Indra Kuspratama, ST, MTD
Dosen Jurusan Desain Industri
Universitas Esa Unggul, Jakarta

 

 

Fenomena desain otomotif telah menjadi fenomena yang membawa kita semua pada dunia desain modern hingga saat ini. Dimulai dengan kebutuhan dasar atas sarana transportasi, hingga menjadi sebuah gaya hidup bahkan status simbol dan sosial. Desain otomotif pun menjadi banyak inspirasi dan dasar dari berbagai disiplin ilmu untuk dapat saling berbicara dan berkolaborasi secara sinergis. Dunia desain otomotif pun dapat tampil dengan filosofi feminisme, arogansi maupun historikal dengan tetap menjadi dasar gairah untuk nilai skulptur dan estetika 3 dimensi.

Begitu banyaknya kendaraan di dunia ini membuat kita menganggap bahwa kendaraan dari berbagai jenis macamnya tersebut adalah sesuatu benda biasa yang setiap hari kita temui. Begitu terbiasanya pula kita melihat berbagai jenis macam bentuk dan model dari kendaraan-kendaraan yang menyesaki ruas jalanan dan pemandangan mata kita, sehingga sering kali kita terkecoh dengan penampilan dari suatu model kendaraan keluaran merek tertentu dengan merek yang kita kira adalah sama. Sesungguhnya hal ini adalah suatu fenomena yang unik dikarenakan munculnya suatu model atau disain kendaraan dari sebuah merek tertentu sebenarnya adalah melalui suatu urutan proses disain yang panjang dan cukup rumit.

Mengapa Desain Mobil

Studi atas desain mobil telah lama dilakukan oleh para industri mobil di dunia, sejak diyakini melalui riset dan analisa serta bukti bahwa desain mobil jelas dapat meningkatkan penjualan secara drastis. Pameran-pameran Automotive tahunan skala internasional seperti IAA di Frankfurt-Jerman, AutoExpo di Jepang, kemudian di Genewa atau di Amerika yang kerap menampilkan mobil-mobil dengan desain baru, super modern, baik pada mobil-mobil yang akan diproduksi masal, maupun pada mobil-mobil konsep membuktikan bahwa desain mobil memegang peranan penting bahkan bisa dibilang sebagai faktor utama yang amat vital. Bahkan desain kadang mobil bisa memberi nilai tambah yang amat sangat tinggi, hanya karena desain tersebut juga merupakan buah tangan dari seorang desainer mobil terkenal.

Seperti halnya adalah produsen mobil besar eropa seperti BMW, Mercedes Benz, Audi, VW, Porsche dan banyak lainnya telah memberikan perhatian khusus dalam hal desain mobil sejak lama. Sebuah studi desain atas satu jenis kelas dari sebuah mobil dapat memakan waktu cukup lama, karena banyaknya faktor yang diperhatikan dalam mendesain sebuah mobil. Contohnya seperti faktor prediksi tren desain untuk masa dimana mobil ini hendak dipasarkan, prediksi tren pasar, kemudian target konsumen, dan banyak lagi, dimana setiap faktor tersebut dapat dijabarkan lagi secara seluas-luasnya guna mendapatkan satu kata kunci desain mobil yang dituju, dengan tetap mencerminkan identitas dari merek mobil itu sendiri. Semua itu harus menjadi satu kesatuan dalam bentuk satu produk yang diharapkan akan menjadi pemenang dalam pasar dan bila mungkin, selalu disukai sepanjang masa. Seperti misalnya contohnya jenis mobil sport dari Porsche. Sejak pertama kali diluncurkan desain Porsche untuk type 911-nya, hingga kini ia masih tetap menjadi pakem desain untuk sebuah tipe 911. Tidak ada yang banyak berubah pada bentuk desain dasarnya. Hanya penyempurnaan dan penerapan teknologi yang semakin modern, dan juga perubahan interior dan sedikit pada eksterior desainnya yang disesuaikan dengan tren yang berlaku dan konsumennya. Porsche 911 adalah sebuah bukti mutlak keberhasilan dalam sebuah bentuk desain mobil yang boleh disebut abadi.



