PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBI

Indra Setiawan1,  Deddy S Bratakusumah1

1Program Pascasarjana Universitas Esa Unggul, Jakarta

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk,  Jakarta 11510

[email protected]

 

 

 

Abstrak

Dalam penelitian ini dianalisis mengenai pengaruh variabel-variabel ekonomi makro (Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi) terhadap penentuan kebijakan suku bunga SBI. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan penelitian langsung pada objek penelitian dan data yang sudah tersedia di website Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan Kementerian Keuangan. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk melihat keterkaitan dan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penentuan kebijakan suku bunga SBI. Dengan didukung oleh beberapa teori tentang Suku Bunga, SBI, Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi, maka penelitian ini dapat dilakukan untuk melihat berbagai pengaruh variabel-variabel tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh, variabel Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap suku bunga SBI, sementara itu variabel Konsumsi, JUB, dan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan suku bunga SBI. Karena pentingnya upaya peningkatan Investasi dalam negeri maka disarankan dengan menghilangkan berbagai hambatan-hambatan investasi baik dibidang ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor dengan menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan dunia usaha sehingga dapat menarik minat untuk berinvestasi baik melalui investor luar negeri untuk jangka panjang maupun investor dalam negeri.

 

Kata Kunci: konsumsi, investasi, inflasi

 

 

 

Abstrak

The objectives of this study is to analyze the effect of macro-economic variables (consumption, investment, money supply, and inflation rate) to the 3 month Bank Indonesia Certificates (SBI) interest rate. The methodology of this research is qualitative analysis. It is based on secondary sources, which is mean the data has taken from books, reports, documents, and other relevant online sources (official website of Bank Indonesia, Central Statistics Agency, and Ministry of Finance). Data are analyzed using multiple linear regression. Previous study have found a relation between those macro-economic factors to SBI interest rates. The result of this research indicates that investment variable significantly influence the SBI interest rate, while other variables (consumption, money supply, and inflation rate) have no significantly influence on interest rate. The study drew two general conclusions. First, it is very important for government to remove obstacles hampering investment by providing legal certainty, political stability, and economic incentives. Second, a conducive investment climate certainly would contribute greatly to attract more domestic and foreign investment.

 

Keywords:: consumption, investment, inflation

 

 


Pendahuluan

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Dalam upaya penetapan sasaran dalam proses pembangunan ekonomi maka koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dilakukan dalam rangka menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia adalah membahas dan merekomendasikan kebijakankebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun Bank Indonesia.

Bank Indonesia mempunyai kewenangan dalam Kebijakan moneter. Kewenangan BI tersebut antara lain dalam menetapkan sasaran sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi dan melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada operasi pasar terbuka dipasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. ( UU RI No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas undang-undang RI No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia)

Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Bank Sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan aman (Iskandar dan Andjaswati 2008). Undang-undang No. 23 Tahun 1999 sebagimana diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 Bank Indonesia dalam mendukung terwujudnya pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dan sejalan dengan tantangan perkembangan serta pembangunan ekonomi yang semakin kompleks, sistem keuangan yang semakin maju serta perekonomian internasional yang semakin kompetitif dan terintegrasi, maka kebijakan moneter harus dititik beratkan pada upaya untuk memelihara stabilitas nilai rupiah.

Sementara itu disisi pemerintah, salah satu perangkat yang dapat digunakan  untuk mencapai sasaran pembangunan adalah kebijakan fiskal. Menurut Iskandar dan Andjaswati (2008), Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.

Kebijakan Fiskal mempunyai tiga fungsi utama, yaitu alokasi anggaran untuk tujuan pembangunan, fungsi distribusi pendapatan dan subsidi dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, dan juga fungsi stabilisasi ekonomi makro di dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan dan pengeluaran negara. Disamping pengaruh selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara.

