EFEKTIVITAS TABLOID KOMUNIKA SEBAGAI MEDIA DISEMINASI INFORMASI BAGI PEGAWAI PUSLITBANG POSTEL DAN PUSLITBANG APTEL SKDI BADAN LITBANG SDM DEPKOMINFO.

Awaludin Soheh1, Kanti Wilujeng Walujo1

1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta

Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui efektivitas Tabloid Komunika Depkominfo dalam memberikan informasi kepada publik.  Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan skala Likert. Hasil penelitian menggambarkan bahwa efektifitas Tabloid Komunika bagi  pegawai dinilai sangat efektif dalam memberikan suatu informasi yang akan membuat adanya perubahan suatu sikap setelah mendapatkan informasi tersebut. Hasil penelitian mengenai efektifitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo dikategorikan sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Kata kunci: efektifitas berita, media diseminasi, informasi publik

 

Pendahuluan

Sejak Departemen Penerangan dibubarkan dan beberapa kali berganti nama tugas komunikasi dan informasi akhirnya di percayakan pada lembaga yang bernama Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Departemen tersebut merupakan gabungan dari Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menegkominfo), Lembaga Informasi Nasional (LIN) ditambah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjenpostel). Dengan demikian struktur organisasi Depkominfo sudah berubah tidak seperti Departemen Penerangan (Deppen), LIN atau Menegkominfo. Dalam sturktur organisasi Depkominfo ada Badan Informasi Publik (BIP) yang punya tugas penting dalam diseminasi informasi publik.

Sebagai salah satu lembaga pemerintah, Depkominfo melalui  BIP dituntut dapat memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah serta kegiatan­kegiatan yang dibuat instansi pemerintah  kepada publik internal dan publik eksternal. Untuk itu diperlukan sebuah media sebagai alat untuk meyampaikan informasi publik. Salah satu media yang digunakan adalah Tabloid Komunika.

Tabloid Komunika diterbitkan di Jakarta oleh Badan Informasi Publik (BIP) Depkominfo tanggal 26 Desember 2005. yang terbit dua kali sebulan dan akhir bulan ada terbitan khusus. Menurut Taufik, News Editor Depkominfo (wawancara 24/01/2008), Tujuan  diterbitkannya Tabloid Komunika , yaitu:

Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah. Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah.Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh karyawan di dalam instansi atau perusahaan. Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan. Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik.

Adapun pembagian tugas Badan Informasi Publik (BIP) sendiri terbagi atas 1) Pusat Polhukam, terbagi atas Bidang Informasi Publik, Bidang Informasi  Hukum dan Bidang Informasi Keamanan. 2)  Pusat Perekonomian, terbagai atas Bidang Informasi Keuangan dan Perbankan, Bidang Informasi Industri dan Perdagangan serta Bidang Informasi Jasa. 3) Pusat Kesra, terbagi atas Bidang Informasi Sosial dan Budaya, Bidang Informasi Agama dan Pendidikan serta Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup. 4) Pusat Pengelola Pendapat Umum, terbagi atas Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan, Bidang Pendapat Umum Perekonomian serta Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat. 5) Pusat Pelayanan Informasi, terbagi atas Bidang Pelayanan Media Baru dan Bidang Pelayanan Media Konvensional. Tugas Badan Informasi Publik (BIP) antara lain:

  1. Merumuskan dan menetapkan program Badan Informasi Publik.
  2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program Badan Informasi Publik yang diadakan di pusat dan daerah.
  3. Memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan secara lisan dan tertulis kepada Sekretariat Badan dan Kepala Pusat sesuai tugas masing-masing.
  4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan operasional Badan Informasi Publik.
  5. Melakukan Koordinat dengan para Pejabat Eselon I di lingkungan Depkominfo.
  6. Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan oleh masing-masing unit kerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi publik
  7. Memimpin rapat pimpinan baik rutin maupun insedentil di lingkungan Badan Informasi Publik.
  8.  Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang informasi publik, baik internal maupun eksternal.
  9. Menilai dan menyetujui naskah, materi informasi publik untuk disebarluaskan.
  10. Melaporkan pelaksanaan tugas yang diembannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika secara lisan maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban.
  11. Melakukan tugas kedinasan lain dari Menteri Komunikasi dan Informatika.

 

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa tugas BIP Depkominfo yaitu merumuskan suatu masalah, melakukan pembinaan, memberikan bimbingan, pengawasan, melakukan koordinasi dengan pejabat Eselon I untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah mengenai informasi kepada publik yang nantinya menjadi laporan baik tertulis maupun lisan sebagai pertanggungjawaban kepada Menkominfo. Sedangkan kegiatan Badan Informasi Publik, Depkominfo, antara lain:

•   Terselenggaranya pelayanan informasi publik yang cepat, akurat, mudah dan merata.

•   Meningkatkan sistem pelayanan informasi publik.

•   Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga informasi dan media.

• Meningkatkan pelayanan informasi publik bidang polhukam, perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

•   Meningkatkan pengelolaan pendapat umum.

•   Meningkatkan fasilitasi pelayanan informasi publik .

(http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008).

 

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan BIP Depkominfo yaitu menciptakan informasi yang cepat, merata dan akurat baik di bidang polhukam, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat .Selain itu, BIP juga melakukan peningkatan pada lembaga-lembaga informasi dan fasilitasi pelayanan informasi kepada publik. Pembuatan Tabloid Komunika dilaksanakan oleh satu Sub Bagian, yaitu sub bagian media cetak yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan menyusun materi informasi serta mensosialisasikan kebijakan program, kegiatan pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai bahan penerbitan internal, melaksanakan penyebarluasan informasi melalui penerbitan internal dan melaksanakan distribusi penerbitan internal.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan tujuan di buatnya Tabloid Komunika adalah untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi mengenai kebijakan dan kegiatan yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah, membina hubungan yang harmonis antar karyawan dan memberikan informasi tentang keadaan Indonesia dari segi polhukam dan untuk meningkatkan citra suatu daerah di mata publik.

Penyampaian informasi mengenai instansi kepada publik internal dilakukan oleh BIP Depkominfo melalui media internal dengan menggunakan Tabloid Komunika. Periodisasi penerbitan Tabloid Komunika ini terbit setiap 2 minggu sekali dan biasanya di akhir bulan ada edisi khusus. Tulisan dalam suatu Tabloid ada bermacam-macam, dapat berbentuk artikel, cerita, dan berita yang dilengkapi dengan foto-foto. Dilihat dari artikel yang ada, Tabloid Komunika umumnya memuat masalah yang berkaitan dengan program dan kegiatan pemerintahan baik pusat maupun daerah.

Informasi yang di sampaikan oleh BIP Depkominfo kepada publiknya dapat melalui media internal yaitu Tabloid Komunika. Dalam media tersebut, BIP harus membuat bagaimana informasi yang terdapat di dalamnya efektif dan berguna bagi pengetahuan informasi untuk publik.

