Deskripsi :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji prevalensi dan faktor risiko stunting pada anak usia 0—23 bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Data diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Tahun
2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riskesdas 2010 adalah sebuah survei dengan desain cross sectional. Provinsi Bali, Jawa Barat, dan NTT dipilih sebagai lokasi penelitian karena masing-masing memiliki
masalah stunting tingkat ringan, sedang, dan berat pada anak usia dibawah lima tahun. Jumlah subjek yang digunakan sebanyak 1 554 anak usia 0—23 bulan. Prevalensi stunting di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan NTT masing-masing sebesar 35.9%, 31.4%, dan 45.0%. Uji chi-square menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara berat badan lahir rendah, sanitasi kurang baik, kebiasaan ayah merokok dalam rumah, pendidikan ibu yang rendah, pendidikan ayah yang rendah, pendapatan yang rendah, dan tinggi badan ibu kurang dari 150 cm dengan stunting pada anak usia 0—23 bulan (p<0.05). Uji regresi logistik menunjukkan berat badan lahir rendah (OR=2.21; 95%CI:1.01—4.86), tinggi badan ibu kurang dari 150 cm (OR=1.77;
95%CI:1.20—2.59), sanitasi kurang baik (OR=1.46; 95%CI:1.01—2.13) dan pemberian makanan pre-lakteal (OR=1.47; 95%CI:1.00—2.15) menjadi faktor risiko terjadinya stunting. Program penurunan masalah stunting
perlu dimulai dari peningkatan kualitas antenatal care dan kualitas pelayanan kesehatan neonatus dasar berupa penyuluhan tentang menyusui secara eksklusif.

Penulis :

Nadiyah, Dodik Briawan, dan Drajat Martianto

Download :