Dalam kondisi perekonomian yang lesu, pengeluaran Pemerintah yang bersifat autonomous, khususnya belanja barang dan jasa serta belanja modal, dapat memberi stimulus kepada perekonomian untuk tumbuh. Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang memanas akibat terlalu tingginya permintaan agregat, kebijakan fiscal dapat berperan melalui kebijakan yang kontraktif untuk menyeimbangkan kondisi permintaan dan penyediaan sumber-sumber perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan fiskal memiliki fungsi strategis di dalam memengaruhi perekonomian dan mencapai sasaran pembangunan.( Nota Keuangan dan APBN 2010)

Keterlibatan Pemerintah dalam perekonomian sangat diperlukan, seperti adanya aparat, sarana dan prasarana, biaya operasional dan pemeliharaan, belanja modal yang kesemuanya itu merupakan belanja bagi negara untuk mendukung tumbuhnya perekonomian. Untuk membiayai belanja tersebut, pemerintah perlu mencari sumber pendapatan negara yang negara setiap tahunnya tercantum dalam suatu daftar yang di sebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan dokumen negara yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari program pembangunan nasional (Propenas), karena APBN merupakan implementasi tahunan dari Propenas. Pendapatan negara (termasuk hibah) meliputi pendapatan perpajakan, pendapatan negara bukan pajak dan hibah. Pendapatan perpajakan diantaranya adalah pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pendapatan negara bukan pajak diantaranya berasal dari sumber daya alam (pertambangan umum, kehutanan dan perikanan), bagian laba/dividen  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lainnya.

Untuk belanja negara meliputi belanja untuk pemerintah pusat dan belanja untuk pemerintah daerah. Dana pemerintah pusat selain digunakan untuk membiayai operasional aparatnya, juga digunakan untuk membiayai berbagai belanja subsidi dan pembayaran bunga utang pemerintah. Sedangkan dana belanja untuk daerah meliputi dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan penyeimbang.

Apabila jumlah belanja negara yang direncanakan lebih besar daripada pendapatannya maka timbullah apa yang disebut dengan defisit AP BN. Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah perlu mencari sumber pembiayaan defisit, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Beberapa sumber pembiayaan tersebut diantaranya adalah program privatisasi, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN, dulu disebut Surat Utang Negara), mencari utang luar negeri dari lembaga pembiayaan internasional seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB), Japan Bank for International Cooperation (JBIC) atau pembiayaan bilateral dari berbagai kawasan misalnya dari kawasan Asia Pasifik, dan Afrika seperti Jepang, Korea Selatan,  dari kawasan Amerika dan Eropa seperti negara Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan lainnya.

Sebagai perangkat kebijakan fiskal, tentunya APBN disusun dengan mempertimbangkan dinamika yang terjadi di masyarakat seperti kondisi sosial, ekonomi, politik serta berbagai kebijakan yang akan ditempuh. Dengan melihat kondisi obyektif dan berbagai kebijakan yang akan ditempuh maka pemerintah menyusun APBN dengan didasari beberapa asumsi dasar dalam APBN. Asumsidasar yang dipakai sebagai acuan perhitungan besran-besran pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam APBN dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, Suku Bunga SBI 3 bulan, nilai tukar mata uang rupiah terhadap US dollar,   harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP).

Sebagai contoh adalah pada perhitungan besaran-besaran APBN tahun 2010. Pemerintah telah menetapkan berbagai asumsi dasar ekonomi makro tahun 2010 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2010

No.

Indikator Ekonomi

APBN 2010

1.

Pertumbuhan ekonomi (%)

5,5

2.

Inflasi (%)

5,0

3.

Nilai Tukar (Rp/US$)

10.000

4.

Suku bunga SBI -3 Bulan (%)

6,5

5.

Harga Minyak (USD/barel)

65,0

6.

Lifting Minyak (juta barel/hari)

0,965

Sumber : Nota Keuangan dan APBN 2010

 

Dengan melihat pada tabel di atas, Pemerintah memiliki ekspektasi bahwa suku bunga SBI 3 bulan selama tahun 2010 akan berada pada kisaran 6,5 persen. Hal ini adalah wajar karena pemerintah berkepentingan terhadap stabilnya suku bunga SBI tersebut pada kisaran angka itu.