BMW pun telah hadir dengan konsep desain yang mantap. Bagi produsen mobil dengan simbol khas bentuk ginjal pada grill-nya, pembaharuan desain guna memberikan jiwa baru bagi para pencinta BMW merupakan suatu langkah yang berani.

Chief Designer BMW Christhopher Bangle telah memberikan angin segar pada seri-seri terakhir BMW, dengan mengusung konsep desain yang cukup radikal, merubah kesan konservatif BMW menjadi sebuah desain mobil yang berani dan tegas namun agresif, diwakili dengan ciri khas desainnya yaitu ‘flame surfacing’, yang dapat kita lihat saat cahaya yang jatuh pada body mobil direfleksikan oleh garis dan lekuk desainnya secara sedemikian rupa, seperti yang dapat kita lihat pada seri Z4, atau X-type Conceptnya. Semua itu memang merupakan usaha desain yang keras dimana pada awalnya mendapat tanggapan negatif dari para desainer terdahulunya. Hingga akhirnya dibuktikan dengan tingginya permintaan pasar atas jenis BMW seri 7-nya atau seri limousine yang didesain dengan tema desain baru tersebut, adalah suatu pernyataan bahwa desain dari sebuah mobil adalah jelas merupakan faktor ‘X’ yang kini memegang peranan penting dalam meningkatkan penjualan. Hingga kemudian dilanjutkan dengan diluncurkanlah beberapa tipe lagi dari BMW, seperti tipe X3, 6-er coupe serie dan seri-seri lainnya yang mengadopsi tema desain tersebut. Hal tersebut semakin didukung dengan strategi BMW yang memiliki beberapa rumah desain otomotif lain, seperti yang terkenal adalah DesignworksUSA di NewburyPark, California, Amerika Serikat serta di Munich, Jerman. Dari sana desain baru yang inovatif pun terus mengalir dan berkembang, mengikuti atau bahkan menciptakan suatu tren desain otomotif yang baru.

Pembahasan
Trend Desain Mobil



Seperti halnya sebuah pakaian, desain mobil pun mengalaminya. Bentuk-bentuk membulat yang kuat, seperti tetesan air, atau mengadopsi tema organik, pada saat ini merupakan trend yang sudah lewat. Pada awal 90-an, dimana kebanyakan desain mobil menganut tren tersebut, kita akan bangga dengan desain mobil membulat tersebut. Hingga pada awal 2000-an kini, garis-garis baik lengkung, ataupun lurus memiliki ketegasan dalam tarikannya. Permukaan minimalis dan berkarakter kuat adalah bentuk tren desain mobil sekarang ini. Semua itu bisa kita lihat pada bagian eksterior maupun interior daripada mobil-mobil keluaran terbaru. Memang pada awalnya desain seperti ini dimonopoli oleh desain mobil-mobil dari Eropa. Akan tetapi kini telah menjadi tren desain mobil dunia. Uniknya, ada kalanya desain mobil pun bisa mempengaruhi desain fashion, lifestyle, dan persepsi teknologi manusia. Hingga akhirnya tren desain mobil baru pun kerap menjadi acuan penentu banyak faktor desain lain yang amat dinantikan oleh banyak pengamat tren dunia. Hal ini pula yang menjadi pemicu bagi setiap produsen mobil untuk menjadikan produknya sebuah simbol, sebuah pengakuan atas trend desain dunia.

Seperti contohnya BMW dengan konsep desain barunya banyak berbicara pada volume dan permukaan eksterior mobilnya. Dengan konsep polarisasi bayangan api yang didesain sedemikian, BMW berusaha untuk memberikan identitas baru atas produknya sebagai pengusung trend desain mobil terdepan. Lain halnya dengan Mercedes Benz dengan brand image-nya, ingin memperlihatkan bagaimana dia memadukan kemajuan teknologi dan emosi desain secara dewasa, yang tampak pada seluruh seri-seri mobilnya. Tetapi disamping itu juga dapat kita lihat bagaimana Mercedes Benz juga menciptakan sebuah desain ‘retro’ yang diwakili dengan seri SLR-nya yang merupakan sebuah penjelmaan dari seri klasik yang dihidupkan kembali. Adalah sebuah karya yang mengutamakan nilai sejarah dan kesuksesan dimasa dahulu yang dibungkus ulang dengan teknologi Formula 1 termodern dengan baju retronya. Para desainer mobil Jepang pun tampak sibuk memproklamirkan ‘J-factor’ atau ‘J-Design’-nya. Dengan berusaha menggali unsur-unsur asia dari Jepang sendiri, dipadu dengan keberanian untuk mencipta berdasarkan pengaruh ‘high tech-fashion’-nya, diyakini bahwa Jepang pun akan menjadi industri automotif yang memiliki kekuatan desain yang khas pada setiap produknya.



