rendah sebanyak (25 %) terhadap isi brosur Flexi

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada kecederungan hubungan antara tingkat perhatian dan tingkat pemahaman. Bila penulis menghubungkan hasil penelitian tersebut di atas dengan hipotesis yang berbunyi “ Jika tingkat perhatian terhadap isi brosur flexi tinggi, maka tingkat

pemahaman responden terhadap isi brosur flexi juga akan tinggi pula “ itu berarti hipotesis tersebut teruji.

Dari hasil perhitungan tabel silang di atas, dapat diduga target konsumen yang mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap isi brosur Flexi, hal tersebut disebabkan target konsumen mendapat sumber informasi yang lain baik dari media cetak yaitu surat kabar, poster dan lain-lain. Maupun dari media elektonik yaitu televisi dimana konsumen bisa melihat iklan dari brosur Flexi tersebut. Dan sumber informasi yang lain adalah dari internet dimana knsumen bisa melihat situs dari PT Telkom, kemudian dari sana konsumen bisa mendapatkan informasi mengenai brosue Uji hipotesis dari penelitian ini adalah “Terdapat hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman ”. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman target konsumen terhadap isi brosur, maka penulis menggunakan product moment, karena skala penelitian pada laporan ini adalah skala interval.

X= 292X² = 2244XY = 1823
Y= 245Y² = 1598

Dari data perhitungan uji hipotesis di atas dapat dilihat bahwa terdapat ”Hubungan antar tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman target konsumen terhadap isi brosur Flexi”, sebesar (0,98). Artinya terdapat hubungan yang signifikan atau positif antara variabel X dan variabel Y, karena nilai interval koefisien menunjukan hubungan yang sangat kuat atau bisa dikatakan “Ha= diterima”.

Sebelum kita membahas lebih lanjut ada baiknya apabila kita menguraikan terlebih dahulu apa arti dari efek komunikasi. Dan definisi efek itu sendiri adalah tanggapan, respon atau reaksi dari komunikan ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikan (Onong Uchana,1984:16) Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa apabila responden atau seseorang menerima isi pesan yang ada di dalam brosur tersebut, kemudian responden tersebut memberikan tanggapan, respon mereka terhadap pesan yang disampaikan. Apakah responden memberikan respon yang tinggi terhadap isi brosur Flexi, selanjutnya apakah responden memberikan respon yang sedang terhadap isi brosur Flexi, dan apakah responden memberikan respon yang rendah atau tidak ada tanggapan atau respon sama sekali terhadap isi pesan brosur Flexi.

Dalam efek komunikasi terdapat tiga unsur yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Tetapi dalam hal ini penulis hanya mengambil satu dari tiga unsur tersebut, dan penulis ambil adalah efek kognitif. Sedangkan arti dari efek kognitif yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami oleh kahlayak (Jalaludin Rakhmat,2000:218).

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa efek kognitif itu adalah setelah responden membaca brosur Flexi tersebut, maka responden akan memberikan respon terhadap apa yang ia ketahui, yaitu mengenai tema yang tertera di brosur Flexi yaitu “Ngobrol interlokal dengan tarif lokal hanya 49/ menit”. Setelah responden melihat tema tersebut dan tahap selanjutnya responden akan memberikan tanggapanya. Apakah responnya tinggi, sedang ataukah rendah. Kalau responden memberikan responnya tinggi berarti responden tersebut mengerti atau paham terhadap apa yang disampaikan, kemudian apabila responden memberikan tanggapannya sedang berarti responden kurang mengerti terhadap apa yang disampaikan dan kalau respon yang diberikan rendah berarti responden tidak mengerti sama sekali terhadap apa yang disampaikan oleh brosur tersebut.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (70%) perhatian responden terhadap isi brosur Flexi adalah tinggi. Walaupun responden berjenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendidikan yang berbeda-beda tetapi perhatian responden tinggi terhadap isi brosur tersebut Menurut (Jalaluddin Rakhmat,1993:55) mengatakan bahwaperhatian:

  1. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol atau melibatkan diri kita.
  2. Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan dan sikap, nilai kebiasaan dan kepentingan kita. Kita cenderung memperkokoh kepercayaan, sikap dan kepentingan yang ada dalam mengarahkan perhatian kita, baik sebagai komunikator dan komunikan.

Dari keterangan diatas, bahwa seseorang cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang dianggap penting, menonjol dan melibatkan dirinya. Tujuannya adalah untuk memperkokoh kepercayaan, sikap dan kepentingan terhadap hal-hal tertentu. Bila diikaitan dengan masalah pokok penelitian menjelaskan bahwa responden yang memberikan perhatian yang tinggi yaitu responden yang memberikan perhatian yang lebih atau menonjol terhadap isi pesan brosur tersebut, dalam hal ini responden memberikan perhatian yang tinggi terhadap brosur Flexi karena responden melihat dari sisi desain brosur yang menarik dan full colour, dari pemilihan kata-kata yang singkat tapi bermakna, selanjutnya dari pemilihan warna yang beraneka ragam maupun dari isi pesan yang terdapat di dalam brosur Flexi tersebut. Jadi sebagian besar responden (70%) perhatian terhadap isi brosur Flexi tinggi, ini disebabkan oleh brosur tersebut yang memuat tentang informasi mengenai penurunan harga tarif hingga 94% untuk sesama pengguna Flexi. “Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan tersebut seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan”. (Siewart L.Tubbs & Slyvia Moss,2000:23)