Terjadinya perubahan suku bunga SBI tentunya akan mempengaruhi realisasi APBN. Beberapa pos APBN yang potensial akan berubah akibat pergerakan suku bunga SBI diantaranya adalah besaran subsidi bunga kredit program dan pembayaran bunga utang dalam negeri pemerintah.

Di lain pihak, dalam sektor keuangan dan perbankan, kebijakan penetapan tingkat suku bunga merupakan hal yang cukup penting. Sebab kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi perilaku konsumen untuk menabung, membelanjakan atau menginvestasikan uangnya tetapi juga mempengaruhi dunia usaha dalam hal pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan. Di samping itu, tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi tingkat “kesehatan” atau likuiditas suatu perekonomian negara. Hal ini disebabkan karena tingkat bunga mempunyai pengaruh yang sangat luas, tidak hanya pada sektor keuangan atau moneter, melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, sektor internasional dan tentunya juga sektor fiskal.

Istilah suku bunga yang kita kenal secara umum meliputi suku bunga dalam negeri dan luar negeri. Yang berkaitan dengan istilah suku bunga dalam negeri yang biasa dikenal antara lain adalah suku bunga perbankan (seperti suku bunga deposito dan suku bunga kredit), suku bunga penjaminan perbankan, suku bunga SBI, dan BI Rate. Sedangkan turunan istilah dari suku bunga luar negeri yang dikenal diantaranya adalah suku bunga Fed (US Prime Rate), LIBOR (London Inter-bank Offered Rate), dan SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate).

Suku bunga dalam negeri Indonesia sendiri diduga dipengaruhi oleh faktor­ faktor eksternal maupun internal. Faktor-faktor eksternal yang diduga mempengaruhi suku bunga dalam negeri antara lain suku bunga luar negeri, kurs mata uang asing terhadap rupiah, dan harga minyak internasional. Sementara itu, faktor internal yang diduga mempengaruhi suku bunga dalam negeri antara lain adalah inflasi, jumlah uang beredar, produk domestik bruto (PDB) riil, dan ekspektasi pelaku pasar.

Dari berbagai macam suku bunga di dalam negeri, suku bunga SBI merupakan salah satu instrumen moneter yang penting dalam perekonomian negara dan berada di bawah tanggung jawab Bank Indonesia. Melalui pelelangan SBI, jumlah uang yang beredar diusahakan dapat dikendalikan pada jumlah tertentu agar target inflasi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Sementara itu, dalam kaitan suku bunga SBI dengan sektor fiskal, dalam hal ini APBN, pemerintah berharap bahwa dengan menggunakan asumsi suku bunga SBI, pemerintah dapat melakukan perhitungan estimasi kewajiban pemerintah, salah satunya adalah pembayaran hutang dalam negeri. Juga penting untuk mengamati pergerakan suku bunga SBI ini, yang menggambarkan hubungan suku bunga SBI dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga akan memudahkan pemerintah untuk memperkirakan seberapa besar dampak dari pergerakan faktor faktor tersebut terhadap suku bunga SBI.

Di samping itu, juga dapat memperkirakan besaran suku bunga SBI secara lebih akurat untuk digunakan sebagai salah satu asumsi indikator makro ekonomi dalam APBN. Sehingga alokasi dana anggaran negara yang diperuntukkan bagi pembayaran kewajiban pemerintah berbasis suku bunga SBI dapat dihitung secara lebih akurat, baik dalam tahun anggaran berjalan maupun dalam proyeksi anggaran negara di tahun tahun mendatang.

 

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tentang kerangka penelitian, maka hipotesis penelitian telah disusun diduga terdapat pengaruh dan signifikan dari (X1) Konsumsi, (X2) Investasi, (X3) Jumlah uang beredar, dan  (X4) Tingkat Inflasi terhadap suku bunga SBI 3 bulanan.

Prosedur pengujian hipotesis mempunyai sistematika tertentu. Adapun langkah-langkah dari pengujian tersebut adalah (1) menyatakan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha); (2) memilih tingkat signifikansi (α); (3) mengidentifikasi uji statistik; (4) menetapkan aturan pembuatan keputusan; dan (5) mengambil keputusan ”menolak H0” atau ”menerima H0”.

