Deskripsi:

Individu-individu dalam suatu organisasi memiliki peran masing-masing untuk dijalankan. Secara umum, individu berperan sebagai pemimpin (leader) dan juga sebagai pengikut (follower). Bahkan, banyak juga individu yang memiliki peran keduanya, sebagai pemimpin sekaligus pengikut pada saat yang bersamaan. Artinya, dalam suatu struktur jabatan, individu yang bersangkutan memiliki gaya kepemimpinan (leadership) dan kepengikutan (followership). Ironisnya, mayoritas studi kepemimpinan melupakan sisi lain kepemimpinan : kepengikutan (followership). Kajian studi ilmiah dalam perilaku keorganisasian lebih banyak menempatkan kualitas tunggal kepemimpinan tanpa memperhatikan kualitas kepengikutan. Selain itu, dampak praktis gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam interaksinya dengan bawahannya sangat jarang dikaji. Oleh karenanya, gaya kepengikutan (followership styles) memiliki literatur teoretis ilmiah yang lebih minim jika dibandingkan dengan gaya kepemimpinan (leadership styles). Kajian gaya kepengikutan (followership styles) terhadap para pemimpin dan pengikut, mengkategorikan gaya kepengikutan ke dalam dua dimensi, yaitu: (a) mandiri (independent), berpikiran kritis (critical thinking) serta tergantung (dependent), berpikiran tidak kritis (uncritical thinking); dan (b) aktif (active) dan pasif (passive). Dari perpaduan kedua dimensi tersebut terbentuklah lima gaya kepengikutan: alienated followership (kepengikutan terasing), conformist followership (kepengikutan konformis), pragmatist followership (kepengikutan pragmatis), passive followership (kepengikutan pasif), dan exemplary followership (kepengikutan teladan).

Universitas Esa Unggul

Penulis:

  • Yohanes Budiarto

Download: