Zaidir Burhan, Dipl-Des
Hendro Hadinata
Dosen Jurusan Desain Industri
Universitas Esa Unggul, Jakarta

 

Presiden merupakan simbol negara yang juga merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Presiden juga berkewajiban memberikan kepedulian dan juga perhatiannya kepada rakyat, terlebih kepeduliannya kepada korban bencana. Dimana pada beberapa tahun belakangan, Indonesia selalu di landa bencana alam, seperti tsunami 2004, gempa bumi, longsor, banjir dan bencana alam lainnya. Keinginan Presiden untuk langsung memberikan perhatiannya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya adalah mengunjungi korban bencana, memberikan bantuan, membuat kebijakan pra – bencana, membuat kebijakan pasca bencana. Bagaimana, Presiden dapat mengunjungi daerah bencana? Yang merupakan sebuah tantangan besar, mengingat kerusakan yang diakibatkan. Sehingga Presiden membutuhkan alat transportasi atau wahana untuk membawa Presiden sampai di tempat bencana tanpa mengalami kendala dengan membuat desain kendaraan khusus Presiden (Hovercraft).

Memasuki dekade ini, Indonesia sering mengalami bencana, baik itu bencana yang disebabkan oleh alam maupun bencana yang disebabkan oleh manusia.
Sang Presiden sebagai simbol negara datang mengunjungi korban bencana untuk melihat secara langsung. Dikarenakan rusaknya sarana dan prasarana maka tidak semua alat transportasi dapat Presiden gunakan untuk mencapai daerah – daerah bencana.

Berikut ini adalah permasalahan–permasalahan primer  yang diharapkan dapat sesuai dengan pendekatan disiplin ilmu desain industri:

  1. Alat transportasi Presiden yang masih mengalami kendala dalam
    mengunjungi daerah bencana :

    • Bila menggunakan helikopter maka dibutuhkan landasan helikopter atau helipad, sedangkan infrastruktur di daerah bencana hancur.
    • Bila menggunakan seacopter harus mendarat di air.Seacopter dapat dikatakan tidak efisien karena tidak semua daerah.bencana memiliki dermaga untuk berlabuhnya seacopter.
    • Bila menggunakan mobil khusus seperti SUV (Sport Utility Vehicles) juga
      dikatakan tidak efisien karena mobil SUV tidak memungkinkan untuk
      seorang Presiden datang ke daerah bencana karena jalan menuju
      ke daerah bencana rusak.
  2. Kebiasaan Presiden menginap di daerah bencana bersama dengan keluarga,
    seperti pada saat bencana tsunami di Aceh, bencana gempa bumi yang terjadi
    di Yogyakarta.
  3. Presiden membutuhkan ruangan pribadi untuk bekerja dengan aman dan
    nyaman yang tidak dipenuhi oleh kendaraan manapun saat ini.
  4. Bila membuat alat transportasi khusus, maka akan memakan biaya
    yang sangat besar.
    Contoh : pesawat jet amphibi atau mobil amphibi, dll.

 

Perancangan alat transportasi khusus untuk Presiden harus mampu:

  1. Melewati daerah dengan kondisi medan yang mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan keadaan tersebut maka kendaraan harus melewati jalur darat.
  2. Menggunakan teknologi yang sudah ada, sehingga mempermudah dalam mengaplikasikan dan efektivitas kerja.
  3. Kondisi dimana Presiden tetap berada dalam kendaraan tersebut (bermalam).
  4. Efisiensi biaya produksi untuk sebuah kendaraan khusus Presiden.
  5. Berkenaan dengan bencana Nasional.

 

Ruang lingkup bahasan dalam perancangan alat transportasi khusus untuk Presiden adalah:

  1. Melakukan studi dan analisa terhadap :
    • Studi eksiting jenis – jenis alat transportasi.
    • Studi medan atau lingkungan daerah yang tertimpa bencana.
    • Studi fungsi, teknologi, icon Bangsa, pengguna (user).
    • Studi kendaraan atau alat transportasi yang sesuai dan tepat sebagai alat transportasi khusus Presiden.
  2. Perancangan yang dilakukan meliputi :
    • Pengembangan bentuk sebagai upaya pendekatan terhadap desain yang menitikberatkan pada konsep pemaknaan yang disesuaikan dengan karakter pengguna (user).
    • Perancangan alat transportasi yang mempunyai fitur – fitur yang mampu
      mengakomodasi atau kebutuhan Presiden.

 

Tujuannya adalah:

  1. Mengembangkan alat transportasi kepresidenan yang merupakan buatan industri dalam negeri.
  2. Mengembangkan disiplin ilmu desain industri khususnya dunia desain transportasi

 

Manfaatnya adalah sebagai berikut :

  1. Memberikan solusi kepada Presiden untuk mengunjungi daerah bencana.
  2. Memberikan pilihan baru bagi kepresidenan, menyangkut alat transportasi yang berkemampuan khusus.

 

Kesimpulan

Dengan adanya perancangan hovercraft khusus, Presiden mempunyai kesempatan yang lebih banyak dan lebih cepat untuk langsung dapat meninjau maupun mengunjungi korban bencana.

Presiden juga mempunyai ruangan khusus untuk istirahat, tidak tidur di tenda. Dan mempunyai kantor darurat dimana Presiden dapat melakukan rapat koordinasi dengan para pejabat lainnya untuk membuat kebijakan kebijakan penaggulangan bencana.

Dengan desain hovercraft yang elegan dan sederhana tetapi tetap merakyat sehingga hovercraft dapat memunjukan sisi karismatik Presiden, tanpa menunjukan keberlebihan (glamour).

Desain juga memberikan sentuhan nasionalis yang terintegrasi dengan baik pada pemakaian icon Burung Garuda, terlihat dari sisi lampu depan yang mempunyai bentuk morfologi dari Burung Garuda, air intake dan grafis yang merupakan morfologi dari sayap sayap karismatik dari Burung Garuda, dengan pemberian warna dasar putih sebagai lambang kesucian atau kemurnian itikat untuk dapat langsung merasakan kesusahan korban bencana.

Referensi:
Assauri, Sofjan, “Manajemen Produksi dan Operasi”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi keempat, Jakarta, 1993.

Gasperz, Vincent, ”Manajemen Produktivitas Total : Strategi Peningkatan Bisnis Global”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.

Sumanth, David J “Productivity Engineering and Management”, Mc. Graw Hill Book Co, New York, 1985.

Donald f, Eary, “Techniques of Pressworking Sheet Metal”, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1974.

Herman W. Polack, “Tool Design”,, Reston Publishing Company, Inc., Virginia, 1976.
Handoko, T Hani, “Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi”, Lembaga Penerbit BPFE, Edisi pertama, Yogyakarta, 1984.