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang dijelaskan sebelumnya, maka rumusan hipotesis (H0) dan (Ha) adalah sebagai berikut :

 

  • H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel bebas Konsumsi secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • Ha = Terdapat pengaruh variabel bebas Konsumsi  secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel bebas Investasi secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • Ha = Terdapat pengaruh variabel bebas Investasi secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel bebas Jumlah Uang Beredar (JUB)  secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • Ha = Terdapat pengaruh variabel bebas Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap USD  secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel bebas Tingkat Inflasi secara signifikan terhadap suku bunga SBI 3 bulan;
  • Ha = Terdapat pengaruh variabel bebas Tingkat Inflasi secara signifikan  terhadap suku bunga SBI 3 bulan;

 

Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara desain deskriptif (paparan) dan kausal, dengan rincian sebagai berikut:

  1. Desain deskriptif digunakan untuk menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Suku Bunga SBI 3 Bulanan.
  2. Desain kausal digunakan untuk mengukur kuat tidaknya hubungan dan pengaruh antar variabel. Pada penelitian ini desain kausal akan digunakan untuk melihat pengaruh dan hubungan antara empat variabel bebas dan variabel terikat.

 

Teknik Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel

  1. 1.      Jenis Data

Pada penelitian ini, jenis data yang akan diambil akan ditentukan oleh hal-hal yang akan diteliti yaitu variabel, dimensi dan indikatornya sebagimana yang telah diuraikan di atas. Data yang akan diambil dari setiap variabel di atas terdiri dari 2 jenis data yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Kedua jenis data ini merupakan data primer dan sekunder.

Jenis data menurut sifatnya menurut Sugiono dalam Ni Nyoman Yuliarmi dan Putu Riyasa (2007) dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  1. Data Kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau numerik.
  2. Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan angka, yaitu jawaban responden.

 

  1. 2.      Sumber Data

Mengingat data yang digunakan merupakan data sekunder maka sumber data yang digunakan oleh peneliti berasal dari website/situs resmi Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik.

 

  1. 3.      Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menerapkan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

  1. Studi Lapangan: kegiatan ini dilakukan peneliti untuk pengambilan data sekunder melalui web site Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik.
  2. Studi Kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari beberapa literatur yang telah didapatkan baik yang terkait dengan definisi-definisi makro seperti Suku Bunga, Konsumsi, investasi, Inflasi dsb. Data sekunder yang telah dikumpulkan juga menjadi salah satu pustaka yang dipelajari oleh peneliti.
  3. Wawancara dan Diskusi Terfokus. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti untuk memperkaya pemahaman peneliti tentang hal-hal yang terkait dengan kebijakan-kebijakan serta program pelaksanaan Pemerintah yang dilakukan untuk medapatkan analisa yang tepat dalam menentukan arah dan tujuan pembangunan ekonomi Indonesia.

 

Uji Kualitas Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan alat analisis Program SPSS (Statistical Package for Social Science).

Peneliti melakukan pengujian terhadap data-data sekunder yang diperoleh dan kemudian melakukan analisis dengan Uji Autokorelasi, Normalitas, Heteroskedasitas, dan Multikolieritas.

 

  1. 1.      Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan (korelasi) yang terjadi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi terjadi pada sebagian besar regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala (bulanan, tahunan) dan seterusnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.

Metode yang paling sering dipakai untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu model regresi adalah metode statistik-d dari Durbin Watson. Secara spesifik, untuk uji DurbinWatson dua sisi, terdapat lima himpunan untuk nilai d:

 

 

å (e1 – ei-1)

DW =

 

å e12

 

dimana e adalah residual

  • Ho : Tidak ada serial korelasi positif

D < dL : menolak Ho

D > du : Tidak menolak Ho

DL < d < du : Pengujian tidak meyakinkan

  • Ha : Tidak ada serial korelasi negatif

D > dL : menolak Ho

D < du : Tidak menolak Ho

4 – dL <  d < 4 – du : Pengujian tidak meyakinkan

 

  1. 2.      Uji Normalitas

Ghozali (2005) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk penelitian ini, digunakan analisis Grafik Normal P-Plot, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik normal dengan dasar pengambilan keputusan jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