 

 

Model Lasswell

Sebuah model verbal awal dalam komunikasi adalah model yang diusulkan oleh Lasswell yang di kutip oleh Severin & Tankard (2005:55), antara lain:

•   Unsur sumber (who, siapa)

•   Unsur pesan (says what, mengatakan apa)

•   Unsur komunikasi (in which channel, pada saluran yang mana)

•   Unsur penerima (to whom, kepada siapa)

•   Unsur pengaruh (with what effect, dengan pengaruh/ dampak apa)

 

Model Lasswel ini digunakan dalam banyak aplikasi dalam komunikasi massa. Ia mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan. Siapa mengemukakan pertanyaan tentang pengendalian pesan (misalnya, studi “penjaga gawang”). Mengatakan apa adalah subjek analisis isi (umpamanya, analisis informasi dalam cyberspace). Saluran komunikasi dipelajari dalam media analisis. Kepada siapa berkaitan dengan analisis penertima dan audiens. Dari model di atas, penulis meyimpulkan bahwa yang menjadi sumber adalah pemerintah, pesan yang akan disampaikan berbagai macam seperti tentang politik, hukum, keamanan dll. Selanjutnya yang menjadi media dalam hal ini adalah Tabloid 8 Komunika dan yang menjadi komunikan adalah para pegawai yang berada di Depkominfo dan di daerah. Adapun pengaruhnya yaitu untuk melihat sejauh mana informasi publik melalui Tabloid Komunika dapat mempengaruhi mereka.

 

Efektivitas

Menurut Moeliono dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:950), efektivitas adalah “Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha atau tindakan).” Berdasarkan penjabaran di atas, maka efektivitas adalah “Adanya efek yang nantinya menimbulkan suatu pengaruh terhadap apa disampaikan kepada seseorang yang nantinya menghasilkan suatu tindakan.” Sedangkan Ruslan (2004:53) menyatakan suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Lebih lanjut Ruslan mengatakan (2004:57), ada lima hal yang dapat yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu:

  1. Pemahaman.

Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dapat dikatakan efektif jika penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya.

  1. Kesenangan.

Komunikasi ini bertujuan untuk menimbulkan kesejahteraan bersama.

  1. Mempengaruhi Sikap

Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.

  1. Memperbaiki Hubungan

Memilih dan mempersiapkan kata-kata yang ingin diucapkan merupakan faktor penting yang dapat memungkinkan komunikasi terjadi dengan tepat dan sempurna. Kegagalan utama dalam berkomunikasi muncul bila isi pesan tidak dipahami secara cermat.

  1. Tindakan

Komunikasi apapun tidak akan berguna bila tidak memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan. Namun, mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Bila kita mencoba membangkitkan tindakan pada penerima pesan, kemungkinan responnya yang sesuai dengan yang diinginkan lebih besar jika dapat memudahkan pemahaman penerima pesan tentang apa yang diharapkan, meyakinkan penerima bahwa tujuan itu masuk akal dan mempertahankan hubungan harmonis dengan penerima.

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi akan efektif jika pesan yang disampaikan melalui media dibuat dengan cermat dan baik sehingga nantinya dari pesan tersebut di terima dengan baik oleh komunikan.

 

Efektivitas Penggunaan Media

Efektivitas penggunaan media bisa tercapai apabila pesan disampaikan pada saluran yang tepat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakter media. McLuhan dalam artikelnya yang berjudul “Medium is The Message” (Kanti Walujo, 2007). membagi sifat media dalam 2 jenis yaitu hot medium dan cool medium. Hot medium memiliki high definition. High definition merupakan medium yang mudah diisi dengan data. Sebagai contoh foto, secara visual merupakan high definition. Kartun merupakan medium yang low definition karena sedikit informasi visual yang diberikan. Telepon adalah cool medium atau low definition karena telinga kurang memberikan informasi. Pidato adalah cool medium of low definition karena sedikit yang diberikan pembicara dan banyak diisi oleh pendengar. Hot medium partisipasinya rendah, cool medium partisipasinya tinggi atau informasi dilengkapi oleh audience. Hot medium seperti radio memiliki efek yang berbeda dibanding cool medium seperti telepon. Cool medium seperti tulisan huruf hieroglyphic memiliki efek yang berbeda dengan hot and explosive medium seperti phonetic alphabet yang memberikan tingkat abstraksi tinggi.Tabloid Komunika termasuk Hot medium dan memiliki High definition karena pembaca harus aktif membaca.

 

 

Tabloid

Setiap instansi mempunyai media massa sebagai saluran komunikasi, yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada publik internal dan ada juga yang ditujukan pada publik eksternalnya. Di Depkominfo sendiri terdapat beberapa macam media internal antara lain: Tabloid Komunika Depkominfo.

Menurut Badudu & Zain (1994:234), Tabloid adalah “surat kabar dalam ukuran kecil yang banyak memuat berita singkat, banyak gambar, banyak berita yang sensasional dan mudah di baca.” Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa Tabloid adalah media cetak yang berupa surat kabar yang didalamnya memuat berita singkat, sensasional dan disertai dengan gambar-gambar yang bertujuan agar mudah di baca oleh publik. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis dapat simpulkan bahwa Tabloid Komunika digunakan oleh Depkominfo untuk menyebarluaskan berbagai informasi publik yang berkaitan dengan kegiatan mereka baik tentang kebijakan ataupun permasalahan yang lebih luas yang semuanya itu dimuat dalam Tabloid Komunika yang terbagi atas beberapa rubrik. Tabloid Komunika sendiri terdapat beberapa rubrik, antara lain:

  1.    1.       Rubrik Beranda, berisi tentang ulasan mengenai suatu masalah utama di angkat dalam editorial, di rubrik ini juga terdapat beberapa pendapat baik kritik ataupun masukan oleh masyarakat khususnya dari berbagai daerah yang dimuat dalam suara publik.
  2.    2.       Rubrik Polhukam, rubrik ini memuat masalah di berbagai daerah khususnya yang menyangkut masalah politik, hukum dan keamanan.
  3.    3.       Rubrik Perekonomian, rubrik memuat tentang kondisi perekonomian yang terjadi di berbagai daerah. Di rubrik ini juga membahas tentang bagaimana caranya para wakil di daerah tersebut mempromosikan daerahnya kepada publik.
  4.    4.       Rubrik Kesra, rubrik ini memuat informasi tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di berbagai daerah dan juga memuat tentang berbagai program-program mengenai suatu keluarga yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
  5.    5.       Rubrik Laporan Utama, rubrik memuat suatu inti dari permasalahan yang terjadi dan di sini juga di jelaskan mengenai suatu program yang dijalankan oleh pemerintah di suatu daerah. Rubrik ini juga menjelaskan program-program apa saja yang sudah berjalan dan prospeknya kedepan seperti apa serta apa saja yang menjadi kendalanya.
  6.    6.       Rubrik Wawancara, rubrik ini memuat pandangan suatu tokoh publik dalam memberikan pendapatnya mengenai suatu masalah yang terjadi.
  7.    7.       Rubrik Opini, rubrik ini memuat pandangan seseorang untuk memberikan pendapatnya tentang suatu permasalahan yang terjadi di berbagai masyarakat dan ditujukan kepada pemerintah.
  8.    8.       Rubrik Lintas Daerah, rubrik ini memuat permasalahan di daerah dari Sabang sampai Merauke khususnya mengenai suatu program dan juga rubrik ini memuat program yang dilakukan oleh berbagai Departemen, seperti RUU, kebijakankebijakan dan juga teknologi. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian bahwa dalam hal ini tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika adalah bagaimana publik dapat memahami tentang pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Dari pengertian tentang media dan informasi di atas, maka penulis memdefinisikan tentang media informasi yaitu suatu saluran komunikasi yang digunakan komunikator untuk menyampaikan suatu pesan atau berita kepada publiknya (komunikan) yang nantinya informasi tersebut dapat mempengaruhi individu untuk mengambil suatu keputusan.

