Selamat kepada Yudha Palistiandika (201012040) Fakultas Ekonomi- Jurusan Akuntansi Universitas Esa Unggul meraih The Best Proposal of Art & Culture pada FLSummit 2013 – The United Nations Population Fund Indonesia (UNFPA) di University of Dipenogoro, Semarang, 18 – 20 Mei 2013.

FLSummit 2013 adalah Acara Nasional yang dihadiri lebih dari 300 finalis dari seluruh Indonesia dan berbagai Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk menciptakan agen perubahan yang berkontribusi kepada Indonesia melalui bidang yang mereka dan acara ini bekerja sama dengan lembaga dunia UNFPA dan PBB.

FLS kali ini mengintegrasikan beberapa kegiatan, perhelatan konferensi paralel pemuda skala nasional yang terdiri dari Grand Summit, Room Summit, Youth Fair, Networking Night dan City Tour di Universitas Dipenogoro dan Hotel grand candi di semarang.

Ada 6 kategori yang dikompetisikan yaitu: Environment, Education, Health Care, Business Development, Art & Culture, Human Rights.

 

Berikut ringkasan The Best Proposal of Art & Culture pada FLSummit 2013 oleh Yudha Palistiandika.

 

Salam Pemuda !

Setiap manusia pasti pernah mengalami sebuah peristiwa yang tidak mudah untuk dilupakan dari benak, baik peristiwa yang menyenangkan, memalukan, menyedihkan serta pahit. Bahkan ada beberapa pihak yang depresi bahkan gila, karena sulit untuk melupakan peristiwa dimassa lalu yang terus membayangi mereka. Itu adalah satu dari sekian banyak manusia rasakan. Dari berbagai sumber yang saya kumpulkan, dari semua perasaaan diatas penyebabnya hampir 89 % adalah orang lain, lingkungan dan keluarga. Namun yang paling besar adalah teman, teman sering mengejek atau yang lebih dikenal dengan bullying.

Bullying yaitu semua sepakat mengartikan bullying sebagai suatu tindakan yang mengganggu orang lain, bisa secara fisik, verbal, atau emosional. Bullying sering kali terlihat sebagai perilaku pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik ataupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih ”lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih ”kuat”. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini terjadi di dalam sebuah kelompok, misalnya kelompok murid di sekolah. Bisa saja bentuknya adalah tindakan memukul, mendorong, mengejek, mengancam, memalak uang, melecehkan, menjuluki, meneror, memfitnah, menyebarkan desas-desus, mendiskriminasi, dan lain sebagainya. Kini, bullying tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka, tetapi bisa lewat e-mail, chatting, internet yang berisi pesan-pesan yang menyinggung perasaan orang lain.

Korban biasanya akan merasakan berbagai emosi negatif, seperti marah, dendam, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam, tetapi tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengembangkan perasaan rendah diri dan tidak berharga. Bahkan, tak jarang ada yang ingin keluar dan pindah ke sekolah lain. Apabila mereka masih bertahan di situ, mereka biasanya terganggu konsentrasi dan prestasi belajarnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Dampak psikologis yang lebih berat adalah kemungkinan untuk timbulnya masalah pada korban, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, dan ingin bunuh diri.

Ada berbagai program yang harus diciptakan didsekolah maupun dikampus yaitu Program anti-bullying dengan menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke dalam pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid. Dan ada solusi yang menarik yang tidak akan membosankan dan tetap modern dikala generasi muda yaitu Art Therapy.

Oleh karena beberapa faktor diatas, saya ingin mengurangi rasa depsresi yang mereka rasakan. Hal apa yang telah saya  perbuat, salah satunya adalah melalui art therapy . Art therapy ini adalah sebuah seni teater yang  menggabungkan seni dan unsur psikologis, teater ini lebih sering disebut  penyembuhan. Penyembuhan yang kami berikan berbeda sebab berkolaborasi dengan seni musik, seni peran dan mengulang peristiwa dari sang korban. Saya dan teman-teman telah beberapa kali tampil sekaligus membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan psikologi , seperti tampil di taman sari lippo karawachi tangerang, panti korban pemerkosaan, rumah sakit jiwa, cry for humanity concert belanda-indonesia, terapi psikologi di fakultas psikologi Universitas Esa Unggul, serta lainnya.

Art Therapy inipun bisa digunakan sebagai salah satu media untuk menyalurkan bakat serta aspirasi anak muda diera globalisasi ini. Harapan saya adalah melalui Art Therapy ini Generasi Muda Indonesia bisa memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap Indonesia

  

Yudha palistiandika

Universitas Esa Unggul

Jakarta

-Action now-