 

  1. 3.      Uji Multikolinearitas

Menurut Husen Umar, uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model yang diajukan telah ditemukan korelasikuat antar variabel independen. Selain itu uji multikoli-nearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Deteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Untuk penelitian ini, deteksi multikolinearitas dilakukan hanya dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Menurut V. Wiratna Sujarweni (2007) jika nilai VIF yang dihasilkan berada diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Nilai VIF ini didapatkan dari hasil keluaran komputer dengan menggunakan program SPSS dan akan dilihat nilai VIF apakah berada di antara 1-10 sesuai dengan asumsi klasik. Jika nilainya berada diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

 

  1. 4.      Uji Heteroskedastisitas

V. Wiratna Sujarweni (2007) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya TETAP, disebut homoskedastisitas, sedangkan untuk varians yang BERBEDA disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak heteroskedastisitas.

Pengambilan keputusan untuk uji ini dapat dilihat dengan pola Scatterplot, yaitu variable dependen pada sumbu X adalah ZPRED dan variabel independen pada sumbu Y adalah SRESID. Dengan dasar pengambilan keputusan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi pelanggaran heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka asumsi homoskedastisitas telah terpenuhi.

 

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis inferential. Dua metode yang digunakan, yaitu:

 

  1. 1.      Analisa Deskriptif.

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Selain itu juga digunakan untuk menjelaskan beberapa fenomena terjadinya perubahan tingkat suku bunga SBI. Perubahan ini bisa saja berdasarkan variabel-variabel yang diteliti atau bisa juga diterapkan pada hal-hal yang sifatnya memperjelas hasil analisa kausalnya.

 

  1. 2.      Analisa Regresi Linear Berganda.

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen pada variable dependen. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda yang digunakan untuk menyusun pola hubungan antara satu variabel respon dengan beberapa variabel prediktor secara serempak. Secara matematis bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

 

Ŷt = β0 + β1X1t-1 + β2X2t-1+ β3X3t-1 + β4X4t-1 + ε

 

Dimana :

Ŷt                = suku bunga SBI 3 bulan

β0                           = konstanta

β1, β2, β3, β4      = koefisien regresi

X1                = Konsumsi

X2                    = Investasi

X3                = Jumlah Uang Beredar

X4                    = Tingkat Inflasi

ε                  = residual (error)

 

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Data

Proses pengambilan data sekunder mulai dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011 sampai tanggal 1 April 2011. Pada penelitian ini, karakteristik data berdasarkan deret waktu (time series) dengan data triwulan mulai Januari 1995 sampai dengan Desember 2010. Namun data untuk tahun 1998 dan 1999 tidak digunakan dalam penelitian ini mengingat pada periode tersebut terjadi krisis sehingga diduga akan mengakibatkan pengaruh yang tidak sesuai dengan pengujian statistik yang dilakukan.

 

Analisis Deskriptif Statistik Terhadap Variabel

Analisis deskriptif statistik digunakan untuk menjelaskan tentang karakteristik dari data untuk masing-masing variabel yang digunakan pada penelitian ini. Beberapa data yang akan dilihat untuk analisis ini antara lain adalah mean (rata-rata) dan standar deviasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu (time series) triwulan sepanjang periode Januari 1995 – Desember 2010. Pemilihan rentang waktudimulai Januari 1995 dengan alasan pada tahun 1997 dimulainya krisis yang menimpa Indonesia, kemudian masa perbaikan dari krisis, dan terjadi krisis global pada tahun 2008. Adapun pemilihan data triwulan adalah melihat pada data yang digunakan dengan rentang waktu 14 tahun, maka jumlah data sebanyak 56 dianggap mewakili dalam penelitian ini.
 

Download Fulltext Pdf

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBI

Daftar Pustaka

Amos Amoroso Avonti dan Hudi Prawoto, “Anali sis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta”,Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. III No.5 , 2004.