Suatu hal yang menarik pula yaitu ada kalanya sebuah desain mobil, mempengaruhi desain mobil lainnya, seperti layaknya sebuah trend fashion. Seperti salah satu contohnya pada jenis mobil AUDI TT dengan desain membulat pada bagian atapnya untuk jenis roadster, yang diikuti dengan garis-garis yang sangat sederhana pada bagian badannya. Boleh dibilang merupakan hasil sketsa iseng sang desainer yang tertuang pada selembar kertas tissue saat ia sedang beristirahat minum kopi. Siapa yang mengira kalau kemudian desain tersebut menjadi suatu konsep serius yang kemudian menjadi sebuah produk yang cukup sukses dipasaran, hingga ‘mengilhami’ para produsen otomotif lainnya serta rumah-rumah desain untuk kemudian mendisain dengan konsep yang kurang lebih sama. Kelahiran konsep tersebut menjadi pemicu trend desain mobil baru yang kemudian langsung menjadi trend desain untuk mobil jenis roadster. Padahal mungkin saja pada saat itu, trend desain mobil yang berlaku adalah sama sekali berbeda.

Kita pun dapat menyadari hal serupa seperti itu dengan melihat adanya beberapa produk dari merek-merek otomotif baik yang ada di dunia ataupun di Indonesia kadang saling menyerupai antara satu dengan yang lainnya. Entah itu dari bentuk desain secara keseluruhan, atau pada bagian-bagian tertentu, seperti pada bagian grill, lampu, dan lain sebagainya. Mengapa? Karena secara sadar, sengaja atau tidak, setelah melalui survey dan riset, kecenderungan trend berlaku sama, yaitu yang disukai akan memiliki pangsa pasar tertinggi. Para ahli tentunya telah membuat suatu rumusan desain terhadap hal tersebut, yang pada dasarnya mengacu pada segmen pasar yang sama, sehingga terjadilah hal tersebut. Tinggal siapa yang terdahulu mengadakan survey dan riset terhadap trend desain itulah dan siapa yang dengan yang dengan sesegera mungkin mengaplikasikan desainnya pada produk terbarunya akan diakui sebagai pemilik atau pencetus trend desain yang baru tersebut. Walau terkadang, entah kenapa, ada juga yang dengan terang-terangan menjiplak suatu desain dengan tujuan mengambil keuntungan dari situasi pasar tersebut. Disini desainer hanya bisa menghela nafas, entah itu kesal, karena hasil ketajaman intuisi desainnya dengan begitu saja dijiplak, ataupun malah bangga karena desainnya menjadi panutan pasar walau digunakan dengan cara seperti demikian.

Tidak hanya pada segi eksterior saja, interior design pada mobil pun memiliki pertarungan yang sengit dalam menentukan trend dan memenangkan pasar. Berbagai studi dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan secara profesional bekerja sama dengan konsultan psikologi dan ahli material dalam menentukan segalanya seperti jenis, bentuk dan posisi panel instrumen, posisi duduk dan ergonomik pengemudi dan penumpang, menentukan bahan dasar dashboard, hingga kepada nuasa bau yang harus diterapkan hingga berbagai macam hal lain yang amat detail. Jelas hal ini pun penting, karena saat berikutnya kita akan menghabiskan saat terlama setelah melihat penampilan dari luar, adalah ketika mengemudi atau sebagai penumpang di dalam mobil. Adalah mungkin bahwa konsumen potensial akan mengurungkan niatnya membeli sebuah mobil yang dia inginkan hanya karena ketidak cocokan selera pada nuansa bau atau material dari jok pada interior mobil tersebut.