 

Media Diseminasi

Menurut Sobur, (2004), media adalah “Sesuatu yang menjadi saluran atau perantara tersampaikannya pesan komunikasi. Media dalam komunikasi merupakan alat yang digunakan komunikator dalam menyampaikan atau mengirimkan simbol.” Sedangkan menurut Anggoro (2001), media adalah: “Alat atau saluran dan sarana komunikasi yang sering digunakan oleh Humas untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publiknya dan sekaligus meningkatkan citra lembaga. Media ini sangat bervariasi dan memiliki berbagai tujuan contohnya media pers, audio visual, radio, televise, pameran, printed material, penerbitan buku khusus, jurnal organisasi. Pemilihan media dilakukan oleh Humas dengan melihat sasaran khalayak yang sangat penting dalam tahap persiapan dan penyebaran informasi sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.”

Menurut Cangara (1990:24), media adalah “alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima”. Dari ketiga definisi di atas mengenai media, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa media adalah alat yang digunakan humas sebagai saluran atau sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada publiknya dengan memilih suatu media yang sesuai sehingga tercapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dalam hal ini BIP Depkominfo menggunakan Tabloid Komunika sebagai media internal untuk menyampaikan berbagai pesan atau informasi khususnya kepada publik Menurut Wahyudi (1991:10), sifat media massa terbagi dalam beberapa hal, antara lain::

  1. Isi pesan bersifat umum atau publisitas.
  2. Walaupun isi bersifat umum, tetapi tiap-tiap media massa memiliki saran khusus.
  3. Arus komunikasi berjalan satu arah.
  4. Isi pesan bisa disajikan secara tercetak, penyaluran dan penyiaran.
  5. Diterbitkan atau disiarkan secara periodik.
  6. Organisasi pengelola terlembaga dan kompleks.
  7. Isi pesan yang disampaikan bukan karya satu orang, tetapi banyak orang.

 

Dari pernyataan di atas penulis berpendapat bahwa media massa periodik merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan kepada banyak orang, dengan arus informasi berjalan satu arah, isinya bersifat umum, diterbitkan oleh suatu lembaga organisasi. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka media massa periodik yaitu Tabloid Komunika yang diterbitkan oleh BIP Depkominfo berguna untuk menyampaikan informasi yang bersifat umum khususnya yang terjadi di berbagai daerah dan juga arus komunikasinya bersifat dua arah sebab adanya timbal balik dari

permasalahan tersebut dan biasanya pesan yang disampaikan itu menjangkau semua publik. Menurut Prof Sendjaja, Ph.D,.dkk. (1999:180), ada beberapa dampak yang di timbulkan oleh media, yaitu:

  1.    1.       Dampak Kognitif

Dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh media.

  1.   2.       Dampak Afektif

Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif bila pesan yang disebarkan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan emosional, sikap atau nilai.

  1.   3.       Dampak Konatif

Dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif bila pesan-pesan yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku nyata yang dapat diamati.

Dari pernyataan di atas, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh media massa sangat beragam seperti penyampaian informasi, pengetahuan, sikap atau nilai, hingga dampak yang akan menimbulkan suatu tindakan.

Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka penulis mengangap dampak kognitif adalah yang paling besar yang ditimbulkan oleh Tabloid Komunika, sebab sifatnya adalah untuk menyebarluaskan informasi kepada publik.

 

Diseminasi (penyebaran)

Menurut Badudu & Zain (1996:1501), penyebaran adalah “proses, perbuatan, cara menyelesaikan (kan).”

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sebar – menyebar (kan) adalah menghamburkan, menyiarkan (berita dan sebagainya). Dari pengertian di atas tentang media diseminasi (penyebaran), penulis membuat suatu kesimpulan bahwa alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan

suatu informasi atau berita. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka BIP menggunakan Tabloid Komunika

sebagai media untuk menyampaikan informasi tentang banyak hal kepada publik yang dalam hal ini bertujuan mempengaruhi sikap mereka.

 

 

Informasi Publik

“informasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses kegiatan dari mulai menghimpun data sampai penyusunan data terolah/teranalisa, sehingga siap dipublikasikan” (www.nakertrans.go.id/ 21/01/2008).

Menurut Shannon & Weaver yang di kutip oleh Wiryanto (2004:29), informasi adalah “energi yang terpolakan, yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan pilihan-pilihan yang ada.” Sedangkan menurut Moekijat (1991:6-7), informasi adalah “penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita.”

Dari beberapa pernyataan di atas, penulis dapat simpulkan bahwa informasi adalah rangkaian suatu proses data atau berita yang nantinya dapat mempengaruhi suatu individu untuk mengambil suatu keputusan. Selanjutnya penulis akan pengertian publik menurut pendapat ahli, antara lain: Menurut Abdurrachman (2001), publik adalah Sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan group kecil, terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit, namun juga bisa merupakan kelompok besar. Biasanya individu-individu yang termasuk dalam kelompok itu mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya—walaupun tidak terikat oleh struktur yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan dan tidak mempunyai hubungan langsung” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008). Sedangkan menurut Borden, publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008).

Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa publik adalah seseorang yang mempunyai minat dan kepentingan yang sama dan biasanya mereka terbagi atas kelompok kecil maupun kelompok besar akan tetapi mereka tidak terikat oleh sesuatu. Sedangkan menurut Kanti (2007:41), informasi publik adalah “informasi yang dimiliki oleh rakyat dan seharusnya disampaikan kepada rakyat. Adapun informasi tersebut tidak sampai kepada rakyat kecuali di atur oleh undangundang.” Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis membuat suatu kesimpulan bahwa publik yang terkait dengan BIP Depkominfo adalah publik yang secara nyata menerima dan mengetahui informasi tentang apa saja yang terdapat diTabloid Komunika. Komunika itu sendiri dalam hal ini tujuannya adalah memberikan informasi kepada publik. Dari informasi tersebut BIP ingin mengetahui sejauh mana Tabloid Komunika itu efektif, maka jika informasi yang terdapat di Tabloid Komunika dapat dipahami oleh publik sehingga terciptanya komunikasi yang efektif.

 

 

No

Variabel (X)

Indikator

Atribut

Skala Pengukuran

Pernyataan

1Efektivitas Tabloid KomunikaPemahaman– Tinggi- Rendaha) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu

d)Tidak Setuju

e) Sangat Tidak SetujuTulisan pada cover dan berita pada rubrik polhukam tentang keadaan yang terjadi di Indonesia2 Kesenangan- Senang-Tidak Senanga) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu

d) Tidak Setuju

e) Sangat Tidak SetujuApakah rubrik perekonomian dapat memberikan suatu perubahan dan rubrik beranda dapat memberikan kepuasan tersendiri3 Mempengaruhi Sikap- Positif- Negatifa) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu

d) Tidak Setuju

e) Sangat Tidak SetujuApakah rubrik opini dan wawancara dapat mempengaruhi sikap mereka tentang suatu tentang pandangan dari tokoh publik4 Memperbaiki Hubungan- Positif-Tidak Positifa) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu

d)Tidak Setuju e)Sangat Tidak SetujuRubrik laporan utama dapat memberikan perubahan tentang pemberitaan utama terhadap suatu hal5 Tindakan-Bertindak- TidakBertindaka) Sangat SetujuRubric kesra dan rubric lintas daerah dapat memberikan adanyasuatu tindakan yang nyata tentang permasalahan di daerahb) Setujuc) Tidak Tahud) Tidak Setujue) Sangat Tidak Setuju

 

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan di atas, maka jika di ilustrasikan kedalam sebuah kalimat yaitu Departemen Komunikasi & Informatika mengeluarkan sebuah media internal yang dikelola oleh bidang Media Cetak yaitu Tabloid Komunika yang bertujuan untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan berbagai informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di ibukota dan sebagai media informasi mengenai kebijakan pemerintah, program serta kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pemerintah baik kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal.