Bank Indonesia, ”Laporan Kebijakan Moneter”, terbitan per Triwulan

_____________, ”Sejarah Bank Indonesia”, Perio de IV : 1983-1997

Bramantyo Djohanputro,“Prinsip-Prinsip Ekono mi Makro : Praktis Untuk Mahasiswa dan Pebisnis”, Penerbit PPM, Jakarta, 2006.

Burhan Bungin, H.M., ”Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Kencana Prenada Media Gro up, Edisi Pertama 2009

Damodar N. Gujarati, ”Dasar-dasar Ekonometri ka”, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, 2006.

Didy Laksmono R,”Suku Bunga Sebagai Salah Sa tu Indikator Ekspektasi Inflasi”, Bulletin Ek onomi Moneter dan Perbankan, Maret 20 01.

Esya, Lavlimatria,”Penentuan Model Tingkat Bu nga Nominal di Indonesia (Pendekatan Non Nested Test)”, Media Ekonomi, Vol.9 No. 1, April 2003.

Fadjar Putra Anoraga,”Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan GDP Mitradagang Indo nesia Terhadap Ekspor Indonesia”, Jurnal Keuangan dan Moneter, Departemen Keua ngan RI, Volume 7 Nomor 7, Desember 20 04.

Gregory N. Mankiw,”Teori Makro Ekonomi”, Worth Publishers Inc. New York, Ed. Ke-5, Penerbit Erlangga, 2004.

Haerul Anam,”Pengaruh Faktor Eksternal dan In ternal serta Kebijakan Moneter Terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia 1984.1-1991.4″, unpublished, Tesis Strata-2 Univer sitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1995.

Husein Umar, ”Desain penelitian MSDM dan Pe rilaku Karyawan, PT Raja Grafindo Persa da. 2008.

Insukindro, “Pendekatan Masa Depan Dalam Pe nyusunan Model Ekonometrika : Forward-Looking dan Pendekatan Kointegrasi”, Jur nal Ekonomi dan Industri, Pusat Antar Uni versitas (PAU), Universitas Gajah Mada, Ed.2, 1996.

Iskandar Putong  dan ND. Andjaswati, ”Pengan tar Ekonomi Makro” Penerbit Mitra Waca na Media, Ed. 1, 2008.

Jeff Madura, “Financial Management”, Florida Uni versity Express, 1993.

Mohamed Ariff, “Effect of Financial Liberalization on Four South East Asia Financial Market, 1973-1994”, ASEAN Economic Bulletin Vol. 12 No.3 ISEAS, 1996.

Mudrajat Kuncoro, ”Manajemen Keuangan Inter nasional”, BPFE, Yogyakarta, 1996.

Muh. Alwi Chanafi, ”Analisa faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga SBI periode 1981-2001”, Tesis Universitas Muha madiyah Surakarta, 2008.

N. Gregory Mankiw, ”Makro Ekonomi”, PT Gelo ra Aksara Pratama, 2006.

Neny Erawati dan Richard Llewelyn, “Analisa Pergerakan Suku Bunga dan Laju Ekspek tasi Inflasi untuk Menentukan Kebijakan Moneter di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.4 No.2 September, 2002.

Noor Fuad, ”Ekonomi Makro, Teori, Kebijakan, dan Aplikasinya di Indonesia”, LPKPAP BP PK, Departemen Keuangan RI, 2006.

Nota Keuangan dan APBN 2010

Nova Riana Banjahalor, ”Mekanisme Suku Bunga SBI Sebagai Sasaran Operasional Kebijakan Moneter dan Variabel Makroekonomi Indo nesia: 1990.1 – 22007.4”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 11, No. 1, Juli 2008.

Mohamad Ikhsan, “Penentuan Tingkat Bunga di Indonesia : Dampak Deregulasi Juni 1983-1989”, Jurnal Ekonomi Indonesia, April 19 92.

Perry Warjiyo, “Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia”, Buku Seri Kebank sentralan No.11. Pusat Pendidikan Dan Stu di Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, 2004.

___________, dan D. Zulverdy, “Penggunaan Su ku Bunga Sebagai Sasaran Operasional Ke bijakan Moneter Di Indonesia”, Buletin Eko nomi Moneter dan Perbankan, Vol.l No.1 Juli, Bank Indonesia, 1998.

