Esa Unggul Gelar Pameran Fashion Show

Esa Unggul Gelar Pameran Fashion Show

Fikom Esa Unggul Gelar Pameran Fashion Show Berbalut Budaya Indonesia

Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul mengadakan acara Fikom Fair yang mengangkat tema mengenai Komunikasi dan Kebudayaan.  Salah satu acara yang disuguhkan oleh mahasiswa Fikom ini ialah Fashion Show yang dipadupadankan dengan kebudayaan daerah Indonesia.

Ketua Panitia acara Fikom Fair 2017 Rezza Fachri mengatakan dipilihnya tema Fashion Show tentang kebudayaan Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa tentang begitu banyaknya budaya Indonesia yang dapat dikolaborasikan dengan dunia fashion modern saat ini.

“Dewasa ini kan budaya Indonesia terkikis oleh budaya luar, anak muda saat ini pun kebanyakan mengadopsi pemikiran luar jadi kami dari Fikom ingin mengelaborasikan antara Fashion Show dan Budaya,” tutur Rezza di Ballroom Aula Kemala, Selasa (06/06/2017).

Peserta Fashion Show berkewajiban memadu madankan busana yang dipakainya dengan berbagai corak busana daerah seperti batik. Rezza mengatakan peserta Fashion Show sendiri merupakan mahasiswi dan beberapa dari umum.

“Jumlah peserta Fashion Show terdiri dari 5 orang yang membawakan konsep busana masing-masing, selain itu yang dinilai dari Fashion Show ini bukan hanya dari lenggak-lenggok peserta diatas panggung namun juga dinilai kepribadiannya,” ujarnya.

Peserta Fashion Show

Peserta Fashion Show

Sementara itu juri lomba fashion sekaligus Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Esa Unggul Euis Nurul mengatakan acara yang diselenggarakan untuk mengakhiri program kerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa ilmu komunikasi sangat baik dan positif selain untuk memberikan citra positif terhadap fakultas kegiatan pun diharapkan menjadikan mahasiswa lebih peduli terhadap kebudayaan di Indonesia.

“Kami dari pihak fakultas mendukung acara seperti ini, ini bisa meningkatkan kepedulian mahasiswa untuk tahu budayanya sendiri. Selain itu kan ini juga ada hubungannya sama pelajaran mereka saat kuliah,” terang Euis.

Euis pun berharap nantinya kegiatan seperti ini dapat terselenggara kembali oleh BEM Fikom karena Fikom Fair dianggap memberikan ruang kreatifitas terhadap mahasiswa FIKOM yang selama ini menyimpan potensi yang sangat besar.

“Saya sih berharap Fikom Fair dapat terselenggara kembali ini kan kegiatan yang bagus untuk meningkatkan potensi masing-masing mahasiswa Ilmu komunikasi, seperti Fashion Show ini kan mengajarkan mahasiswa cara melakukan public speaking,” tutur Euis.

Seminar Kebudayaan dan Lomba Fotografi

Selain lomba fashion show, di hari berikutnya Fikom Fair mengadakan acara seminar dan lomba fotografi. Seminar yang mengangkat tema “Kebudayaan dan Komunikasi” ini berlangsung dengan pembicara dari budayawan Indonesia yakni Harry Tjahjono dan praktisi Kiandra Production.

Acara seminar dibuka dengan penampilan salah satu mahasiswa Fikom yang membawakan lagu Kerispatih dan dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh Harry Tjahjono. sambutan ini dilakukan oleh Harry Tjahjono sebagai pembuka untuk meningkatkan semangat para peserta seminar.

Harry Tjahjono

Harry Tjahjono

“Sebelum saya mulai seminar untuk meningkatkan semangat, saya ingin memberikan sebuah karya sastra tentang pergerakaan kebudayaan,” tutur Harry.

Harry dengan lantang membacakan orasi berjudul “Budaya Perlawanan Budaya Terhadap Koruptor dan Politisi Busuk” kepada peserta. Sejenak para peserta yang hadir mendengar orasi sastra Harry langsung hanyut sangat dalam terhadap karya yang dibacakan oleh pembuat skenario Si Doel Anak Sekolahan ini.

Setelah membacakan karyanya dalam seminar tersebut, Harry langsung menjelaskan terkait seminar yang diselenggarakan dengan tema kebudayaan itu. Menurutnya komunikasi dengan kebudayaan sangat erat kaitan dengan prilaku dan watak sebuah peradaban. Apalagi dewasa ini budaya berkomunikasi sangat berbeda dengan cara berkomunikasi dengan orang jaman dahulu.

“Saya lihat budaya komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat besar terutama dilingkungan masyarakat Indonesia. Teknologi menjadi salah satu trigger dari perubahaan komunikasi saat ini,” ujarnya.

Sementara itu pembicara kedua yakni Tiara Herawati menyampaikan seminar dengan lebih atraktif yakni dengan mengajak para peserta untuk mengikuti games komunikasi yang membagi mahasiswa perkelompok.

“Games komunikasi ini ditujukan untuk menciptakan jiwa komunikasi dalam diri kalian masing-masing, bagaiman harus menjadi seorang public speaking yang baik dan memiliki jiwa broadcast yang baik,” terang Tiara.

Wanita yang merupakan founder Kiandra Production ini pun menjelaskan jiwa komunikasi itu penting dimiliki oleh mahasiswa komunikasi selain karena mahasiswa komunikasi akan terjun ke dunia yang mengharuskan adanya keterampilan public speaking, nantinya saingan yang akan dihadapi oleh mahasiswa komunikasi sangat beragam.

“Kalian sebagai mahasiswa ilmu komunikasi penting memiliki jiwa komunikasi karena nanti dilapangan orang-orang melihat kalian langsung tahu bahwa kalian mahasiswa komunikasi yang mempelajari broadcasting tanpa harus kalian kerja lebih dahulu, para penyedia kerja langsung mengetahui hal tersebut,” tuturnya.

Acara Fikom Fair pada hari itu berakhir pada sore hari yang dilanjutkan buka bersama yang dihadiri oleh mahasiswa/mahasiswi Esa Unggul. Sekitar 50 lebih mahasiswa mengikuti kegiatan Fikom Fair ini mulai dari Fashion Show, Lomba Fotografi, Seminar hingga acara pentupan yakni Buka Bersama.