Tabloid Komunika Depkominfo sendiri memiliki tujuh rubrik. Adapun yang menjadi rubriknya antara lain rubrik Beranda, rubrik Polhukam, rubrik Perekonomian, rubrik Kesra, rubrik Laporan Utama, rubrik Wawancara, rubrik Opini dan rubrik Lintas Daerah. Penyebaran informasi mengenai beberapa berita yang terdapat di beberapa Tabloid Komunika penulis membatasinya untuk publik di Depkominfo. Dalam menyebarkan informasi tersebut BIP Depkominfo ingin melihat bagaimana Tabloid Komunika dapat efektif berdasarkan aspek pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan aspek tindakan.

Metode Penelitian

Pada pokok penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian survei. Metode survei menurut Hasan (2002:13), adalah “metode yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejalagejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok maupun suatu daerah.” Dalam penelitian survei, dikerjakan evaluasi terhadap suatu hal yang dikerjakan orang dalam menangani suatu masalah, dan hasilnya yang didapat digunakan untuk membuat suatu rencana. Penelitian ini dilakukan terhadap suatu individu dan dilakukan dengan menggunakan sensus maupun dengan sampel. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan cara menggunakan kuesioner, lalu data yang telah dikumpulkan dari responden kemudian ditentukan berapa sampel yang akan digunakan untuk dapat mewakili dari seluruh populasi yang ada. Penelitian survei digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan, (4) evaluasi, (5) prediksi, (6) penelitian operasional dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Bahan Penelitian dan Unit Analisis

Berdasarkan masalah penelitian, maka yang dijadikan bahan penelitian adalah Tabloid Komunika. Unit analisis yang digunakan adalah pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo.

Populasi

Populasi menurut Hasan (2002:58), adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Lebih jelasnya populasi merupakan sekelompok subjek yang dijadikan sumber penarikan sampel untuk penarikan statisitik. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.

Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2007:56), sampel adalah: “Sebagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya alan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).”

Menurut Soewarno (1987), yang di kutip oleh Ritonga (2004:30), pengertian dasar dari penarikan sampel adalah kita dapat memperoleh informasi yang mendalam, terperinci, dan efisien dari suatu agregat atau kumpulan orang, rumah tangga, lembaga-lembaga, atau satuan-satuan yang sangat besar jumlahnya daripada hanya sebagian contoh atau sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan terperinci.

Dalam pengambilan sampel, peneliti merujuk kepada pendapat Bailey , “Untuk data statistik ukuran minimum sampel diterima untuk penelitian adalah 30 orang” (Hasan, 2002:60). Untuk menetapkan sampel penulis menggunakan sampling acak sederhana bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Menurut Singarimbun & Effendy (1989:61), teknik sampling acak sederhana adalah bentuk sampling yang sifatnya sederhana, di mana tiap sampel yang berukuran sama memiliki kesempatan sama untuk terpilih dari populasi. Dari kedua Puslitbang tersebut itu, penulis mengambil sampel secara random dan penulis menetapkan sebanyak 30 orang sebagai responden dengan dibagi menjadi 15 responden untuk pegawai Puslitbang Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI.

Teknik Pengumpulan Data

Data menurut Supranto yang dikutip Ruslan (2004:26) berfungsi sebagai alat pengambil keputusan atau pemecah permasalahan. Untuk itu data harus dapat dipercaya kebenarannya (Reliable). Data yang diperoleh dari populasi yaitu pegawai Puslitbang Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI yang membaca Tabloid Komunika. Teknik pengumpulan data yang relevan dengan penelitian ini adalah yaitu dengan kuesioner (angket) dan wawancara. Dari pengertian di atas, penulis mempergunakan angket tertutup dimana setiap pertanyaan sudah terdapat alternatif jawabannya. Adapun format angket dalam penelitian penulis terdiri dari 2 bagian, yaitu:

Bagian I : identitas responden

Bagian II : efektivitas Tabloid Komunika yang terdiri atas:

a. Pemahaman.

b. Kesenangan.

c. Mempengaruhi Sikap.

d. Memperbaiki Hubungan.

e. Tindakan.

Selain dengan kuesioner, penulis juga mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dimana nantinya penulis ingin mengetahui sejauhmana efektivitas Tabloid Komunika bagi publik Depkominfo dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Reliabilitas dan Validitas Instrumen

Menurut Singarimbun (1996:141), reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalakan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Penulis memahami bahwa, reliabilitas adalah alat ukur yang di pakai dalam penelitian. Jika alat ukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan, maka penelitian dapat dikatakan reliabel, jika sebaliknya, maka penelitian tersebut tidak reliabel. Untuk mengukur apakah alat pengukur reliabel atau tidak, maka peneliti dapat menguji alat ukur dengan cara dipakai (test-ritest). Dengan begitu dapat diketahui apakah alat ukur yang digunakan hasilnya konsisten dengan yang pertama.

Untuk mengukur realibilitas alat ukur, digunakan rumus statistika Koefisien Korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r : Koefisien korelasi ΣX² : Jumlah kuadrat skor pernyataan I

n : Jumlah responden (ΣX)² : Kuadrat jumlah skor pernyataan I

x : Skor pernyataan I ΣY² : Jumlah kuadrat skor test – ritest

y : Skor test – ritest (ΣY)² : Kuadrat jumlah skor test – ritest

Untuk mengukur apakah alat ukur yang penulis gunakan reliabel atau tidak, penulis menguji kuesioner terlebih dahulu kepada 10 responden. Adapun teknik pengukurannya sebagai berikut :

  1.    1.       Jawaban dari 10 responden dimasukan ke dalam tabel tunggal, kemudian dicari nilai X nya.
  2.    2.       Jawaban dari 10 responden dari hasil test dan ritest dimasukan ke dalam tabel tunggal kemudian dicari Y nya . Jika nilai X dan Y telah di dapat maka untuk mengetahui hasilnya reliable atau tidak, penulis mengkorelasikannya dengan menggunakan rumus Pearson. Adapun hasil korelasinya adalah r = 0, 751.

Bila pendapat reliabilitas tersebut di atas dikaitkan dengan penelitian penulis, maka penulis menggunakan 2 alat ukur, karena dalam kuesioner penelitian terdapat 2 jenis alternatif jawaban, yaitu:

  1. Untuk identitas responden, penulis menggunakan skala nominal sebagai alat ukur, karena skala nominal adalah skala yang diberikan kepada suatu kategori dengan tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi angka tersebut hanya sekedar kode maupun label.
  2. Untuk variabel (X) mengenai Efektivitas Tabloid Komunika, penulis mempergunakan skala Likert dengan memberikan 5 alternatif jawaban yaitu: “Sangat Setuju, Setuju, Tidak Tahu, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.” Sebagai ilustrasi kongkrit, untuk mengetahui apakah Tabloid Komunika itu efektif atau tidak bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo, maka penulis mengajukan 10 pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban. Dengan demikian nilai tertinggi di peroleh 50 dan terendah 10.
  3.    1.       Sangat Setuju, jika responden mendapat nilai 41–50 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
  4.    2.       Setuju, jika responden mendapat nilai 31–40 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
  5.    3.       Tidak Tahu, jika responden mendapat nilai 21-30 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
  6.    4.       Tidak Setuju, jika responden mendapat nilai 11-20 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
  7.    5.       Sangat Tidak Setuju, jika responden mendapat nilai 0 -10 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo.