Quiserto, “Analisis Kesenjangan Investasi dan Ta bungan di Indonesia 1981.2-1994.4: Pende katan Forward-Looking Model dan Backward Looking Model”, Skripsi Strata-1, unpublis hed, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996.

Revrisond Baswir, “Drama Ekonomi Indonesia. Belajar dari Kegagalan Ekonomi Orde Ba ru”, Kreasi Wacana, Agustus 2004.

Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer, dan Richard Startz, “Makro Ekonomi”, PT Media Global Edukasi, 2008.

Rustam, Rinaldi dan Heidy Ayudia Tantri, “Ana lisis Faktor Pembentukan Besaran Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PU AB) Dengan Menggunakan Metode Error Correction Model”, LPFE Universitas Trisak ti, Jurnal Media Ekonomi Vol.12 No.1, Ap ril 2006.

Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya,”Riset Keuangan, Pengujian‑Pengujian Empiris”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 20 05.

Singgih Santoso,“Menguasai Statistik di Era In formasi dengan SPSS 15”, Elex Media Kom putindo, Jakarta, 2006.

Sarwono, Hartadi A. dan P. Warjiyo, “Mencari Pa radigma Baru Manajemen Moneter dalam Sistem Nilai Tukar Fleksibel: Suatu Pemiki ran Untuk Penerapannya di Indonesia”, Bul letin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1 No.1 Juli 1998, Bank Indonesia, 1998.

Sigit Setiawan dan Agunan P. Samosir,”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga SBI”, Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol.10 No.1, Maret 2006, Jakarta, 2006.

Sri Adiningsih,”Tingkat Bunga Riil, Inflasi dan Kebijakan Moneter Indonesia Tahun 1989-1995″, working paper, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996.

Sri Adiningsih, ”Perangkat Analisis dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indone sia”, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, 1998

Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2004.

Susanti, Hera & Moh. Ikhsan & Widyanti, “Indi kator-Indikator Makroekonomi”, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 2007.

Tedy Herlambang, Sugiarto, Brastoro, Said Ke lana,  PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 2001.

Tony Prasetiantoro, “Keluar Dari Krisis”, Analis is Ekonomi Indonesia, PT Gramedia Pusta ka Utama, Jakarta, 2000.

Tri Wibowo dan Hidayat Amir,”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah”, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Departe men Keuangan RI, Volume 9 Nomor 4, De sember 2005.

Umi Hanni, “Sustainabilitas Fiskal Indonesia dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya”, Jurnal Keuangan Publik, Departemen Keua ngan RI, Volume 4 Nomor 2, September 2006

Universitas INDONUSA Esa Unggul, “Pedoman Penyusunan Tesis”, Program Pascasarjana Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakar ta, 2007.

V. Wiratna Sujarweni,”Belajar Mudah SPSS un tuk Penelitian”, Global Media Informasi, Yogyakarta, 2007.

Villanueva, Delano dan Abbas Mirakhor, “Strate gies for Financial Reforms : Interest Rate Poli cies, Stabilization, and Bank Supervision in De veloping Countries”, IMF Staff paper, Vol. 37 No. 3, 1990.

Wardhono, Aditya, Ken Darsawati, dan I Wayan Subagiarta,”Analisis Faktor-faktor Penentu tingkat Bunga Di Indonesia, 1985.2-1997.1: Pendekatan Model Backward dan Forward Looking”, 1998.

Widodo, Hg. Suseno Triyanto,”Indikator Ekono mi: Dasar Perhitungan Perekonomian Indo nesia”, Penerbit Kanisius,Yogyakarta, 1990.

Yus Agusyana, Islandscript, “Olah Data Skripsi dan Penelitian dengan SPSS 19”, PT Elex Media Komputindo, Gramedia Jakarta, Feb ruari 2011.

Situs Internet

http://www.bi.go.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bunga

http://massofa.com/2008/02/27/produksi-kon sumsi-distribusi-dan-ekonomi-kerakyatan

http://organisasi.org/definisi-pengertian-inflasi-stagnasi-stagflasi-serta-dampak-sosial-infla si