Deskripsi :

Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan status gizi kategori kurus, terjadi pada 13,3% anak balita, 12,2% anak sekolah berusia antara 6 – 12 tahun, dan 10,1% pada remaja (13 – 15 tahun) dan 8,9% usia 16 – 18 tahun. Sementara itu obesitas (kegemukan) terjadi pada 14% anak balita, 9,2% pada anak sekolah usia 6 – 12 tahun, 2,5% pada remaja usia 13 – 15 tahun, 1,4% pada usia 16 – 18 tahun serta 21,7% menimpa usia diatas 18 tahun. Tujuan: Mengetahui hubungan status ekonomi,asupan energi,karbohidrat,protein,lemak terhadap status gizi anak usia 7-12tahun di Indonesia Timur. Metode Penelitian: Data yang digunakan data sekunder Riskesdas 2010 dengan pendekatan cross-sectional dan design survey analitik. Sampel yang didapat 6899 orang. Pengujian statistik menggunakan one-way Anova dan uji kolerasi. Hasil: Rata-rata IMT responden adalah (0,42-1.527) dengan rincian status gizi kurus 11,5% , status gizi normal 72,4% , status gizi gemuk 16% . Status ekonomi responden sebagian besar berada pada kuintil 1 (ekonomi sangat rendah) sebanyak 31,2%, kemudian kuintil 2 sebanyak 23,5%, kuintil 3 sebanyak 19,2%, kuintil 4 sebanyak 15,1%, dan kuintil 5 sebanyak 11%. Ratarata asupan energi responden (900.85kkal-307.533) , rata-rata asupan karbohidrat (143.55-49.364 ) gr , rata-rata asupan protein (30.9-14.627) , rata-rata asupan lemak (20.89 -15.798) ada hubungan IMT menurut kuintil pendapatan (p=0.000). Ada hubungan yang signifikan status gizi dan asupan energi,asupan karbohidrat dan asupan protein (p<0.05). tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi terhadap asupan lemak. Kesimpulan: Orang tua perlu memperhatikan dan meningkatkan pemahaman tentang fungsi, jenis, jumlah, asupan dan peranan zat gizi makro (khususnya energi,karbohidrat,protein dan lemak) agar dapat menangani masalah gizi.

Penulis :

Uzha Reina Nastity ( 2009-32-009 )

Download :