Kategori Intervalnya

  1. Sangat Setuju (SS) 41 – 50
  2. Setuju (S) 31 – 40
  3. Tidak Tahu (TT) 21 – 30
  4. Tidak Setuju (STS) 11 – 20
  5. Sangat Tidak Setuju (STS) 0 – 10

Menurut Hasan (2002:79), Validitas adalah “Suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi, demikian sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.”

Teknik Analisis Data

Menurut Moleong, yang dikutip Hasan (2002:97), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan rumus persentase untuk menghitung frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100 % seperti yang terlihat pada rumus statistik persentase (Sudjono,1992;40) sebagai berikut :

Keterangan P = Angka Persentase (%)

F = Frekuensi Jawaban

N = Jumlah Responden

Hasil dan Pembahasan

Tabloid Komunika merupakan salah satu media internal Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Tabloid Komunika sendiri terbit pertama kali pada 26 Desember 2005. Penerbitan Tabloid Komunika ini bertujuan untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di ibukota, sebagai media informasi mengenai kebijakan pemerintah, program serta kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pemerintah baik kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal.

Tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika adalah:

  1.     1.      Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah.
  2.     2.      Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah.
  3.     3.      Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh pegawai di dalam instansi atau departemen.
  4.     4.      Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan.
  5.     5.      Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik.

Tabloid Komunika diterbitkan oleh BIP (Badan Informasi Publik) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) melalui sub Bidang Media Cetak setiap 2 minggu sekali dan setiap akhir bulan terdapat edisi khusus. Tabloid Komunika sendiri terdiri dari 7 halaman, yang disertai gambar dan teks. Pada halaman depan tertera nama “Tabloid Komunika.”Adapun Tabloid Komunika, terbagi dari beberapa Rubrik, antara lain:

  1.     1.      Rubrik Beranda, berisi tentang ulasan mengenai suatu masalah utama di angkat dalam editorial, di rubrik ini juga terdapat beberapa pendapat baik kritik ataupun masukan oleh masyarakat khususnya dari berbagai daerah yang dimuat dalam suara publik.
  2.     2.      Rubrik Polhukam, rubrik ini memuat masalah di berbagai daerah khususnya yang menyangkut masalah politik, hukum dan keamanan.
  3.     3.       Rubrik Perekonomian, rubrik memuat tentang kondisi perekonomian yang terjadi di berbagai daerah. Di rubrik ini juga membahas tentang bagaimana caranya para wakil di daerah tersebut mempromosikan daerahnya kepada publik.
  4.     4.      Rubrik Kesra, rubrik ini memuat informasi tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di berbagai daerah dan juga memuat tentang berbagai program-program mengenai suatu keluarga yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
  5.     5.      Rubrik Laporan Utama, rubrik memuat suatu inti dari permasalahan yang terjadi dan di sini juga di jelaskan mengenai suatu program yang dijalankan oleh pemerintah di suatu daerah. Rubrik ini juga menjelaskan program-program apa saja yang sudah berjalan dan prospeknya kedepan seperti apa serta apa saja yang menjadi kendalanya.
  6.     6.      Rubrik Wawancara, rubrik ini memuat pandangan suatu tokoh publik dalam memberikan pendapatnya mengenai suatu masalah yang terjadi.
  7.     7.      Rubrik Opini, rubrik ini memuat pandangan seseorang untuk memberikan pendapatnya tentang suatu permasalahan yang terjadi di berbagai masyarakat dan ditujukan kepada pemerintah.
  8.     8.      Rubrik Lintas Daerah, rubrik ini memuat permasalahan di daerah dari Sabang sampai Merauke khususnya mengenai suatu program dan juga rubrik ini memuat program yang dilakukan oleh berbagai Departemen, seperti RUU, kebijakankebijakan dan juga teknologi. Penulis naskah pada Tabloid Komunika adalah BIP Depkominfo, setelah itu dilakukan penentuan naskah. Selanjutnya redaksi menyeleksi dan mengedit sampai kemudian layak dimuat. Kegiatan editing ini dilakukan untuk menambah atau mengurangi naskah dan juga untuk melengkapi informasi dengan foto-foto penunjang tulisan dan dicetak sebanyak ± 15000 eksemplar, lalu didistribusikan kepada seluruh pemerintah daerah khususnya dinas infokom dan anggota masyarakat.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan dan pendistribusian Tabloid Komunika Depkominfo sebagai berikut :

PengarahMenteri Komunikasi dan Informatika
Penanggung JawabKepala Badan Informasi Publik
Pemimpin RedaksiKepala Pusat Pengelola Pendapat Umum
Wakil Pemimpin RedaksiSekretaris BIP dan Para Kepala Pusat di BIP
Sekretaris RedaksiRichard Tampubolon
Redaktur PelaksanaNursodik Gunarjo
RedaksiSelamatta Sembiring, Tahsinul Manaf, Soemarno, Partodiharjo, Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan
Editor/PenyuntingIlla Kartila, MT Hidayat, Dimas Aditya Nugraha
DesignD Ananta Hari Soedibyo
Riset dan DokumentasiMykada Harjono

Di bawah ini adalah data fisik mengenai Tabloid Komunika yang di keluarkan oleh Badan Informasi Publik Depkominfo

Data Fisik Tabloid Komunika sebagai berikut :

  1.     1.      Ukuran : 33 x 29 cm
  2.     2.      Jumlah Halaman : 11 halaman
  3.     3.      Kertas : Menggunakan kertas glossy
  4.     4.      Warna : Sampul luar dan isi dalam Tabloid Komunika (Satu Kata Indonesia) serta sampul sering berubah-ubah tergantung design dan permasalahan.
  5.     5.      Oplah : ± 15000 eksemplar
  6.     6.      Penerbit : Badan Informasi Publik

Sejarah Singkat Badan Informasi Publik

Latar belakang lahirnya Jabatan Pranata Humas di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) saat ini sudah tentu tidak terlepas dari fakta sejarah kelahirannya serta merupakan suatu tuntutan mendesak untuk melaksanakan program global dalam mewujudkan masyarakat informasi. Pasca Likuidasi Departemen Penerangan dsalam era Kabinet Reformasi Pembangunan berdampak gugurnya Jabatan Fungsional Juru Penerangan, putusnya hubungan komunikasi timbal balik antara Pusat dan Daerah, yang berdampak lahirnya kesenjangan informasi publik di Pusat dan Daerah. Pada era pemerintahan Kabinet Gotong Royong, masalah komunikasi dan informasi telah mendapat dukungan dengan terbentuknya Lembaga Informasi Nasional dan Kementrian Negara Komunikasi dan Informasi yang menangani tataran operasional di bidang komunikasi dan informasi serta tataran kebijakan dan regulasi. Dalam mengatasi kesenjangan komunikasi dan informasi tersebut, salah satu regulasi yang dilakukan adalah diterbitkannya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 117/Kep/M.PAN/10/2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya, yang kemudian diubah dengan Per.Menpan Nomor: PER/109/M.PAN/11/2005.

Sedangkan petunjuk operasionalnya adalah Keputusan Bersama Kepala Lembaga Informasi Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 01/SKB/KALIN/2003 dan Nomor: 48 tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya, yang kemudian diubah dengan Peraturan Bersama Men. Kominfo dengan Kepala BKN No. 19 Tahun 2006 dan No. 8A Tahun 2006. dalam Per. Menpan tersebut dinyatakan bahwa Pranata Humas adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan kegiatan informasi dan kehumasan. Sedangkan Tugas Poko Pranata Humas adalah melakukan pelayanan informasi dan kehumasan, pelaksanaan hubungan kelembagaan dan pelaksanaan hubungan personal serta pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan yang meliputi perencanaan informasi dan kehumasan.