Desainer Otomotif

Seorang desainer otomotif adalah seorang seniman modern dengan berbagai disiplin ilmu dalam satu kesatuan. Ia adalah seorang yang memiliki jiwa dan visualisasi seni, tetapi juga berpengetahuan tehnik, seperti fisika dan aerodinamika contohnya. Kemampuan membuat sketsa, rendering dan presentasi visual dipadukan dengan kemampuan untuk menciptakan suatu benda secara 3 dimensi, baik itu melalui media tanah liat, foam, fiberglass ataupun dengan program komputer 3 dimensi merupakan modal dasar seorang desainer otomotif. Selanjutnya adalah kemampuan untuk memberikan goresan desain dengan nafas otomotif pada sketsanya, yang tentunya merupakan hasil dari pemikiran matang atas prediksi tren desain dimasa depan, trend pasar dan lainnya. Mirip seperti desainer produk, hanya disini ketajaman atas bidang otomotif merupakan syarat khusus keahliannya.
Desainer otomotif bagi perusahaan mobil besar adalah harta perusahaan yang amat berharga. Untuk itu pulalah perusahaan otomotif pun tidak segan-segan merogoh kocek mereka lebih dalam hanya agar dapat mempekerjakan seorang desainer kondang. Mendapatkan gaji hingga lebih dari 1 juta dollar pertahun adalah satu hal yang luar biasa tetapi mungkin bagi seorang Chief Designer ternama. Begitu pula bagi seorang desainer mobil biasa. Bekerja dalam suatu team design, 5-25 orang maksimum dengan atmosfir kreatifitas yang tinggi dan kompetitif merupakan impian setiap desainer otomotif yang jelas tak terbayar dengan uang, apalagi apabila ia adalah seorang pecinta otomotif sejati.

Kesimpulan

Di Indonesia desainer otomotif masihlah amat sangat sedikit. Selain karena tidak adanya pendidikan khusus untuk menjadi seorang desainer otomotif sesungguhnya, Industri mobil di Indonesia saat ini boleh dibilang belum membutuhkan desainer otomotif untuk produksi mobilnya di Indonesia. Terkecuali untuk industri karoseri kendaraan bermotor, saat ini di Indonesia proses desain pada industri otomotif hanyalah sebatas pada pembuatan desain untuk bagian-bagian kecil dari otomotif saja. Seperti contohnya desain kaca spion, bumper, console box, seats dan lain-lain. Mungkin pada saatnya, apabila memang Indonesia sudah bisa memproduksi kendaraan nasional secara mantap, atau mendapatkan hak untuk membuat desain otomotif atas suatu merek otomotif ternama dunia di Indonesia, barulah kebutuhan atas desainer otomotif dapat diperhitungkan. Tetapi sejauh ini, janganlah kita berbicara apakah desainer otomotif itu, desainer produk saja yang memiliki disiplin ilmu yang hampir sama mungkin masih menjadi sebutan asing untuk sebuah profesi yang tidak semua orang mengetahuinya. Sayang sekali memang. Padahal hingga saat ini para desainer-desainer produk, baik yang sudah lama maupun yang baru saja lulus dari pendidikannya, mereka memiliki visi yang tinggi, dengan kreasi desain produk yang tak terbendung. Bahkan selalu diantara mereka akan ada satu-dua orang yang memiliki kemampuan seorang desainer otomotif. Untunglah masih adanya titik terang bagi para desainer tersebut. Bersama dengan Asosiasi Desain Produk Indonesia (ADPI) yang kini telah kembali diaktifkan, serta dengan mulai adanya dukungan-dukungan positif dari berbagai industri Otomotif di Indonesia, dapat dipastikan desainer produk dan disainer otomotif untuk mendapatkan pengakuan dari rakyat Indonesia dan Industri secara khususnya. Hingga nantinya desainer produk dan disainer otomotif akan menjadi profesi yang diminati dan dapat dihargai secara professional

Referensi:
Eckermann, Erik, Von Dampfwagenzum Auto, “Die Motorisierung des Verkehrs“ 1.Aufl.-Bielefld, Delius Klasing, 2002.

Ziegler, Reinhold, Der Traum von Fahren, “Die Geschichte des Automobils“, Belz und Gelberg 2001.