Penerimaan di sini berarti menerima secara positif ataupun menolak pesan yang diterima pada saat kita mencoba memahaminya. Pada saat kita menerima pesan, sebenarnya kita sedang menilai arti pesan itu sendiri apakah kita akan menerima isi dari pesan itu (setuju) atau menolak isi pesan tesebut (tidak setuju). Untuk mendapatkan pemahaman seseorang cenderung mencari dari kesan yang masih tertinggal dalam ingatan atau dari pengalamanya. Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa sebagian besar responden bisa menerima pesan yang disampaikan tersebut. Atau bisa dikatakan responden memahami atau paham terhadap pesan brosur Flexi dari PT Telkom tersebut. Hal ini terbukti ketika responden menerima kuesioner yang telah diberikan oleh penulis, selanjutnya responden membaca dan mencoba untuk memahami terhadap isi pesan tersebut. Hal tersebut terbukti ketika responden bisa

menjawab terhadap apa yang disampaikan tanpa harus bertanya kepada penulis. Berdasarkan observasi penulis kebanyakan dari responden bisa menerima atau setuju terhadap apa yang disampaikan oleh brosur tersebut. Contohnya responden mengerti tentang pengaktifasian flexi, responden mengerti sampai kapan promosi Flexi berlaku dan selanjutnya responden mengerti bahwa Flexi bisa menjangkau 24 kota yang ada di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Jadi sebagian besar (62,5%) pemahaman responden tinggi terhadap isi brosur Flexi karena dipengaruhi oleh perhatian dan dapat menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dalam mengkonsentrasikan diri untuk membaca isi brosur Flexi.

Kesimpulan

Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang merupakan jawaban pokok skripsi ini dan saran penulis sebagai bahan masukan bagi PT. Telkom pada khususnya dan pimpinan PT.Telkom pada umumnya, dalam hal ini penulis menyarankan agar meningkatkan periode promosi Sureprice yang diharapkan saling berkesinambungan dimana kegiatan

yang telah dilakukan bisa disempurnakan jika ada hal-hal temuan dari penelitian. Rumusan masalah penelitian skripsi penulis adalah adakah hubungan antara tingkat perhatian dengan pemahaman calon pelanggan terhadap apa yang disampaikan melalui brosur. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden yaitu (60%) itu berarti konsumen benar-benar memperhatikan brosur Flexi tersebut. Dan responden (40 %) responden yang memiliki tingkat perhatian sedang itu berarti responden, tetapi konsumen kurang begitu mengingat terhadap apa yang disampaikan. Selanjutnya penulis ingin mengukur tingkat permahaman responden terhadap isi brosur Flexi, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (65%) responden yang memiliki pemahaman tinggi terhadap isi brosur, itu berarti konsumen benar-benar paham tehadap apa yang disampaikan, selanjutnya responden kurang mengerti terhadap apa yang disampaikan, selanjutnya responden yang memiliki perhatian sedang (25%) itu berarti responden cukup paham terhadap apa yang disampaikan. Sedangkan responden yang memiliki perhatian reponden (10%) itu berarti responden kurang paham atau tidak mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh brosur tersebut. Penulis coba menganalisa ”Hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman target konsumen terhadap isi brosur Flexi”. Dan hasil yang diperoleh penulis adalah responden yang memiliki perhatian tinggi dan pemahaman tinggi yaitu (75%) itu berarti responden benar-benar perhatian dan paham terhadap isi brosur Flexi, selanjutnya responden yang memiliki perhatian tinggi dan pemahaman sedang adalah sejumlah (25%) itu berarti responden perhatian tapi responden memiliki cukup permahaman terhadap apa yang disampaikan. Sedangkan tingkat perhatian responden sedang dan pemahaman tinggi sebanyak (50%), kemudian responden yang memiliki tingkat perhatian sedang dan pemahaman tinggi sebanyak (25 %), dan selanjutnya tingkat perhatian sedang dan pemahaman rendah sebanyak (25 %). Dan responden responden yang memiliki tingkat perhatian rendah dan pemahaman tinggi sebanyak (65 %), selanjutnya responden yang memiliki tingkat perhatian rendah dan pemahaman

sedang sebanyak (25%) dan responden yang memiliki tingkat perhatian rendah dan pemahaman rendah (10%), maka dapat disimpulkan bahwa konsumen PT Telkom sudah memiliki tingkat perhatian terhadap brosur flexi dan juga konsumen sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup tinggi terhadap isi

brosur Flexi tersebut.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Bina Ilmu, Surabaya, 1983

Agustrijanto, Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan Copywriting, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002

Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, ARMICO, Bandung, 1984

Bagoes, Ida, Filsafat Penelitian dan MPS, Pustaka Pelajar Offset, 2004

Cangara Hafied, Pengantar Ilmu komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998

Mulyana, Dedi, Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya Offset, Jakarta, 2000

Hasan. M.Iqbal M.M, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, 2002

Kriyantono, Rochmat, Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komununikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000

Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian komunikasi,Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 1993

Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Raja Grafindo persada, Jakarta, 2000

Ruslan, Rosady, Manajement Public relations dan Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survai, PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 1989

S. Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2002

L. Tubbs, Stewart dan Moss Slyvia, Human Comunication, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 1996

Ujang, Sumarwan, Prerilaku Konsumen dan Teori Penerapannya dalam Pemasaran, Gahlia Indonesia, Jakarta, 2003

Uchana, Onong, Hubungan Masyarakat, PT Rosdakarya , 1999

Uchana, Onong, Human relations dan Public Relations dalam Management, Mandala Maju, Bandung, 1984

Uchana, Onong, Ilmu Teori dan Filsafat komunikasi, Citra Aditya Bakhti, Bandung, 1993

Vardiansyah, Dani, Filsafah Ilmu Komunikasi, 2004

*Jurnal tersebut diatas diterbitkan dalam Jurnal Komunikologi Vol.8 No.1 Maret 2011