Pranata Humas di Lingkungan Dep. Kominfo

Sebagai instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas Departemen Komunikasi dan Informatika telah memposisikan Pejabat Pranata Humas di unit kerja yang mengelola Pelayanan Informasi Kehumasan seperti di Badan Informasi Publik, Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Pusat Pelayanan Informasi dan Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal, serta Humas Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informatika.Pranata Humas di Depkominfo memiliki jenjang dan pangkat yang tersedia meliputi:

  1. Jenjang Jabatan Pranata Humas Tingkat Terampil dari yang terendah sampai dengan tertinggi, seperti Pranata Humas Pelaksana Pemula, Pranata Humas Pelaksana, Pranata Humas Pelaksana Lanjutan dan Pranata Humas Penyelia. Sedangkan jenjang pangkat dan golongan/ruang Pranata Humas Tingkat Terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah:
    1. Pranata Humas Pelaksana Pemula adalah Pengatur Muda Golongan IIa.
    2. Pranata Humas Pelaksana yang terdiri dari: Pengatur Muda Tk.I, golongan/ruang II/b, Pengatur, golongan/ruang II/c dan Pengatur Tingkat I, golongan/ruang II/d.
    3. Pranata Humas Pelaksana Lanjutan yang terdiri dari: Pranata Muda golongan/ruang III/a, Penata Muda Tingkat I golongan/ruang III/b.
    4. Pranata Humas Penyelia terdiri dari Penata golongan/ruang III/c dan Penata Humas Muda Tk. I golongan/ruang III/d.
    5. Jenjang Jabatan Pranata Humas Tingkat Ahli dari yang terendah sampai tertinggi yaitu Pranata Humas Pertama, Pranata Humas Muda dan Pranata Humas Madya. Sedangkan jenjang pangkat dan golongan/ruang Pranata Humas Tingkat Ahli dari yang terendah dan tertinggi adalah:
      1. Pranata Humas Pertama terdiri dari Penata Humas Muda Tk. I golongan/ruang III/b.
      2. Pranata Humas Muda terdiri dari Penata, golongan/ruang III/c dan Penata Tk. I golongan III/d.
      3. Pranata Humas Madya terdiri dari Pembina, golongan/ruang IV/a, Pembina Tingkat I, golongan/ruang IV/b dan Pembina Utama Muda golongan/ruang IV/c.

Pranata Humas di Lingkungan Badan Informasi Publik

Badan Informasi Publik (BIP) yang diatur melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/P/M.KOMIFO/4/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kominfo dalam pasal 657 mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan Informasi Publik. Fungsi BIP antara lain:

  1.     1.      Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
  2.     2.      Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Perekonomian.
  3.     3.      Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Kesejahteraan Rakyat.
  4.     4.      Pelaksanaan pengelolaan Pendapat Umum.
  5.     5.      Pelaksanaan Administrasi Badan.

Sedangkan, tugas BIP antara lain:

  1. Merumuskan dan menetapkan program Badan Informasi Publik.
  2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program Badan Informasi Publik yang diadakan di pusat dan daerah.
  3. Memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan secara lisan dan tertulis kepada Sekretariat Badan dan Kepala Pusat sesuai tugas masing-masing.
  4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan operasional Badan Informasi Publik.
  5. Melakukan Koordinat dengan para Pejabat Eselon I di lingkungan Depkominfo.
  6. Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan oleh masing-masing unit kerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi publik.
  7. Memimpin rapat pimpinan baik rutin maupun insedentil di lingkungan Badan Informasi Publik.
  8. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang informasi publik, baik internal maupun eksternal.
  9. Menilai dan menyetujui naskah, materi informasi publik untuk disebarluaskan.
  10. Melaporkan pelaksanaan tugas yang diembannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika secara lisan maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban.
  11. Melakukan tugas kedinasan lain dari Menteri Komunikasi dan Informatika. Secara garis besar Program dan Kegiatan BIP difokuskan kepada 2 (dua) bagian yaitu:
    1. Program dan Kegiatan yang berbasis keluar untuk membangun kemitraan dengan lembaga/instansi yang bertugas di bidang Komunikasi dan Informatika dalam rangka memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat luas dan sekaligus untuk memperoleh umpan baliknya.
    2. Program dan Kegiatan yang berbasis kedalam yang berkaitan dengan pengelolaan informasi dan dalam rangka pelayanan informasi publik.

Bagian-Bagian di Badan Informasi Publik

Adapun bagian-bagian yang berada di BIP Depkominfo antara lain:

1. Sekretariat Badan, yang terbagi atas:

  1. Bagian Penyusunan Program dan Laporan.
  2. Bagian Hukum dan Kerjasama Luar Negeri.
  3. Bagian Keuangan.
  4. Bagian Umum.

2. Pusat Informasi Politik, Hukum, dan Keamanan, yang terbagi atas:

  1. Bidang Informasi Politik.
  2. Bidang informasi Hukum.
  3. Bidang Informasi Keamanan.

3. Pusat Informasi Perekonomian, yang terbagi atas:

  1. Bidang informasi Keuangan dan Perbankan.
  2. Bidang Informasi Industri dan Perdagangan.
  3. Bidang Informasi Jasa.

4. Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat, yang terbagi atas:

  1. Bidang Informasi Sosial Budaya.
  2. Bidang Informasi Agama dan Pendidikan.
  3. Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup.

5. Pusat Pengelolaan Pendapat Umum, yang terbagi atas:

  1. Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan.
  2. Bidang Pendapat Umum Perekonomian.
  3. Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat.

Hasil analisa data penelitian yang diperoleh dari responden sebagai sumber utama. Data diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan pengumpulan data melalui kuesioner yang dilakukan terhadap 30 responden sebagai sampel. Analisis data ini dengan menggunakan persentase dan diolah dalam bentuk tabel tunggal yang diharapkan dapat memprediksi arah kecenderungan konsep dan variabel penelitian yaitu efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI.

Identitas Responden

Data responden diperoleh dari pengisian kuesioner selama 1 hari, yaitu pada hari Selasa tanggal 29 Januari 2008. Identitas responden yang disajikan dalam hal penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) pertanyaan kuesioner ( mulai nomor 1 – 4 ), yang terbagi atas : jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Hasil penelitian ini dari masing-masing pertanyaan akan diformulasikan dalam tabel tunggal sebagai berikut :

  1. Jenis Kelamin

Untuk jenis kelamin responden, penulis membaginya menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut penjabarannya dalam tabel 1

 

Tabel 1

Jenis Kelamin

n = 30

KategoriF%
Laki-laki1440
Perempuan1660
 30100

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (60 %) responden adalah perempuan. Responden laki-laki (40%)

  1. Usia Responden

Untuk usia responden, penulis membaginya menjadi 4 kategori yaitu kategori usia 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, 40 – 49 tahun dan kategori usia lebih dari 50 tahun.

Berikut penjabarannya dalam tabel 2

Tabel 2

Usia Responden

n = 30

KategoriF%
20 – 29 tahun27
30 – 39 tahun413
40 – 49 tahun930
> 50 tahun1550
 30100

Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa separuh (50 %) responden berusia di atas 50 tahun. Dengan kata lain 50 % responden sudah hampir pensiun. Responden yang paling sedikit berusia 20 – 29 tahun.

  1. Pendidikan Terakhir

Untuk pendidikan terakhir responden, penulis membaginya menjadi 4 kategori yaitu SMA, DIII, S1, dan S2. Berikut penjabarannya dalam tabel 3

Tabel 3

Pendidikan Terakhir

n = 30

KategoriF%
SMA723
DIII517
S11343
S2517
 30100

Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa hampir separuh (43 %) responden berpendidikan akhir S1. Yang berpendidikan S2 ada 17 %. Demikian pula pendidikan D3 ada 17 %. Sedangkan lulusan SMA sebesar 23 %.

  1. Lama Bekerja

Untuk lama bekerja responden, penulis membaginya menjadi 5 kategori yaitu kategori 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 16 tahun, dan lebih dari 16 tahun. Berikut penjabarannya dalam tabel 4.

 

Tabel 4

Lama Bekerja

n = 30

KategoriF%
1–5 tahun27
6–10 tahun310
11–16 tahun310
> 16 tahun2273
 30100

Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa lebih banyak (73 %) responden merupakan pegawai yang telah bekerja lebih dari 16 tahun. Responden yang bekerja antara (6-10) tahun dan antara (11-16) tahun masing-masing 10 %. Sedangkan responden yang bekerja antara (1-5) tahun ada 7 %.

Efektivitas Tabloid Komunika Berdasarkan Indikator

Tabel 5

Tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju27
Setuju1963
Tidak Tahu
Tidak Setuju930
Sangat Tidak Setuju
 30100

Tabel 5 menunjukan bahwa lebih dari separuh (63%) responden menilai setuju mengenai tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi publik. Responden yang mengatakan tulisan pada cover Tabloid Komunika sangat setuju sebesar 7 %. Namun responden yang mengatakan tidak setuju ada 30 %.

Tabel 6

Pengetahuan tentang keadaan Polhukam di Indonesia pada rubrik Polhukam bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju517
Setuju1653
Tidak Tahu27
Tidak Setuju723
Sangat Tidak Setuju
 30100

Tabel 6 menunjukan bahwa lebih separuh (53%) responden menilai setuju pengetahuan tentang keadaan Polhukam di Indonesia pada rubrik Polhukam bagi publik. Responden yang menilai rubrik polhukam sangat setuju ada 17 % dan yang menilai tidak setuju sebesar 23 %.

Tabel 7

Rubrik perekonomian dalam menyampaikan informasi perekonomian di Indonesia bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju27
Setuju1137
Tidak Tahu413
Tidak Setuju1343
Sangat Tidak Setuju
 30100

Tabel 7 menunjukan bahwa hampir separuh (43%) menilai bahwa tidak setuju rubrik perekonomian dalam menyampaikan informasi perekonomian di Indonesia bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 17 % namun responden yang menyatakan setuju ada 37 %.

 

Tabel 8

Berita pada rubrik Beranda dalam menyampaikan aspirasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju
Setuju1653
Tidak Tahu620
Tidak Setuju827
Sangat Tidak Setuju
 30100

Tabel 8 menunjukan bahwa separuh (53%) responden menilai setuju berita pada rubrik Beranda dalam menyampaikan aspirasi bagi publik. Namun responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 27 %.

Tabel 9

Rubrik opini dalam mempengaruhi sikap pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI tentang apa yang terjadi di Indonesia

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Efektif
Efektif1860
Tidak Tahu310
Tidak Efektif620
Sangat Tidak Efektif310
 30100

Tabel 9 menunjukan bahwa lebih dari separuh (60%) responden yang menilai setuju rubrik opini dalam mempengaruhi sikap publik tentang apa yang terjadi di Indonesia. Responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 20 %.

 

 

Tabel 10

Rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI. n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju413
Setuju1550
Tidak Tahu27
Tidak Setuju827
Sangat Tidak Setuju13
 30100

Tabel 10 menunjukan bahwa separuh (50%) responden menilai setuju rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 13 % dan yang menyatakan tidak setuju sebesar 27 %.

Tabel 11

Rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan Depkominfo di berbagai daerah bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju27
Setuju1963
Tidak Tahu310
Tidak Setuju413
Sangat Tidak Setuju27
 30100

Tabel 11 menunjukan bahwa lebih dari separuh (63%) responden menilai setuju rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan Depkominfo di berbagai daerah bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 7 %. Namun responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 13 % dan yang sangat tidak setuju ada 7 %.

Tabel 12

Informasi yang di muat di laporan utama di mata pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju
Setuju2067
Tidak Tahu
Tidak Setuju826
Sangat Tidak Setuju27
 30100

Tabel 12 menunjukan bahwa lebih dari separuh (67%) responden menilai setuju informasi yang di muat di laporan utama di mata publik. Namun responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 26 % dan sangat tidak setuju ada 7 %.

Tabel 13

Rubrik kesra dalam menyampaikan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat di Indonesia bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Setuju
Setuju1137
Tidak Tahu310
Tidak Setuju1343
Sangat Tidak Setuju310
 30100

Tabel 13 menunjukan bahwa hampir separuh (43%) responden menilai tidak setuju rubrik kesra dalam menyampaikan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat di Indonesia bagi publik. Responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 10 %, namun responden yang menyatakan setuju ada 37 %.

Tabel 14

Rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia

n = 30

EfektivitasJumlah%
Sangat Efektif
Efektif1550
Tidak Tahu413
Tidak Efektif930
Sangat Tidak Efektif27
 30100

Tabel 14 menunjukan bahwa separuh (50%) responden menilai efektif rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia. Responden yang menyatakan tidak setuju ada 30 % dan sangat tidak setuju sebesar 7 %.

Selanjutnya akan digambarkan secara rata-rata hasil efektivitas Tabloid Komunika sebagai media desiminasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI pada tabel 15 dibawah ini :

 

 

 

 

 

 

Tabel 15

Hasil Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI

n = 30

Efektivitas Tabloid KomunikaF%
Sangat Setuju310
Setuju1757
Tidak Tahu723
Tidak Setuju27
Sangat Tidak Setuju13
 30100

Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa hasil efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI adalah 10 % sangat setuju, 57 % setuju, 23 % tidak tahu, 7 % tidak setuju dan sebesar 3 % di jawab oleh responden.

Pembahasan

Efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi publik yang di lakukan oleh Depkominfo melalui Badan Informasi Publik bertujuan untuk memberikan informasi kepada publik pada Tabloid Komunika. Menurut Ruslan (2004:64), menyatakan suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Penulis memahami bahwa, komunikasi tidak efektif jika tidak ada persamaan persepsi dalam memandang suatu permasalahan antara komunikator dengan komunikannya. Jika dikaitkan dengan penelitian, efektif dapat diartikan bahwa informasi yang terdapat dalam Tabloid Komunika dapat membuat suatu perubahan bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI yang menerimanya. Disamping itu dilihat dari karakteristik responden terbagi atas 4 kategori yaitu sebagai berikut :

  1. Karakteristik jenis kelamin, 30 responden yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 60 %, laki-laki sebesar 40 %.
  2. Karakteristik usia, responden usia 20 – 29 tahun sebanyak 7 %, usia 30 – 49 tahun sebanyak 13 %, usia 40 – 49 tahun sebanyak 30 % dan usia ≥ 50 tahun sebanyak 50 %.
  3. Karakteristik pendidikan terakhir, lulusan SMA sebanyak 23 %, lulusan DIII sebanyak 17 %, lulusan S1 sebanyak 43 % dan lulusan S2 sebanyak 17 %.
  4. Karakteristik lama bekerja, responden yang bekerja 1 – 5 tahun sebanyak 7 %, 6 –10 tahun sebanyak 10 %, 11 – 16 tahun sebanyak 10 % dan responden yang bekerja lebih dari 16 tahun sebanyak 73 %.

Setelah penulis mengadakan penelitian, maka apakah terjawab informasi yang terdapat pada Tabloid Komunika efektif sebagai media diseminasi informasi publik. Berdasarkan indikator yang di kemukakan oleh Ruslan (2004:57), komunikasi itu efektif terbagi dalam 5 indikator yaitu:

 

Pemahaman

Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan, yaitu :

  1. Efektivitas tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi publik dapat diketahui bahwa 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 63 % Setuju dan 30 % Tidak Setuju.
  2. Efektivitas pengetahuan tentang keadaaan Polhukam di Indonesia dapat diketahui bahwa 17 % responden menjawab Sangat Setuju, 53 % Setuju, 7 % Tidak Tahu dan 23 % Tidak Setuju.

 

Kesenangan

Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan:

  1. Rubrik perekonomian dalam menyampaikan keadaan perekonomian di Indonesia di mata publik dapat di ketahui bahwa 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 37 % Setuju, 13 % Tidak Tahu dan 43 % Tidak Setuju.
  2. berita pada rubrik beranda dapat menyampaikan aspirasi bagi publik diketahui bahwa 53 % responden menjawab Setuju, 20 % Tidak Tahu dan 27 % Tidak Setuju.

Mempengaruhi Sikap

Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan :

  1. Rubrik opini dalam mempengaruhi sikap tentang apa yang terjadi di Indonesia di ketahui bahwa 60 % responden menjawab Setuju, 10 % Tidak Tahu, 20 % Tidak Setuju dan 10 % Sangat Tidak Setuju.
  2. Rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat

seorang tokoh bagi publik di ketahui bahwa 13% responden menjawab Sangat Setuju, 50 % Setuju, 7 % Tidak Tahu, 27 % Tidak Setuju dan 3 % Sangat Tidak Setuju.

Memperbaiki Hubungan

Berdasarkan hasil tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan :

  1. rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan Depkominfo di berbagai daerah bagi publik di ketahui 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 63 % Setuju, 10 % Tidak Tahu, 13 % Tidak Setuju dan 7 % Sangat Tidak Setuju.
  2. Informasi yang di muat dalam laporan utama di mata publik di ketahui 67 % responden menjawab Setuju, 27 % Tidak Setuju dan 6 % Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan hasil tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan:

  1. Rubrik kesra dalam menggambarkan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat Indonesia bagi publik di ketahui 37 % responden menjawab Setuju, 10 % Tidak Tahu, 43 % Tidak Setuju dan 10 % Sangat Tidak Setuju.
  2. Rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia di ketahui 50 % responden menjawab Setuju, 13 % Tidak Tahu, 30 % Tidak Setuju dan 7 % Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur efektivitas Tabloid Komunika Depkominfo (terlampir) diperoleh hasil efektivitas secara umum yaitu 65 % responden dapat menjawab. Sesuai dengan kategori yang telah dibuat sebelumnya, maka hasil efektivitas secara umum tersebut dikategorikan efektif.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) khususnya di Badan Informasi Publik, studi ini menjawab sejauh mana efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Pusltbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Sedangkan penelitian ini bersifat deskriprif dengan menggunakan metode survei. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Sampel diambil menggunakan teknik acak sederhana setelah itu di random dengan 15 untuk pegawai Puslitbang Postel dan 15 pegawai Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Secara umum publik yang dalam hal ini pegawai Puslitbang Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI menganggap efektif Tabloid Komunika dalam menyampaikan informasi sebab mereka berpendapat dengan adanya Tabloid Komunika mereka dapat mengetahui informasi publik. Agar penelitian penulis lebih terarah, maka dalam mengukur efektivitas penulis menggunakan skala Likert sebab skala tersebut dapat memberikan gambaran sejauhmana permasalahan itu dapat di ukur. Bahan penelitian penulis adalah Tabloid Komunika sebagai media internal Depkominfo sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo yang membaca Tabloid Komunika. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengambilan data, penulis menggunakan kuesioner dan wawancara. Adapun kuesioner penulis yang penulis buat sudah tersedia alternatif jawabannya. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis mempergunakan rumus stastistik persentase dalam menghitung jawaban dan selanjutnya di masukan kedalam tabel tunggal. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis mempergunakan rumus stastistik persentase dalam menghitung jawaban dan selanjutnya di masukan kedalam tabel tunggal. Adapun hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan bahwa separuh (50 %) responden berusia 40 – 49 tahun, sebagian besar (60%) responden adalah perempuan, paling banyak (43 %) responden berpendidikan akhir S1, dan paling banyak (73 %) responden merupakan pegawai yang telah bekerja lebih dari 16 tahun. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan indikator dari efektivitas menunjukan bahwa yaitu :

a) Pemahaman

– Untuk tulisan cover lebih dari lebih dari separuh (63%) menilai efektif.

– Untuk rubrik Polhukam bahwa lebih dari separuh (53%) menilai efektif.

b) Kesenangan

– Rubrik perekonomian hampir separuh (43%) responden menilai tidak efektif.

– Rubrik beranda bahwa lebih dari separuh (53%) menilai efektif.

c) Mempengaruhi Sikap

– Rubrik opini lebih dari separuh (60%) menilai efektif.

– Rubrik wawancara bahwa separuh (50%) menilai efektif.

d) Memperbaiki Hubungan

– Rubrik laporan utama bahwa lebih dari separuh (63%) menilai efektif.

– Informasi pada laporan utama bahwa lebih dari separuh (67%) menilai efektif.

e) Tindakan

– Rubrik kesra bahwa hampir separuh (43%) menilai tidak efektif.

– Rubrik lintas daerah bahwa separuh (50%) menilai efektif.

Daftar Pustaka

A.W. Widjaja, “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat”, Bumi Aksara, Jakarta 1993

Anggoro, Linggar. M, “Teori dan Profesi Kehumasan”, Bumi Aksara, Jakarta 2004

Cangara, Hafied, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004

Hasan, Iqbal. M, “Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya”, Ghalia Indonesia, Jakarta 2002

J. B. Wahyudi, “Komunikasi Jurnalistik”, Alumni Bandung 1991

Moekijat, “Perencanaan Pengembangan Karir Pegawai”, Remadja Karya, Jakarta 1991

Ritonga, Jamiluddin. M, “Riset Kehumasan”, PT Grasindo, Jakarta 2004

Ruslan, Rosady, “Metode Penelitian Public Relations”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004

Sugiyono, Prof, Dr, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung 1999

Singarimbun, Masri & Effendy Sofyan, “Metode Penelitian Survey”, LP3ES, Jakarta 1989

Sudjono, Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta 1992

Sobur, Alex, Drs, “Semiotika Komunikasi”, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta 2004

Severin, J, Werner & Tankard, James, W, Jr, “Teori Komunikasi”, Prenada Media, Jakarta 2005

Walujo, Kanti, Dr, “Jurnal Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika”, Jakarta 2007

, “Manfaat Internet Bagi Masyarakat Desa”, Makalah, belum di terbitkan, Jakarta 2007

Sumber lain:

Badudu, JS, Prof, Dr, & Zain, Muhammad, Prof, Dr, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, PT. Intergrafika, Jakarta 1996

Moeliono, M, Anton, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta 1990

Wawancara, M. Taufik Hidayat News Editor Depkominfo (24/01/2008)